NovelToon NovelToon
My Beloved Ex-wife

My Beloved Ex-wife

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Patahhati
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Tiwie Sizo

MISI KEPENULISAN NOVELTOON

Enam tahun hidup sebagai istri yang disia-siakan, cukup sudah. Saatnya bercerai!

Zetta menghabiskan waktu yang tak sebentar untuk mengabdikan dirinya pada Keenan Pieters, lelaki yang menikahinya, tapi tak sekalipun menganggapnya sebagai seorang istri.

Tak peduli Zetta sampai menjadi seperti seorang pelayan di keluarga Keenan, semua itu tak juga membuat hati Keenan luluh terhadap Zetta. Sampai pada akhirnya, Zetta pun memutuskan untuk menyudahi perjuangan cinta sepihaknya tersebut.

Namun, saat keduanya resmi bercerai, Keenan malah merasakan jika ada sesuatu yang hilang dari dalam hidupnya. Lelaki itu tanpa sadar tak bisa lepas dari setiap kenangan yang Zetta tinggalkan, di saat sang mantan istri justru bertekad membuang semua rasa yang tersisa untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Tatapan Keenan dan tatapan Zetta bertemu selama beberapa saat. Seperti halnya Zetta, Keenan juga tampak terkejut melihat keberadaan Zetta di ruangan itu. Terlebih di sana ada empat orang lelaki yang beberapa di antaranya terkenal memiliki reputasi yang tidak baik terhadap perempuan, dan Zetta perempuan sendirian di antara mereka.

Tapi rupanya bukan hanya Zetta yang terkejut dengan kehadiran Keenan. Para CEO di ruangan itu pun ikut terkejut. Semuanya tak menyangka Keenan akan datang di saat mereka sedang ingin mengerjai mantan istri lelaki itu, meski hanya lewat sebuah permainan kartu. Para CEO tersebut segan terhadap Keenan meskipun usia lelaki itu jauh lebih muda. Hal itu karena Keenan mempunyai kemampuan bisnis yang mumpuni dan cukup berpengaruh di kalangan para pengusaha.

Menyadari jika dirinya telah menatap Keenan selama beberapa saat, Zetta pun langusng mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berpura-pura tak terpengaruh pada kehadiran lelaki itu. Meskipun tentu saja sebenarnya Zetta bertanya-tanya dalam hati, kenapa Keenan bisa muncul mendadak di hadapannya seperti ini? Apakah ini hanya kebetulan atau ada unsur kesengajaan?

Keenan juga mengalihkan pandangannya dari Zetta, lalu mendekati meja yang dijadikan sebagai tempat permainan kartu.

"Selamat siang, Tuan Andara." Keenan menyapa CEO Andara yang merupakan calon rekan kerja Zetta. "Selamat siang, Tuan Keenan. Maaf, saya tidak tahu kalau Anda mau datang ke sini," sahut Andara.

"Ah, tidak. Sayalah yang harusnya minta maaf karena telah datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu."

Keenan dan Andara memang telah menjalin kerjasama sejak lama, tapi hal itu tak diketahui oleh banyak pihak, termasuk Zetta. Perempuan itu tidak tahu jika calon rekanan bisnisnya adalah kolega dari mantan suaminya.

"Karena Anda sudah datang kemari, bagaimana kalau bergabung bermain kartu bersama kami?" tawar Andara.

Keenan mengambil sebuah kursi dan meletakkannya di samping Zetta, mengambil celah antara Zetta dan CEO Graham. Lelaki itu duduk di sana karena diam-diam sempat melihat apa yang Graham coba lakukan pada mantan istrinya itu.

"Saya cukup melihat saja, tidak ikut bermain," ujar Keenan sambil menoleh ke arah Zetta sekilas. Dapat dia lihat pakaian yang Zetta kenakan saat ini telah basah di beberapa bagian. Keenan langsung merasa jika saat ini Zetta pasti sedang sangat kedinginan.

"Oh, iya, Tuan Andara. Bisa minta tolong panggilkan salah seorang bawahan Anda yang bisa disuruhsuruh?' pinta Keenan kemudian.

Andara terlihat sedikit bingung, namun tetap melakukan apa yang diminta oleh Keenan. Dipanggilnya salah seorang bawahannya yang biasa dia suruh-suruh.

"Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya bawahan Andara sesampainya di hadapan sang bos.

"Tuan Keenan sepertinya memerlukan sesuatu," sahut Andara sambil menunjuk ke arah Keenan.

Bawahan Andara pun beralih pada lelaki itu.

"Tolong bawakan saya sebuah handuk," pinta Keenan.

"Handuk?"

"Iya, handuk. Bawakan segera, saya membutuhkannya," ujar Keenan lagi.

Semua orang yang ada di ruangan tersebut tampak saling pandang. Sudah bisa ditebak jika handuk yang diminta oleh Keenan adalah untuk mantan istrinya yang saat ini mengenakan pakaian basah.

"Baiklah, akan segera saya bawakan," ujar bawahan Andara akhirnya. Dia sedikit membungkukkan badannya, sebelum kemudian meninggalkan tempat itu untuk mengambilkan sesuatu yang dipinta oleh Keenan barusan.

Permainan kartu pun kembali dilanjutkan. Zetta kembali memainkan kartunya, dan kali ini sepertinya para CEO yang menantangnya bermain kartu tadi juga sudah mulai mengalah. Melihat kehadiran Keenan, mereka jadi tak berambisi lagi membuat Zetta kalah.

Diam-diam Keenan ikut memperhatikan kartu yang ada di tangan Zetta dan sedikit merapatkan kursinya dengan kursi sang mantan istri.

"Ambil kartu baru," ujar Keenan kemudian pada Zetta.

Zetta menoleh ke arah lelaki itu sekilas sebelum kemudian mengambil sebuah kartu tambahan. Tanpa diminta oleh Keenan pun dia memang hendak melakukannya.

"Buang kartu yang ini," ujar Keenan lagi.

Sekali lagi Zetta menoleh ke arah lelaki itu dan menatapnya aneh. Dia tahu kalau Keenan pandai bermain kartu, tapi tak perlu mengajarinya seperti ini juga. Lagipula, memangnya sejak kapan lelaki ini peduli padanya?

Zetta sedikit menggeser tubuhnya agar tak terlalu rapat dengan Keenan. Dia membuang kartu yang sama seperti yang Keenan sarankan karena memang kartu tersebut adalah kartu yang paling jelek. Namun begitu, Zetta bersikap biasa saja seolah-olah Keenan tidak ada.

Keenan yang menyadari Zetta mengabaikannya hanya bisa menghela nafas. Dia ingin menjauh, tapi tiba-tiba didengarnya Zetta batuk beberapa kali. Bersamaan dengan itu, bawahan Andara pun datang dengan membawakan handuk yang Keenan minta.

"Terima kasih," ujar Keenan pada lelaki itu, lalu langsung memakaikan handuk tadi pada Zetta.

Zetta meletakkan kartu di tangannya dan menghela nafas panjang. Tampaknya saat ini dia tak bisa melanjutkan negosiasi dengan CEO Andara. Awalnya dia masih bisa menahan kondisi tubuhnya yang kedinginan karena kehujanan, tapi kehadiran Keenan di dekatnya saat ini benar-benar membuatnya merasa sangat tidak nyaman, terlebih lelaki itu sejak tadi terus saja memperlihatkan sikap sok perhatian padanya.

"Tuan Andara, sepertinya sekarang ada yang mesti Anda bicarakan dengan Keenan, jadi saya rasa pembicaraan kita dilakukan lain hari saja," ujar Zetta kemudian sambil berdiri dan melepaskan handuk yang diselimuti Keenan tadi, lalu meletakkannya begitu saja.

"Anda sudah mau pergi?" tanya Andara.

"Iya, kebetulan saya juga masih harus menyelesaikan urusan lain. Jadi pembicaraannya kita tunda saja dulu."

"Ah, baiklah. Saya akan memberi kabar kapan kita bertemu lagi," sahut Andara.

Zetta mengucapkan terima kasih atas pengertian Andara, lalu pamit undur diri. Perempuan itu kemudian berlalu dari ruangan tersebut tanpa menoleh lagi ke arah Keenan.

Keenan menatap punggung Zetta hingga menghilang di balik pintu, kemudian menoleh ke arah Andara pula.

"Sepertinya saya juga akan kembali lain waktu saja. Tuan Andara sedang banyak tamu, jadi tidak mungkin bisa berbicara dengan saya," ujar Keenan kemudian sambil memandangi secara bergantian para CEO lain yang ada di ruangan itu.

Para lelaki tua itu terdiam. Entah kenapa, mereka merasa jika saat ini Keenan sedang merasa tidak senang pada mereka semua.

"Oh, iya, Tuan Andara. Saya harap Tuan tidak lagi berusaha menindas mantan istri saya seperti tadi. Jika Anda bermain-main dengan Zetta, berarti Anda juga sedang ingin bermain-main dengan saya. Saya sungguh tidak akan menoleransi hal itu, meskipun di masa lalu kita sudah banyak menjalin kerja sama," ujar Keenan lagi dengan nada serius, sebelum akhirnya keluar juga dari ruangan itu.

Andara tampak tertegun sambil menelan ludah dengan agak kesusahan, begitu juga dengan para CEO yang lain. Mereka tak menyangka jika Keenan masih melindungi Zetta meskipun perempuan itu sudah tak lagi menjadi istrinya.

Sementara itu, cuaca di luar tampak semakin buruk. Hujan turun semakin lebat disertai dengan angin yang kencang. Zetta tampak berteduh sambil melihat ke arah mobilnya yang terparkir. Batuknya semakin parah, jelas sekali jika kondisi tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.

Keenan melihat semua itu dan langsung menghampiri Zetta.

"Kondisi tubuhmu sedang sangat buruk, sebaiknya jangan menyetir. Biar aku antar kamu pulangtawar Keenan.

Zetta menoleh dan kembali menatap aneh ke arah Keenan.

"Tidak, terima kasih. Aku baik-baik saja dan bisa menyetir sendiri," sahut Zetta.

Keenan menghela nafasnya mendengar penolakan dari mantan istrinya itu.

"Kamu tidak perlu merasa sungkan, Zetta. Jika kamu memerlukan bantuan, apapun itu, kamu bisa mengatakannya padaku. Aku pasti akan membantumu," ujar Keenan lagi.

Sekali lagi Zetta menatap Keenan dengan tatapan aneh, tapi kali ini dia tak sempat menjawab apaapa karena tiba-tiba saja Theo menghubunginya.

"Iya, Theo, ada apa?" tanya Zetta dengan ekspresi wajah yang seketika berubah.

"Ah iya, aku memang pergi sendirian, tidak mengajak Arshi. Aku sudah mau kembali, tapi kehujananBadanku juga sudah sangat kedinginan karena terkena air hujan," ujar Zetta lagi.

Keenan tercenung mendengar nada bicara Zetta pada Theo yang agak manja. Zetta tak pernah memperlihatkan sisi dirinya yang seperti ini pada Keenan sebelumnya. Tanpa sadar Keenan merasa sedikit marah, terlebih saat ingat semua penolakan Zetta tadi terhadapnya. Dia agak kesal karena sikap Zetta saat ini telah sangat berbeda, padahal dulu Zetta begitu patuh dan tak pernah membantah apapun yang dia katakan.

Ah, Keenan lupa jika saat ini Zetta bukan lagi istrinya, tapi mantan istri.

1
Melani Sunardi
Luar biasa
YuWie
padajal zet2 sendiri pernah bodoh mencintai membabi buta krn makan kotoran babi ya zet
YuWie
greget ya thor
YuWie
banyaknyg janggal settingan kejadian2 di kisah ini
YuWie
dikit2 perayaan. habis itu mabuk ya zet
YuWie
mau mandeg baca tapi kok ya nanggung. masalahnya protagonis dibikin bodoh dan jatuh ke lubang ya sama sih ya. Hawanya jadi emosi, kak othor berhasil membawa pembaca ke alur yg mau kemana mana
YuWie
semakin gak jelas si protagonisnya
YuWie
semakin melebar2 alurnya ya
YuWie
katane mau berkelas zet2..mainnkartu aja di lawan kalah lagi. kelebihanmu apa sih zet. mbok gak usah banyak Bct..action gitu
YuWie
kenapa darah zet cocok dg darah hel.. apakah ortunya gak ada yg cocok darahnya. selama 6th zet donor lho.. apakah zet adl alena
YuWie
yg didatangi zet tadi itu perusahaan besar atau kecil sih kok sampe2 tamu perusahaan tidak dipinjami payung gitu. wkwkwkk..malezz aja klo adan interaksi ken dan zet
YuWie
zet2..begitu tifak waspadakah dirimu ini. kupikir garangmu beneran. tapi yo aneh siap yg minta dikaji ulang perjanjian kerjasama..kok ya mau2 nya kamu dtg di sarang penyamun gak.jelas. Seperti nya zet ini mau perang tapi buta blas dg medannya.
YuWie
alex ini jgn2 keturunan kaya raya kali ya
YuWie
iya kah zet, ntar ketemu ken kau diam aja dituduh2..masih lemah pembalasanmu
YuWie
Luar biasa
YuWie
disini benang merahnya..sesuai namanya go to hel ternyata yg menyabotase kecelakaannya sendiri u menjebak zet2 yg tergila2 dg ken
YuWie
belum tau si ken2 siapa zet2 kali ya... gak rela klo akhirnya zet balik sama ken.. hadirkan laki2 sempurna lainnya lah
YuWie
benarkah hel dr keluarga berada..jgn2 kebalik lagi si zet2 yg kaya raya
YuWie
lha lha..zetta termyata anak org kaya ya...dan ber power. kok dianghap benalu di keluarga kenan. tak taukah mereka ttg zet2 dan kemana ayahnya zet2
YuWie
rasanya membaca awal2 bab ponginnya memberi tanda seru aja ya sama setiap comment..😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!