Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lily Amberlyn
Seorang gadis muda turun dari taksi sambil membawa tas ransel berukuran cukup besar. Gadis berusia 19 tahun itu terlihat menghela nafasnya sambil menatap uang receh yang berada di tangannya. Ternyata menaiki taksi kurang dari setengah jam membuatnya kehilangan hampir seluruh uang sakunya. Gadis yang di kuncir kuda itu memasukkan uang miliknya yang tersisa ke dalam saku celana. Ia kembali memakai tas ransel besarnya.
Tatapan gadis itu mengarah pada sebuah pagar rumah yang terlihat sangat luas dan tinggi. Ia mengambil kertas di saku celananya dan mencoba mencocokan alamat tersebut,
"Sepertinya ini memang benar alamatnya" ucap gadis itu pada diri sendiri.
Ia terlihat gugup sebelum memutuskan mendekati pagar itu dan memencet bel,
Ting Tong!
Gadis itu menunggu beberapa saat sebelum seorang pria berseragam keluar dan melihatnya. Pria berseragam itu memiliki tubuh yang besar dan tegap. Gadis itu terlihat sedikit takut, namun ia berusaha menatap pria tegap tersebut,
"Pe.. permisi.. apakah benar ini alamat rumah keluarga Thomson?" tanyanya pelan.
Pria tegap itu menatap penampilan gadis depannya dengan kening berkerut,
"Siapa kau? Ada keperluan apa gadis sepertimu ke rumah ini?" tanyanya tajam.
Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya menjawab,
"Na.. namaku Lily Amberlyn. Aku adalah anak dari seorang pelayan yang bernama Linda. Aku.. kemari untuk menggantikan ibuku bekerja selama satu tahun ke depan" ucapnya sopan.
Pria tegap itu terdiam sejenak sebelum ia menyentuh alat di telinga nya dan berkomunikasi dengan seseorang. Lily menunggu beberapa saat dengan canggung. Pria tegap itu akhirnya kembali menatap Lily dan mengizinkannya untuk masuk.
Pagar besar dan tinggi itu secara otomatis terbuka. Mata Lily seketika melebar dengan takjub saat melihat pemandangan di depannya.
Halaman luas dan terawat serta rumah yang sangat megah bak istana di depannya terpampang nyata. Lily merasa ada di negri dongeng. Rumah sebesar ini baru pertama kali ia lihat seumur hidupnya. Lily tidak percaya bahwa sang ibu bekerja di rumah megah seperti ini. Tapi, gaji ibunya tidaklah besar. Ibunya hanya seorang pelayan di bagian belakang rumah. Ibunya berkata bahwa ia hanya sekali di izinkan masuk ke dalam rumah saat membantu persiapan pesta ulang tahun pernikahan Nyonya dan Tuan Thomson beberapa tahun lalu.
Kedatangan Lily ke rumah ini bukan tanpa alasan. Dia kemari untuk menggantikan sang ibu bekerja di kediaman Thomson karena sang ibu tengah sakit dan harus benar-benar beristirahat. Ibu Lily mengalami sakit jantung, ia harus di operasi beberapa minggu yang lalu. Lily hanya tinggal bersama sang ibu, ia adalah anak tunggal, dan ayahnya telah meninggal dunia saat dirinya berada di sekolah menengah dasar.
Lily adalah anak yang cukup pemalu namun pandai. Ia tinggal bersama neneknya karena sang ibu harus bekerja di kediaman Thomson. Ibunya sudah bekerja bertahun-tahun di rumah ini. Keluarga Thomson sudah cukup mengenal ibu Lily. Dan saat ibu Lily jatuh sakit dan harus di operasi, keluarga Thomson yang membiayainya. Ibu Lily tidak dapat berhenti bekerja begitu saja karena sistem pekerjaan di kediaman Thomson harus sesuai dengan sistem kontrak yang telah mereka buat. Ibu Lily masih harus bekerja selama 1 tahun lagi sebelum kontraknya habis, jadi mau tidak mau Lily harus menggantikan sang ibu karena jika tidak sang ibu harus membayar denda pelanggaran kontrak yang cukup besar.
Ibu Lily tidak memaksa putrinya untuk bekerja disana, namun Lily berinisiatif untuk menggantikan sang ibu daripada mereka harus meminjam uang dengan nominal yang cukup besar. Lagipula pekerjaan ibunya hanya bersih-bersih di bagian belakang rumah dan merawat tanaman milik Nyonya tertua Thomson. Lily cukup mahir dalam merawat tanaman, jadi ia cukup yakin bahwa ia bisa menggantikan sang ibu bekerja.
Dan disinilah ia akhirnya, masuk ke dalam kediaman Thomson yang sangat besar dan megah. Pria berbadan besar tadi membawa Lily menemui seorang wanita paruh baya yang terlihat cukup elegan. Wanita paruh baya itu adalah kepala pelayan di kediaman Thomson. Ia menatap penampilan Lily dan membawa gadis itu ke ruangan nya,
"Duduklah" ucap wanita paruh baya itu.
Lily dengan canggung duduk di kursinya. Gadis itu terlihat sangat gugup namun berusaha untuk tetap terlihat tenang. Wanita paruh baya di depannya menatap penampilan Lily dari atas sampai bawah. Jujur saja, sejak tadi orang-orang yang berpapasan dengan Lily selalu menatap penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan hal itu sangat-sangat membuat Lily tidak nyaman,
"Namaku Donna, aku adalah kepala pelayan bagian belakang di kediaman Thomson ini" ujarnya memperkenalkan diri.
"Jadi, kau adalah putri dari Linda?" tanyanya yang di balas anggukan canggung Lily.
"I.. iya" jawab Lily.
Donna menatap kembali penampilan Lily dengan seksama. Lily mempunyai tubuh yang cukup mungil, tinggi badannya 158 cm. Rambutnya berwarna coklat terang dan matanya berwarna coklat gelap. Kulit Lily putih dan bersih, dan gadis itu memiliki warna bibir pink yang alami. Lily sangat cantik menurut Donna, jika gadis itu terlahir dari orang berada, maka Donna menjamin gadis itu bisa menjadi seorang selebriti ataupun model kecantikan.
Donna berdehem pelan dan membuka berkas milik Lily. Ia membacanya dengan seksama sambil menilai,
"Pendidikan terakhir hanya sampai sekolah menengah atas. Pernah bekerja sampingan sebagai kasir di supermarket dan penjaga di toko buku" ucap Donna sambil membaca berkas itu.
Donna menghela nafasnya dan menatap Lily yang terlihat menunduk dengan gugup,
"Apa kau yakin bisa menggantikan ibumu untuk bersih-bersih dan menjaga tanaman?" tanyanya cukup sinis.
Lily menatap Donna dan mengangguk pelan,
"I.. iya, aku bisa. Di rumah, aku yang selalu membersihkan rumah dan merawat banyak tanaman" jawabnya pelan.
Donna tersenyum mencemooh mendengar jawaban Lily,
"Mengerjakan hal itu disini dan di rumahmu adalah hal yang sangat jauh berbeda. Jika merawat tanaman disini kau harus sangat berhati-hati, karena tanaman milik Nyonya tertua Thomson harganya sangatlah fantastis, kau paham bukan?" tanyanya tajam.
Lily menunduk pelan dan mengangguk,
"Aku.. sudah belajar dari ibuku. Aku percaya, aku bisa melakukannya" balas Lily cukup yakin.
Donna pun menegakkan tubuhnya sambil menghela nafas,
"Baiklah jika kau sudah seyakin itu, maka jangan membuat kesalahan apapun" ujarnya mengingatkan dengan tajam.
Lily mengangguk dan meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melakukan hal ini. Setidaknya dia hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan kontrak sang ibu. Setelah itu, semuanya akan berakhir dan Lily serta ibunya bisa mulai hidup dengan damai.
~
Lily diantar ke sebuah kamar yang akan ia tempati. Kamar itu berada di bangunan belakang kediaman Thomson. Para pelayan di kediaman Thomson memang tinggal disini. Mereka di berikan kamar yang berukurang cukup besar. Satu ruangan kamar diisi oleh dua orang,
"Ini kamar mu, kau bisa mulai bekerja besok pagi. Nanti akan ada yang mengantarkan seragam yang harus kau pakai. Para pelayan disini harus bangun pukul 5 pagi. Mereka harus berkumpul di aula sebelum melakukan tugas mereka masing-masing. Apa kau mengerti?" ucap Donna pada Lily.
Lily pun mengangguk,
"Jika ada hal yang ingin kau tanyakan, kau bisa bertanya pada teman sekamarmu atau langsung datang padaku" ujar Donna sebelum meninggalkan gadis itu.
Lily menghela nafasnya dan masuk ke dalam kamar itu. Ia menatap dua kamar yang berada di sisi kiri dan kanan. Kamar itu di beri sekat dan ada meja belajar masing-masing di tempat tidur dan dua lemari di dekat tempat tidur masing-masing. Satu kulkas di sudut ruangan dan TV berukuran sedang yang menempel di tembok serta satu kamar mandi yang berada di sudut sebelah kiri.
Lily menatap tempat tidur yang terlihat dimiliki oleh orang lain karena ada berbagai macam barang disana. Ia pun mendekati kamar sebelahnya yang masih terlihat polos. Lily duduk di samping tempat tidur dan kembali menghela nafasnya,
"Kau bisa melewati ini Lily" ucapnya menyemangati diri sendiri.
Bersambung..
Halo, ini adalah novel baru author, semoga banyak yang suka ya ☺️
Jangan lupa like, komen, vote dan kasih gift untuk mendukung cerita ini ♥️