Qiansa Afika Avrilia terpaksa harus menikahi pemuda yang telah menolongnya. pemuda itu bernama Nanda Aditama Balendra yang tidak dia ketahui bahwa pria itu adalah pria dimasa lalunya. Mereka terpisah selama 7 tahun karena peristiwa mengerikan yang menimpa Fika 5 tahun yang lalu sehingga mereka kehilangan jejak satu dengan yang lainnya. Mereka berusaha untuk saling menemukan satu sama lainnya. Namun ternyata Tuhan mempertemukan mereka dengan cara yang tak terduga bahkan mempersatukan mereka dalam satu ikatan cinta .
Bagaiman perjalanan cinta mereka dan bagaimana Fika menuntaskan masalah mengenai peristiwa mengerikan yang menimpa dirinya?
Ini adalah novel buatan aku sendiri semoga kalian suka saat membacanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liest Holiest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Brak
Ternyata Nanda yang merasa pusing setelah memegang keningnya yang berdarah dan tidak sengaja melihat darahnya sendiri ditangan nya sendiri langsung tak sadarkan diri. Ya Nanda paling tidak bisa melihat darah . Apalagi darah itu dia pegang dan ada pada tangannya sendiri. Sejak kecil memang tidak ada yang dia takuti selain darah , entah kenapa Nanda selalu lemah bila melihat cairan berwarna merah tersebut
Fika yang kaget dan merasa bingung langsung mengangkat kepala Nanda dan dia tumpukan diatas pahanya. Ibu - ibu pemilik warung yang sejak tadi memperhatikan langsung menghampiru Fika dan Nanda
" Ya ampun neng, ini pacarnya ko bisa pingsan? Padahal dari tadi ibu perhatikan dia baik - baik saja, kuat juga" ucap ibu itu panik
" A apa? pacar?" Fika terbengong dengan ucapan ibu itu. Tapi sepersekian detik kemudian dia kembali tersadar dan kembali pada kenyataan
" Gak tau bu, saya juga bingung ini" Fika jadi tambah panik
" Ya udah bu , bisa tolong saya bawa dia kedalam mobil? Fika menunjuk mobil Nanda yang terparkir tidak jauh dari sana
" Bisa neng , ayo!" Ibu itu bangkit bersama Fika dan dan mengalungkan kedua tangan Nanda ke pundak mereka masing - masing
Dengan susah payah mereka membawa Nanda dan memasukannya kedalam mobil karena memang tubuh Nanda dan lumayan besar membuat mereka kesusahan membawa tubuh Nanda
" Terima kasih bu" Fika berucap setelah berhasil memasukan Nanda kedalam mobil. Dia meletakan Nanda di bangku penumpang depan dan memasangkan sabuk pengaman untuk menahan tubuh Nanda . Tak lupa ia mengatur sandaran kursi untuk membuat tubuh Nanda nyaman dan tak terjatuh " saya minta tolong juga, titip motor saya, apa boleh? Besok saya akan mengambilnya kesini, apa tidak apa- apa?
" Oh... tentu saja boleh. Nanti ibu masukin kedalam warung ibu, sini kuncinya neng?"
" Maaf sudah merepotkan ibu" Fika merasa tidak enak telah banyak merepotkan ibu itu
" Panggil ibu , bu Popon!" Ibu itu mengenalkan diri " neng tak perlu sungkan. Ini sama sekali tidak merepotkan" bu Popon tersenyum ramah
" Terimakasih bu, saya Fika" Fika membalas dengan senyum manisnya
" Ya sudah saya permisi bu!" Fika pun berlari mengitari mobil dan duduk didepan kemudi
" Bissmillah" Fika pun menyalakn mobilnya dan menginjak pedal gas setelah sebelumya menganggukan kepalanya pada bu Popon
Tak lama mobil pun sampai didepan gang menuju kontrakan Fika. Ya Fika memutuskan untuk membawa Nanda kekontrakannya, karena jarak nya yang lebih dekat daripada jarak le apartemen Nanda . Lagi pula akan lebih ribet kalau dia membawa Nanda yang sedang pingsan ke apartemen itu selain harus naik lift kelantai atas dia juga pasti akan diribetkan dengan pertanyaan pak satpam yang berjaga disana
Fika turun dan memutari mobil itu ketempat Nanda didudukan . Perlahan Fika meletakan tangan Nanda pada pundaknya dan memapahnya.
Dengan susah payah akhirnya Fika berhasil membawa tubuh pingsan Nanda kedalam kontrakannya dan membaringkannya diatas tempat tidurnya. Tanpa dia sadari dari tadi ada dua pasang mata yang memperhatikan Fika membawa masuk Nanda kedalam kontrakannya " ini tidak bisa dibiarkan" ucap orang tersebut " ya kamu benar" ucap yang satunya lagi. Dan mereka pun bergi menjauh dari kontrakan Fika
Fika yang sudah membaringkan Nanda dan melepaskan sepatunya juga langsung mengambil baskom berisi air hangat dan sebuah kain untuk membersihkan luka diwajah Nanda . Tak lupa ia juga mengambil kotak p3k dan mengobati lukanya dan menutupnya dengan plester. Beruntung luka didahi Nanda hanya goresan kecil yang tidak berbahaya sehingga pengobatan yang dilakukan fika cukup. Sedangkan luka lebam pada pipi dan sudut bibir Nanda diolesi salep untuk memar
Lama Fika memandangi wajah tampan Nanda setelah dia selesai mengobatinya " lihatlah wajahnya sekarang, terlihat tampan dan tenang tidak seperti kalau dia terbangun terlihat menyeramkan dan menyebalkan" Fika membayangkan Nanda yang selalu berwajah datar dan sombong sehingga terlihat menyebalkan dimata Fika
Sesaat dia tertegun melihat wajah tampan Nanda. Sekolebat bayangan pria dimasa lalunya tiba - tiba terlintas dalam benaknya
" Kalau dilihat - lihat , wajah nya mirip dengan dia." Tangan Fika terulur menyentuh wajah Nanda " matanya, hidungnya dan bibirnya" tangan Fika terus bergerak menyentuh semua bagian wajah Nanda " hanya saja tubuhnya yang lebih tinggi dan atletis. Apa mungkin?" Fika terus bergumam sendiri mengira - ngira
"Tapi bila itu benar, kenapa dia melupakanku" tak terasa buliran bening jatuh dari pipi mulusnya " pikiran Fika berputar kembali pada kejadian 7 tahun yang lalu