BALASAN UNTUK SUAMI PENGKHIANAT.

" Lepaskan mas, biarkan aku memberi pelajaran kepada wanita licik itu." Ucap Henny sambil berusaha melepaskan pegangan Gio.

" Cukup, Henny cukup. Biarkan Shinta membawa nya, itu memang hak nya, biarkan dia mengambil nya kembali." Ucap Gio. Henny menatap Gio dengan tajam.

" Kenapa mas? Tidak aku tidak mau, ini rumah ku. Siapa pun tidak boleh mengambil nya, ter masuk kamu Shinta." Ucap Henny. Sambil mengarahkan jari telunjuk nya ke arah Shinta.

" Hahaha.., Henny, Henny. Maka nya kalau kamu menginginkan sesuatu ya bekerja keras dong, bukan nya dengan merampas milik orang lain. Di dunia ini tidak ada hal yang kita dapat kan dengan instan Henny, bangun lah jangan bermimpi. Segala sesuatu itu semua butuh proses. Kalau pun kamu mendapatkan nya dengan mudah, kalau itu hasil dari merampas hak orang lain, itu tidak akan bertahan lama." Ucap Shinta.

Nyut Gio juga tersentil mendengar ucapan Shinta, apa yang Shinta katakan tepat mengenai jantung nya. Shinta memang sengaja mengatakan itu untuk menyindir mereka berdua.

" Diam kamu Shinta, jangan sok ceramahin aku. Dasar munafik, kau tidak tau apa-apa tentang aku." Ucap Henny sambil menatap Shinta tajam, Shinta tersenyum sinis ke arah Henny.

" Oh! Tapi sayang aku tau semua tentang kamu Henny, aku bahkan tau kalau ibu kamu dulu nya adalah mantan kupu-kupu malam Apakah kau ingin aku membeberkan semua nya?." Ucap Shinta sambil tersenyum ke arah Henny. Dia sangat puas melihat Henny yang sudah di kuasai amarah wajah nya sudah merah seperti kepiting rebus.

" Sialan kamu Shinta, jangan pernah menjelek-jelek kan ibu ku." Jawab Henny.

" Aku tidak menjelek-jelekkan Henny, aku berbicara fakta." Ucap Shinta dengan santai.

Sedang kan yang lain hanya diam menyaksikan perdebatan di antara ke dua wanita itu.

Gio baru tau fakta tentang wanita yang pernah dia cintai itu, pantas saja Henny begitu agresif di saat bersama nya. Henny selalu menggoda nya, hingga pada akhir nya dia tergoda oleh kecantikan dan kemolekan tubuh yang Henny miliki, Ternyata wanita itu sudah punya pengalaman dari ibu nya.

" Pantas anak nya jadi jal*ng, ternyata ibu nya juga mantan seorang jal*ng." Ucap bunda Fahira dengan sinis.

"Jaga ucapan anda nyonya, jangan pernah menghina ibu ku." Ucap Henny yang tak terima ibu nya di sebut sebagai jal*ng. Walau pun itu adalah fakta nya.

"Kenapa memang nya, lagian itu benarkan.?" Ucap Fahira dengan wajah santai, sambil memakan cemilan nya.

" Kauu.." ucap Henny sambil menunjuk ke arah bunda Fahira.

" Ets, Henny jangan berani kau mengacungkan jari kamu itu ke arah bunda ku, kalau kau masih mau jari-jari cantik kamu itu tetap berada di tempat nya, kamu ngak mau kan jari lentik kamu itu aku potong lalu aku kasi ke anj*ng peliharaan tetangga.?" Ucap Shinta, berhasil membuat Henny pucat pasi.

Dia tidak bisa membayangkan jari-jari cantik nya di makan sama para anj*ng.

Shinta melihat ke jam di pergelangan tangan nya, waktu sudah menunjukan jam satu siang, pantesan perut nya sudah ber demo minta di isi rupa nya saking asyik nya berdebat. Mereka melewatkan waktu makan siang nya.

" Huuu, bunda ku rasa tidak ada yang perlu di bahas lagi, kita balik yuk." Ucap Shinta sambil menatap bunda nya.

" Yuck lah, bunda juga udah muak melihat wajah perempuan itu." Ucap bunda Fahira sambil meraih tas nya.

"Oh ya bu, ibu ikut dengan aku sama bunda yah." Ucap Shinta sambil melihat ke arah bu Rahma.

Bu Rahma hanya menggeleng sambil tersenyum.

" Ngak usah nak, ibu masih ingin berbicara sama mereka. Nanti sore ibu akan langsung balik ke kampung lagi, terima kasih atas semua nya ya nak." Ucap ibu Rahma dengan tulus, sambil memeluk Shinta, wanita itu berusaha untuk tidak menangis di depan menantu nya itu. Shinta pun membalas pelukan bu Rahma.

" Sama -sama bu, kalau ibu butuh bantuan, ibu bisa datang menemui ku." Ucap Shinta.

Bu Rahma menganggukkan kepala nya.

Sedangkan Henny wanita itu mengepalkan tangan nya, rasa benci bercampur iri terhadap Shinta semakin besar.

Shinta dan juga bunda Fahira keluar dari rumah itu, di susul oleh bu Rahma dari belakang. Namun sebelum mereka beranjak keluar Shinta kembali mengingatkan ke Henny untuk segera pergi dari rumah nya itu.

Sesampai nya mereka di luar rumah bertepatan dengan salah satu anak buah Alex dan juga bi Sumi yang tadi pagi Shinta suruh mengemasi sekalian mengantar semua barang-barang Gio yang masih tertinggal di rumah mereka.

Shinta yang melihat bi Sumi turun dari mobil, dia langsung menghampiri nya.

" Eh non, ini semua barang-barang bapak. Mau di taruh di mana.?" Tanya bi Sumi.

" Bawa aja ke teras rumah itu, orang nya ada di sana." Jawab Shinta sambil menunjuk ke arah rumah itu.

" Baik non." Ucap bi Sumi.

Shinta pun beralih ke Indra salah satu anak buah Gio, yang selama ini menjaga rumah nya selagi dia berada di rumah bunda nya.

Rencana Shinta juga akan menjual rumah nya itu nanti.

" Indra, tolong barang-barang ini di bawa ke sana yah." Ucap Shinta.

" Baik bu." Jawab nya.

Lalu pria itu pun membantu bi Sumi mengangkat semua barang-barang milik Gio lalu membawa nya ke teras rumah yang ada di depan mereka.

Gio keluar dari rumah itu, setelah mendengar ada suara mobil berhenti di halaman rumah.

Dia tercengang melihat barang-barang milik nya di antar oleh bi Sumi beserta pria yang waktu itu menghalangi nya masuk kedalam rumah tempat nya tinggal sama Shinta selama ini.

Gio masih ingat dengan wajah pria itu.

" Ini apa-apaan Shinta, kenapa koper-koper ku di bawa semua ke sini.?" Tanya nya, dia tidak menyangka kalau Shinta akan mengusir nya dengan cara seperti ini. Apakah begitu benci nya Shinta terhadap nya sampai wanita itu tidak memperbolehkan dia pulang ke rumah mereka untuk yang terakhir kali nya.

" Iya mas, biar kamu ngak perlu repot-repot ke sana untuk mengemasi nya, jadi aku sudah menyuruh bi Sumi untuk mengemasi semua barang-barang kamu, tenang aja aku tidak akan mengambil satu pun barang yang memang milik kamu mas " Ucap Shinta.

" Tapi kenapa.?" Tanya Gio.

" Rumah itu juga akan aku jual." Ucap Shinta.

Akhir nya Gio diam tidak lagi protes.

Sedangkan yang lain nya hanya diam, tidak ada yang mengeluarkan suara nya. Henny sendiri dia tidak ikut keluar mengantar Shinta dan juga Fahira. Dia lebih memilih tetap di dalam rumah.

..... Bersambung......