Harga Diri Yang Terjual
Disebuah gedung perkantoran
"Bu, tamunya sudah datang ! " Kata seorang Sekretaris kepada atasannya.
"Suruh masuk !" Perintah seorang wanita muda yang sedang membolak balik sebuah film di meja kerjanya. Wanita muda itu yang tak lain adalah seorang Presdir di Perusahaan tersebut .
"Tok ...tok "
"Permisi Bu Kamila ." Suara lembut seorang wanita terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan itu.
"Eh... Asha ,masuk Sha ." Ucap wanita yang bernama Kamila." Ayo... silakan duduk. " Lanjutnya sambil berjalan menuju sofa.
Tamu yang bernama Asha duduk di sofa yang berseberangan dengan Kamila.
" Maaf Bu Kamila saya mengganggu, tapi saya tadi janjinya sama Kak Rey.Saya tidak tau kalau ini kantornya Bu Kamila.
" Panggil Kamila saja Sha, jangan formal begitu. " Ucap Kamila lembut.
"Panggil Mbak aja kalau begitu, tidak sopan rasanya. " Jawab Asha.
"Ya udah terserah kamu aja. Asha sebenarnya yang jawab pesan kamu itu aku, bukan Rey.Karena...maaf, Rey tidak mau menjawabnya. " Ungkap Kamila dengan wajah tak tega.
Mendengar pernyataan Kamila ,hati Asha terasa di tusuk ribuan jarum. Dia hanya menahan sesak di dadanya sambil meremas kesepuluh jemarinya .
"Sekali lagi maaf Asha ,aku tidak ada maksud apa apa tapi itulah kenyataannya. Aku sudah mengingatkan Rey tapi dia malah marah sama aku. " Kamila menjelaskan dengan lembut.
"Tidak apa apa Mbak ,tapi apa alasannya. Aku ingin bertemu dengan Kak Rey,Mbak.Tolong bantu aku ..." Ucap Asha lirih memohon dengan mata berkaca kaca.
" Sebenarnya aku ingin membantu mu, cuma aku takut dengan mertua kita Sha. Semua ini ada sangkut pautnya dengan Mama Moni ." Ucap Kamila.
"Tapi aku ingin penjelasan dari Kak Rey ,sudah dua bulan sejak kalian menikah Kak Rey tidak pernah datang. Setidaknya menemui Resha , kondisinya semakin memburuk , Mbak. " Butiran bening itu sudah pecah di pipi Asha.
Kamila melirik jam tangannya, ada kegelisahan tersiar di wajah cantik itu. Kemudian dia menarik napas dalam sebelum berkata.
" Sha, bagaimana kalau aku aja yang kasi kamu uang untuk berobat Resha,karena..."Ucapannya terhenti seperti tidak yakin.
"Kenapa Mbak ?"
"Karena kalau kamu terima uang dari Rey artinya kamu harus siap kehilangan Resha untuk selamanya. " Ucap Kamila meneruskan perkataannya.
"Apa maksud Mbak !! " Ucap Asha sedikit membentak.
"Tenang Sha ,bukan aku tapi Rey dan keluarganya. Dengarkan aku Sha... aku sebenarnya kasihan padamu. Pernikahan kami adalah pernikahan bisnis walaupun aku memang mencintai Rey.Tapi aku masih punya nurani, tidak mungkin aku merebut seorang suami dari istrinya. " Ungkap Kamila memelas.
Sementara Asha hanya bisa menangis tersedu sambil menekan dadanya yang sesak.
"Sekarang begini aja Sha, aku tidak mau dituduh bohong. Rey akan ke sini sebentar lagi untuk makan siang ,kamu bisa dengar sendiri nanti. Tapi kamu tidak boleh muncul dihadapkan Rey .Kalau mereka sampai tahu kalau kamu sudah mengetahui kebenarannya, aku yakin mereka akan bertindak cepat. "
"Bagaimana , kamu mau membuktikan omongan ku ?" Tanya Kamila yang tidak sabar melihat kebungkaman Asha.
"Baiklah Mbak. " ucap Asha pasrah.
"Ini minumlah dulu ." Ucap Kamila sambil menyodorkan segelas air putih yang baru saja diambilnya.
Asha mengambilnya dan langsung meminumnya. Air matanya masih saja turun apalagi mengingat anak semata wayangnya yang akan direbut darinya.
Saat ini yang bisa Asha lakukan adalah mengikuti alur yang ada. Dia ingin tahu kebenarannya dari mulut Rey. Supaya dia tahu apa langkah yang harus diambilnya nanti.
" Sekarang masuklah keruangan itu, jangan keluar walau apapun yang kamu dengar dan yang kamu lihat.Kalau Rey tahu kamu di sini aku tidak bisa menolong kamu lagi. Kamu pahamkan maksudku.? "
Asha hanya mengangguk tanda mengiyakan, sambil berjalan kerah pintu yang ditunjuk oleh Kamila. Setelah masuk dan menutup pintu ruangan itu, barulah Asha sadar ternyata ruangan itu seperti ruang pribadi yang dipasangi kaca satu arah. Bisa melihat keluar tapi tidak bisa melihat kedalam.
Tidak beberapa lama muncullah sosok yang sangat Asha rindukan. Laki laki pertama yang mengajarkannya tentang cinta. Yang selalu berkata manis dan selalu memperlakukannya penuh kasih sayang.
Tapi jalan hidupnya sedang bermain main saat ini. Takdir sedang mengujinya begitu berat. Saat ini Asha kehilangan pegangannya. Dan kini hanya menunggu satu pukulan lagi maka Asha benar benar terhempas ke dasar tergelap dalam hidupnya.
Rindu yang teramat dalam menuntun kakinya ke arah pintu, namun sejenak terhenti ketika Asha melihat pemandangan menyakitkan di depannya.
Rey datang sambil merentangkan tangannya ke arah Kamila yang berlari kecil masuk kepelukan Rey.
"Sibuk sekali istriku ini sampai dia tidak melihat suaminya datang. " Ucap Rey yang jelas terdengar dari dalam ruangan tempat Asha berdiri.
Entah teknologi apa yang ada di ruangan ini, Asha tidak tahu dan tidak memikirkannya .Yang pasti semua percakapan di luar sana dapat didengar oleh Asha.
Air mata itu bak hujan yang tak terbendung. Asha membekap mulutnya menahan isakannya. Tubuh yang gemetaran itu luruh ke lantai karena tidak mampu lagi menahan diri.
"Sayang, maaf aku tidak melihat kamu datang. " Kamila berkata dengan suara lembut dan manja.
"Ayo kita makan ini udah waktunya kamu istirahat, Sugar ." Ucap Rey yang sedang melingkarkan tangannya di pinggang Kamila sambil mengecup bibirnya.
Wow...Sugar ! panggilan yang sangat manis. Tapi tidak untuk Asha setiap kata yang diucapkan Rey seperti peluru menembus dadanya.
"Kita makan disini aja ya, kerjaan ku banyak. Aku sudah pesan kok, sebentar lagi pasti datang. " Rengek Kamila manja.
Akhirnya Rey dan Kamila melangkah dan duduk di sofa sambil berpelukan. Asha terus menatap Rey dengan air mata . Sampai seseorang masuk membawa makan siang mereka.
Adegan mesra kedua insan itu tidak berhenti walaupun sambil menikmati makanannya .Saling suap menyuapkan, hingga mereka saling ******* bibir seperti orang yang kehausan.
Asha yang tidak kuat lagi hanya bisa terisak dan membenamkan kepalanya kelututnya.Tergugu seorang diri dalam keadaan rapuh .
Selesai makan Kamila mengemas sisa makan mereka dan membersihkan meja dengan cekatan lalu memberikan segelas jus jeruk kepada Rey. Dan mereka kembali duduk di sofa sambil berangkulan.
"Sayang, kamu tidak mau pulang ke rumah Asha? " Ucap Kamila memulai pembicaraan. Seketika Asha mengangkat kepalanya.
"Enggak, kenapa. Kamu bosan pada ku ? "Tanya Rey balik.
"Bukan begitu sayang, walau bagaimana pun dia tetap masih istrimu , kan ?"
"Kalau kamu sudah membuat ku puas, untuk apalagi aku ke sana " Ucap Rey sambil membelai pipi Kamila mesra.
"Apa kamu tidak merindukannya ? "
"Tidak Sugar ,malah aku tidak ingat lagi padanya sejak kamu ada disisiku. Kamu seperti air yang datang disaat aku kehausan. Dan aku tidak butuh yang lainnya." Rey yang berkata tidak menyadari ada hati yang tercabik di balik dinding kaca.
Asha tidak sanggup menahan ratapannya. Suara yang begitu menyayat hati bagi yang bisa mendengarnya. Tapi sayangnya ruangan itu kedap suara. Hanya Asha yang tahu betapa dahsyat tangisannya.
Dan di luar sana terlihat tangan Rey sudah tidak bisa dikondisikan lagi .Menyentuh tempat yang kini jadi favoritnya. Asha menatap nanar dengan sakit tak berperi.
"Sayang, kita di kantor ." Ucap Kamila menahan tangan Rey berpetualang.
"Tidak apa apa Sugar ,aku tak bisa menahan kalau sudah di dekatmu. Ini yang tidak aku rasakan ketika dengan Asha. Kamu seperti candu Sugar. Aku tidak bisa berhenti. " Rey sudah berhasil membuka blazer Kamila menyisakan Tank top yang memperlihatkan perut ratanya .
"Sebentar aku tutup pintu dulu. " Kamila berjalan kearah meja, meraih remot dan kembali ke sofa. Rey langsung menarik Kamila duduk dipangkuannya dengan posisi mengangkang.
"Sayang, kamu tidak ada puasnya ya " Ucap Kamila yang sudah setengah polos. Dan hanya di balas gelengan oleh Rey karena mulutnya penuh dengan mainan favoritnya.
"Kalau tau begini ngapain kamu dulu menolak ku. "
Seketika Rey menghentikan mulutnya tapi tidak tangannya.
"Karena aku terpikat kembang perawan. " jawabnya asal.
"Enak dong perawan. " Ucap Kamila pura pura sewot.
"Enaknya cuma sekali coblos, setelah itu biasa aja. Malahan kamu lebih enak , semakin hari tambah enak. Aku selalu puas dengan mu bisa berkali kali dan rasanya mau lagi dan lagi. Kenapa kamu bisa senikmat itu ...mhm ?" Rey tak henti memuja dan terus menjelajah.
"Aku perawatan sayang, tubuhku ini mahal karena selalu di servis berkala, tau " Kamila berkata sambil menikmati sentuhan Rey yang memabukan.
Jangan di tanya kondisi Asha sekarang ,tak hanya mata yang panas, hati dan telinganya sudah terbakar.
Tidak terdengar lagi percakapan yang ada hanya des***n dan rac***n dari mulut mereka berdua. Tidak ada lagi pakaian yang melekat di tubuh keduanya. Saling menyentuh dan saling memuaskan sehingga benar benar menyatu satu sama lain.
Asha meremas dan memukul dadanya ,berharap bisa mengurangi sesak yang menghimpit. Air mata yang menganak sungai sudah membengkakkan matanya.
Entah sudah berapa lama Asha meratapi nasibnya di balik dinding kaca itu. Dan tersadar ketika kedua insan yang asik bercinta tadi sudah rapi kembali. Sepertinya baru selesai mandi. Dan kini mereka kembali duduk di sofa yang penuh dengan keringat percintaan itu.
"Sayang aku jadi ingat anak mu, ayo kita temui pasti dia merindukan mu sekarang. "
"Aku tidak mau ketemu ibunya ,nanti dia merengek aku malas meladeninya."
"Tapi dia lagi sakit sayang. Siapa tau mereka butuh uang untuk berobat. "
" Aku ada transfer kok walau tidak banyak. Kamukan tau kalau Mama masih membekukan semua kartu ku sampai kamu hamil. "
"Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan anakmu. "
"Aku ingin membawanya bersama ku, aku sudah bicarakan dengan Mama. "
"Terus ibunya... ?
"Akan aku hempaskan saja, yang aku butuhkan saat ini hanya kamu dan Resha ,Sugar. " Rey bicara sambil mengusap pipi hingga bibir Kamila yang sedang tersenyum manis pada Rey.
"Apa kamu tega, Sayang. Dia wanita baik dan cantik lagi. "
"Baik ,tapi membuat aku miskin buat apa. Kamu tidak tau bagaimana rasanya tidak punya uang. Aku terbiasa memakai mobil mewah harus mengendarai sepeda motor. Tinggal di rumah sederhana tanpa fasilitas yang cukup. " Rey menjeda sambil mengingat dua tahun bersama Asha.
"Bercinta saja harus menahan diri biar tidak kedengaran mertua. "
"Ha.. ha... ha.. " Tiba tiba di Kamila tertawa terbahak. " Aduh kasiannya ." Ucapnya sambil membelai wajah Rey . Rey hanya membalas dengan wajah pura pura kesal.
"Tapi Asha itu cantik kamu enggak sayang membuangnya. " Kamila terus memancing Rey.
"Cantikkan kamu Sugar. Dilihat dari mana saja menang kamu. Bagian depan kamu padat dan besar apalagi belakangnya, bulat menggiurkan Baby... " Rey lalu melihat bibir lembut Kamila.
"Ish kamu ini sayang, selalu aja mesum.
"Itu kenyataan Sugar ,aku tak pernah sepuas ini dengannya.Walaupun cantik tapi tidak pandai merawat diri dan menyenangkan suami buat apa. "
"Apa dia mau melepaskan kamu dan anakmu, Yang ?"
"Dia tinggal pilih mau anaknya mati atau menyerahkannya pada ku. Dengan uang semua gampang. Nanti kita kasi Asha uang pasti dia tidak menolaknya. Apalagi ibunya enggak bakalan nolak. " Ucap Rey penuh percaya diri.
Setelah puas berbicara akhirnya Rey pergi dengan ******* kembali bibir lembut Kamila tanda perpisahan. Dan Asha jangan ditanya kondisinya. Hancur sehancur hancurnya. Sehingga tak sanggup lagi buat berkata.
Kamila masuk ke ruangan tempat Asha berada. Melihat Asha yang bersimbah air mata dan terduduk tak berdaya.
"Sha... aku minta maaf."
Asha hanya mengacungkan telapak tangannya ,tanda menyuruh berhenti. Asha berdiri berlahan dan nyaris jatuh. Kamila yang melihat ingin membantu , tapi tidak jadi karena ditahan Asha.
"Aku antar pulang ya ,kamu tidak dalam kondisi baik untuk pulang sendiri. " Kamila memberi perhatian. Tapi cuma ditanggapi dengan gelengan oleh Asha.
Asha terus melangkah keluar dari ruangan terkutuk itu dengan pelan dan tertatih. Ketika sampai pintu Asha dihentikan oleh Kamila .
"Sha ini... ambillah, dan kamu pasti butuhkan. "
Asha menatap Kamila tajam tanpa berkata sepatah pun.
"Ambillah... dan pergilah jauh, mereka banyak uang. Akan mudah bagi mereka merebut Resha darimu. "
Asha merebut cek bernilai seratus juta itu .Kamila menyunggingkan senyum puas tanpa Asha sadari .Tapi seketika terhenyak ketika Asha merobek kertas itu menjadi potongan potongan kecil, kemudian menghamburkannya ke atas. Lalu pergi meninggalkan Kamila yang terpaku.
Kamila meraih HP di sakunya, kemudian menelpon seseorang.
"Semua sudah beres, Ma....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Taryumi 2003
dasar jahat...
2024-10-10
0
Taryumi 2003
knp Asha ga keluar aja sih ..pengen tau reaksi nya Rey gmn...
2024-10-10
0
Anonymous
j
2024-10-05
0