NovelToon NovelToon
Sonev

Sonev

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Umu Salma

Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Vano yang malu

"Kita nikah udah satu bulan lebih, kenapa lo milih tidur di sofa daripada di tempat tidur?"

Vano bertanya setelah melihat Sonev sedang bersiap untuk.tidur kembali di sofa.

"Suka suka gue mau.tidur di mana, udah malam, gue ngantuk besok harus bangun pagi karena ada ulangan matematika besok. Jadi tolong jangan ajak.gue berdebat, mendingan lo tidur juga biar besok pagi bisa bangun cepat." Sonev menutup tubuhnya dengan selimut tanpa mempedulikan omelan Vano.

Vano yang masih mengoceh, mendengar dengkuran halus dari Sonev, merasa sangat jengkel dan juga kesal, akhirnya Vano mengangkat tubuh Sonev dari sofa kemudian di pindahkan ke.atas tempat tidur, kemudian menyelimuti Sonev. "Selamat.tidur istri bawel ku." Vano.mengecup kening Sonev dengan perlahan khawatir akan membangunkan Sonev seperti malam.malam.sebelumnya yang selalu di lakukan Vano.jika Sonev sudah tidur.

Ya, Vano selalu mengecup kening Sonev dengan perlahan tanpa di ketahui Sonev jika istri bawelnya itu sudah terlelap.

Vano senyum senyum sendiri karena sudah berhasil memindahkan Sonev ke atas.tempat tidurnya, tepat di sebelahnya.

Vano memejamkan matanya menyusul Sonev ke alam mimpi. Malam semakin larut udara semakin dingin. Vano yang merasa kedinginan memeluk Sonev yang terlelap dalam tidurnya. Sonev merasa nyaman dalam pelukan Vano.

Suara adzan subuh berkumandang membangunkan semua insan yang masih bergelung dalam selimut. Mata Sonev mengerjap, perutnya terasa sangat berat, dan apa yang ada di dadanya, sepertinya Ada sesuatu yang memegangnya, ketika menyadari ada sesuatu yang mencengkram dan sesaat kemudian Sonev berteriak.

 Aaaaaaaaaaaa

TIdak hanya Sonev saja yang berteriak, Vano pun berteriak.

 "Ada apa...?"

Dengan suara parau khas bangun tidur, dengan tidak merasa bersalah Vaino bertanya.

    "Elo bertanya?" Sonev merasa kesal.dengan pertanyaan Vano.

   "Lihat posisi tangan lo ada di mana?"

 "Tangan.gue?" Vano melihat ke arah tangannya yang ternyata berada di dada milik.Sonev.

   "Hah...., ternyata gue bener megang benda kenyal ini, gue tadi mimpi lagi pegang squish yang terasa sangat kenyal kenyal empuk." jawab Vano cengengesan.

   "Sialan elo, anggap gue apa, eh eh sebentar sebentar, bukannya semalam gue tidur di sofa, tapi kenapa gue ada di tempat tidur. Atau jangan jangan elo yang elo yang udah mindahin gue ke tempat tidur?" Sonev bertanya.penuh selidik.

  "Elo nuduh gue kalau yang mindahin elo ke tempat tidur itu gue?"

  "Mana mau gue mindahin elo yang ada rugi harus berbagi tempat tidur. Bukannya elo semalam pindah, tidur kok sambil berjalan."

 Vano merasa tidak bersalah. Sonev hanya terdiam.

 "Apa benar gue tidur sambil jalan. Masa sih gue seperti itu."

 Sonev bertanya pada diri sendiri sambil berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Sedangkan Vano.hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.

Selesai bersih bersih badannya, Sonev segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Lalu.berganti pakaian seragam sekolah. Vano yang melihat Sonev sudah ganti dengan pakaian seragam merasa heran, karena hari masih pagi waktu masih menunjukan pukul setengah enam pagi.

"Hari masih pagi, elo mau kemana sudah pakai seragam. Mau nemenin mang Jaja di sekolah bersihin kelas?"

Sonev tidak menjawab pertanyaan Vano, selain karena masih merasa kesal dengan kelakuan Vano tadi pagi, juga karena ingin menghindari bu Kania saat sarapan pagi, dirinya lebih memilih sarapan di tempat jualan bubur mang Ujang yang ada di depan sekolah dari pada harus mendengarkan ocehan bu Kania.

Dirasa sudah siap semuanya, Sonev turun ke bawah sebelum yang ada di meja makan.

Vano yang tidak mendapatkan respon dari Sonev, memukul tangannya ke udara karena kesal. "Sialan si Sonev gara gara gue pegang squishi nya dia marah. Awas lo nanti malam gue kerjain lagi."

Vano beranjak dari tempat tidur kemudian berjalan ke kamar mandi untuk bersiap berangkat ke sekolah.

Sementara itu Sonev yang baru saja sampai di depan sekolah, berjalan mendekati bubur mang Ujang yang terlihat sudah ramai pengujung yang sedang makan bubur.

"Mang buburnya satu komplit, minumnya teh manis."

"Siap neng...."

Mang Ujang tampak meracik bubur pesanan Sonev, kemudian menyajikannya di meja untuk di santap Sonev. "Sendiri aja neng, biasanya bertiga."

"Sebentar lagi mereka datang mang, mungkin mereka masih di jalan." Sonev menjawab sembari menyuapkan bubur ke dalam mulutnya.

Bagi Sonev, bubur mang Ujang tiada bandingnya, karena selain harganya yang murah juga rasanya memang lezat, tidak kalaih dengan bubur dari restoran.

Tidak lama kemudian suara klakson mobil Sonia mengalihkan Sonev dari bubur yang sedang di santapnya.

"Nah itu orangnya mang, panjang umur juga dia. Baru omongin eh nongol."

"Siapa yang nongol?"

Sonia yang baru turun dari mobil yang di antar sopir, berjalan ke arah Sonev yang masih makan bubur.

"Kirain elo cuma numpang nunggu di mang Ujang, ternyata elo sarapan juga di sini."

"Gue kelaparan kalau mesti nunggu elo datang. Dari pada gue pinsan nunggu elo datang, mendingan gue makan bubur mang Ujang. Ya mang."

"Iya neng, oh iya neng Sonia mau sarapan bubur juga?"

"Nggak mang, makasih, Sonia sudah sarapan tadi di rumah." Tolak Sonia.

"Nev, gue bawa makanan buat elo, terus ini gimana?"

"Makanan apa?"

"Makanan berat sih, cocok buat makan siang."

"Ya udah buat ntar makan siang gue aja, kan sayang kalau nggak di makan."

"Nih ambil."

"Thank you, elo emang besty gue yang paling top markotop."

"Ada maunya aja lo, muji muji gue." bibir Sonia maju dua senti.

"Lah, dari pada jelek jelekin orangnya, ya.mendingan muji orang nya. Iya nggak mang?"

"Mang Ujang hanya tertawa saja tidak menanggapi mereka berdua, keduanya hanya nyengir.

"Udah yuk, kita ke kelas, udah ada orang kali ya."

"Udah banyak yang masuk, ayo. Mang ini uangnya. makasih ya bubur mang Ujang d'best lah."

Sonev mengacungkan dua jempolnya kemudian berlari ke gerbang sekolah. Saat akan masuk ke gerbang, tiba tiba saja Vano datang dengan motor gede nya, beberapa siswi perempuan menghampiri Vano dan tampak memberikan hadiah untuk Vano.

Sonev terlihat cuek saja, tidak terganggu dengan kehadiran Vano.

Suara klakson mengagetkan Sonev, ternyata bu Kania yang di antar pak Gunawan Sonev dengan segera menghampiri pak Gunawan yang duduk di belakang kemudi.

"Papah..." Sapa Sonev setelah pak Gunawan menurunkan kaca mobil.

"Kenapa tadi nggak ikut sarapan, papah kehilangankamu lho."

"Maaf pah, tadi Sonev buru buru, janjian sama teman."

"Janjian sama teman atau tidak mau bertemu dengan bu Kania?"

Sonev hanya menunduk tidak menjawab pertanyaan pak Gunawan.

"Ya sudah, tanpa di kasih tahu juga, papah sudah tahu jawabannya, sudah sekarang masuk sana. Nanti bu Kania marah muridnya malah ngobrol di sini."

Pak Gunawan.dan Sonev tertawa bersama. "Pah kenapa nggak cepat berangkat, katanya ada apel pagi, kok malah ngobrol." bu Kania bicara dengan ketus.

"Iya ini juga mau berangkat, papah berangkat dulu ya, belajar yang rajin"

"Iya pah."

"Kamu bukannya masuk kelas, malah ngobrol sana suami saya." Bu Kania masih ketus.

"Maaf bu, saya permisi ke kelas."

...****************...

Hai Reader yang baik, terima kasih ya masih setia membaca karyaku ini, biar othor tambah semangat nulisnya, jangan lupa like dan komen yang membangun. Thank U All Love U.

HAPPY READING

1
Renji Abarai
Menyentuh hati ❤️
Umu Salma: terima kasih,
total 1 replies
Mamimi Samejima
Karya indah dengan plot yang tak terduga!
Umu Salma: Terima kasih/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!