NovelToon NovelToon
Aku Bukan Rahim Cadangan

Aku Bukan Rahim Cadangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: via32

Bukan rahim cadangan

Part 1

"Selanjutnya... Pricilia Debby permata dari Fakulitas kesehatan , dengan indeks prestasi akademi (IPK) 3.96" Kata pembawa acara, tepuk tangan bergemuruh memenuhi gedung megah itu kala aku naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan sebagai mahasiswa terbaik.

Ya, Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagiku, namaku dipanggil sebagai mahasiswi dengan predikat terbaik.

Lulus kuliah tak lantas membuatku tenang, justru setelah ini lah kehidupan ku yang sesungguhnya akan dimulai. Ku nikmati soreku di teras panti selepas pulang dari acara wisuda kelulusanku, sembari memikirkan bagaimana cepat mendapat pekerjaan setelah ini.

"Debby!" Tiba- tiba seseorang memanggilku, aku menoleh kearahnya, dan tenyata dia adalah Mbak Linda, Ia adalah salah satu donatur terbesar di panti, menantu dari keluarga Atmajaya.

"Ehhh....Mbak..." Teriakku pada mbak Linda yang berlari kecil menghampiriku.

Angin bertiup sepoi", hingga membuat suasana sore yang sangat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon via32, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prov Tedi

Aku terbangun saat alarm subuh yang ku pasang berdering, seberapa larut pun aku tidur, aku tetap akan terbangun di waktu subuh dan tak pernah bisa untuk bangun kesiangan. Ku buka mata dan ku ambil air wudhu, ku bentangkan sajadah di ruang tamu, karena tak mungkin aku beribadah di dalam kamar, karena ada Debby yang masih membutuhkan istirahat, yang mungkin saja akan terbangun jika aku beraktifitas di sana.

Usai menunaikan sembahyang subuh, tak lupa ku baca Al-Quran walau hanya beberapa ayat, kebiasaan yang ku lakukan sejak aku keluar dari keluarga Adijaya, kebiasaan yang mampu membuat hatiku lebih tenang dan damai.

setelah ku selesaikan aktifitas ku, aku bergegas mendatangi Debby yang masih tertidur di kamar untuk memeriksanya. Setelah kupastikan suhunya normal, aku pun bergegas ke supermarket yang ada di lantai bawah apartemen untuk membeli bahan-bahan makanan. Saat aku tiba di lantai bawah, seseorang memanggilku.

"Mas." Panggilnya, aku pun menoleh ke arah suara itu. Ternyata, dia adalah karyawan cafe semalam.

"Mas, ini kunci motornya, motornya sudah saya taruh di parkiran apartemen. Maaf, semalam ban motornya bocor, jadi perlu di tambal, karena terlalu malam, jadi baru bisa saya anter pagi ini" Katanya seraya memberikan kunci motor Debby padaku. Ia pun tersenyum melihatku dan sepertinya aku tau apa maksudnya.

"O iya Mas, makasih, ini upah yang saya janjikan, ambil! dan ini untuk kalian, karena telah menjaga perempuan yang semalam sampai saya datang." Kataku, ku berikan beberapa lembar uang seratus ribuan untuk mereka, mereka pun tersenyum senang.

"Wah, makasih banyak lo Mas, kalau gitu saya permisi, saya doakan, rumah tangganya langgeng terus sampe maut memisahkan, nggak ada ribut- ribut lagi dan cepat dikaruniai momongan, Aamiin." Ujarnya sambil menengadahkan tangan, tanpa ku sadari, ku tarik senyum simpul mendengar ucapan itu. Dan aku hanya bisa diam, membiarkan mereka pergi dengan membawa ke salah pahaman tentang aku dan Debby. Bukannya mau membiarkan kesalah pahaman itu tapi, aku hanya tak mau menciptakan masalah baru.

Kembali dari supermarket, aku segera ke dapur, menyiapkan sup ayam dan bubur untuk Debby, sedangkan aku sudah biasa sarapan hanya dengan spageti dan susu yang ku buat sendiri.

Setelah semua siap, aku segera minta ijin pada rumah sakit, ku kirim pesan pada dokter Firman, karena hanya nomornya lah yang aku punya.

Tedi: [Dok, Hari ini saya ke rumah sakit agak siang, masih ada kepentingan]

Dokter Firman: [Kepentingan apa?]

Tedi: [bukan urusan kamu Dokter!]

Aku tak mungkin meninggalkan Debby disini sebelum dia bangun dan tanpa penjelasan sedikitpun dariku.

Aku siapkan makanan untuk Debby di meja kamar lalu aku mandi. Ku lihat Debby masih terlelap, segera ku ambil pakaianku di lemari sebelum Debby bangun dari tidurnya.

"Aaaa... Ngapain kamu ganti baju di situ? " Teriakan Debby memecahkan telingaku. Aku pun berbalik melihat Debby. Ku pakai kemeja dengan cepat lalu mendekatinya.

"Debby diem, ini saya, Tedi!" Kataku pada Debby yang sedang menutup mata dengan tangannya.

"Dokter? Ngapain dokter disini?" Tanyanya membuka mata.

"Ini rumah saya!" Jawabku tegas dan Debby terlihat mengamati ruangan di sekitarnya.

"Kok saya bisa ada di rumah dokter?" Tanyanya kemudian.

"Kok saya bisa ada di rumah dokter?" Kataku menirukan gaya bicaranya."kamu pingsan semalam, kedinginan, dan merepotkan" Jelasku singkat.

"Hah?" Ia tampak terkejut dan memeriksa seluruh pakaiannya.

"Saya dokter, nggak perlu melakukan itu kalau hanya untuk membangunkan orang pingsan dan kedinginan, lagi pula saya nggak nafsu sama kamu, uda jelek, pendek, berat lagi, masih utuh kan baju kamu." Jawabku, tadinya aku ingin mengerjainya dengan mengatakan bahwa semalam aku sudah menidurinya. Namun, setelah tak sengaja ku lihat mata Debby bengkak, Maka aku mengurungkan niatku.

"Dokter gendong saya?"

"Siapa lagi kalau bukan saya?"

"Udah makan ni jangan banyak berfikir macam-macam , ni udah saya siapin bubur, sup, dan susu buat kamu. Habisin, tekanan darah kamu sedikit turun." Kataku, aku tak mau menanyakan apa yang terjadi, Karena itu bukan ranahku. Walau sebenarnya aku sangat Ingin sekali bertanya, apa aku ada hubungannya dengan masalahnya kali ini, tapi aku tak tega, mengingat keadaannya semalam yang begitu memprihatinkan.

"Saya ke rumah sakit dulu, kunci motor kamu ada di atas meja, kalau masih sakit minta ijin aja." Kataku.

"Anak baru mana boleh minta ijin?" Gerutunya.

"Perlu saya yang minta?" Tawarku.

"Nggak perlu, nggak perlu." Tolaknya cepat.

"Kenapa? Lagi pula sejak kapan kalau sakit nggak boleh ijin? Peraturan dari mana? Coba kamu jelasin, saya mau denger, ada di rumah sakit peraturan yang seperti kamu bilang barusan? Hah?" Tanyaku yang merasa bahwa Debby sedang mengada- Ngada.

"Nggak gitu juga Dok, Saya sehat kok dok"

"kena pasal penyebar hoax baru tau rasa kamu!"

Tiing...tong...

Bunyi bel apartemen pun memutuskan perbincangan antara aku dengan Debby.

"Siapa? Jangan- jangan mama?" Batinku.

"Deb mana ponsel kamu" pintaku

"Untuk apa?" Jawabnya

"Nggak usah banyak tanya." Ia pun memberikan ponselnya padaku

"Diem di sini aja, jangan bersuara, jangan keluar, kunci pintunya dari dalam setelah saya keluar!" Perintahku pada Debby, ia mendengarkan dengan seksama dan menganggukkan perlahan kepalanya.

Aku pun segera keluar dari kamar, dan melihat siapa yang datang. Setelah aku periksa, benar saja didepan pintu apartemen sudah ada mama yang berdiri dengan anggunya . Ku buka pintu perlahan.

"Mama, " Sapaku.

"Sayang, kamu ngapain sih lama banget buka pintunya? Mama udah bawa Nuget ayam sayur kesukaan kamu" kata Mama yang melangkahkan kakinya hendak masuk ke apartemen, aku pun segera mencegahnya.

"Sarapan di luar yuk Ma, Tedi Pengen makan sama mama di luar." Kataku kemudian menarik tangan Mama dan membawa mama keluar lalu segera ku tutup pintu apartemen.

"Loh, kan mama udah bawa ini buat kamu kenapa malah mau makan di luar?"

"Makan di mobil aja ma, nanti Tedi telat, lagian kenapa juga bawa Nuget? Tedy bukan anak kecil lagi." Kataku berjalan bersama mama dan menggandeng tangan Mama keluar gedung apartemen.

🥀🥀🥀

Terima kasih kakak-kaka sudah mau mampir dan baca ceritaku,mohon maaf jika ada salah kata🙏🏻😊

1
iffah_AZ19May
semangat ya Thor
Tuti Mahalia
mana lajutan nya ni
Kismayanti _
Luar biasa
Eriwanti Chen
lanjut
Anonymous
hello
Anonymous
mana kelanjutan nya nih
Yanti Mamanya Alief
koreksi thor bukannya teddy tinggal di USA? kenapa sekarang london
Azka Naufal
apakah distop sampe sini ???
Nadilla Al Zahira
thor lanjut dong
Sumarkuntuams
lanjut
Asni Melina Arios
hadeeehhh kk uda lama 1 bab lagi di sengaja baca nya sekali 3 hari tetap aj cuma 1 bab...
Avina Dwi
lanjutt
Avina Dwi
lanjuttt
Eni Sulastri
pov terus ,tujuannnya apa sih?
Eni Sulastri
pov semau jdi kurang nyaman bacanya
GRL VJAESUKE
aaa dokter bikin salting
Fisca Cristina
debi juga sih begitu.... sudah sipeejuangkan disayang masih mau dengar omongan orang....
Avina Dwi
lanjuttt
Rina Juwita
lama kali kelanjutannya
Avina Dwi
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!