Duke Arland.
Seorang Duke yang dingin dan kejam. Selama menikah, dia mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya, hingga sebuah kejadian dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya, Violeta.
Setelah kepergian istrinya, dia bertekad akan mencari istrinya, namun hasilnya nihil.
......
Violeta istri yang sangat mencintai suaminya. Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke.
Kenyataan yang membuatnya hancur berkeping-keping. Violeta yang putus asa pun mencoba bunuh diri, sehingga jiwa asing menemani tubuhnya.
Lima tahun kemudian.
Keduanya di pertemukan kembali dengan kehidupan masing-masing. Dimana keduanya telah memiliki seorang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Felica
Di sisi lain..
Felica berdecak pinggang, langkah kakinya mondar mandir, sesekali dia menggigit jari telunjuknya yang berwarna merah itu. Hatinya sangat meresahkan, Duke Arland pergi meninggalkan kediaman Duke dan Aronz tanpa ada yang memberitahukannya. Sudah tiga hari kedua laki-laki itu menghilang bagaikan di telan bumi. Ia sudah bertanya pada pelayan dan kesatria, namun pelayan dan kesatria itu tidak ada yang tahu, membuatnya sangat frustasi.
"Bagaimana jika dia masih hidup dan kembali." Felica menggeleng, ia tidak akan membiarkan wanita itu masuk ke rumah ini. Apa lagi kembali memasuki kediaman Duke. Hidupnya sudah nyaman, dulu ia mencintai Duke dengan tulus, namun apa? Duke malah meninggalkannya demi orang lain, wanita lain, Violeta Aghata.
flasback..
"Duke... " Wanita itu berlari dan menabrakkan tubuhnya ke tubuh Duke Arland. Memeluknya seerat mungkin. Ia bersyukur, Duke Arland tetap mencintainya meski sudah memiliki istri. Bersikap cuek dan dingin pada istrinya.
"Duke aku sangat merindukan mu." Tidak ada jawaban, Felica mengurai pelukannya, menatap wajah Duke Arland yang diam. "Ada apa? apa ada sesuatu yang mengusik pikiran mu? oh, baiklah... "
Felica tersenyum licik, dua hari yang lalu Duke Arland memberikan surat padanya yang berisi, Duke Arland memutuskan hubungannya. Ia tidak terima, Duke Arland dan ia sudah menjalani hubungan yang sangat lama. Bahkan ia sudah merancang kehidupan bahagia, namun dengan mudahnya laki-laki itu berpaling. Akhirnya ia memutuskan bertemu dengan Duke Arland untuk yang terakhir kalinya, surat demi surat ia kirimkan sampai di surat yang ke-25, Duke Arland mau menemuinya untuk yang terakhir kalinya.
"Jangan seperti ini Felica." Duke Arland mendorong tubuh Felica secara kasar. Hubungannya beberapa hari sudah membaik dengan Violeta dan istrinya itu, sudah mau memaafkannya, memulainya dari awal.
"Oh, maaf... "
Felica tersenyum getir. "Silahkan duduk, kita akan menghabiskan malam perpisahan kita di sini."
Duke Arland duduk di balkom itu, memandang langit malam. Seperti biasa, mereka akan menghabiskan waktu yang telah lalu dan sudah berakhir semenjak dua minggu yang lalu. Hari-harinya penuh kehangatan, hanya ada Viola dan dirinya. Kini ia tidak perlu khawatir dengan hubungannya.
"Ini minumlah." Felica menuangkan Wine itu, Wine kesukaan Duke Arland. Tanpa ada rasa curiga, Duke Arland meneguk Wine itu sampai tandas.
"Kalau kamu tidak ingin berbicara, aku pulang." Duke Arland berdiri, namun lengannya di cekal oleh Felica.
"Tunggu dulu.. Aku akan mengutarakan maksud ku."
Duke Arland duduk kembali, ia tidak memiliki waktu meladeninya karena malam ini ia berencana akan menghabiskan malam bersama dengan Violeta dan ia sudah menyiapkan kalung khusus berwarna biru dari batu Zamrud.
"Aku... Aku... "
Duke Arland merasakan panas yang luar biasa, kepalanya berkunang-kunang dan terasa berat. Hingga kepalanya ambruk di atas meja.
Felica tertawa, ia memapah tubuh Duke Arland sampai ke ranjangnya, membuka satu per satu kancing yang melekat permukaan tubuh Duke Arland.
"Violeta... "
"Iya sayang, aku Violeta.. Violeta mu.. Aku ingin kita menghabiskan malam bersama."
Duke Arland membuka matanya, yang di lihat dari awal Violeta bukan Felica.
"Violeta aku mencintai mu." Duke Arland bangkit, ia mencium Felica dengan rakus, seperti di kabut asmara dan kesadarannya yang sudah memudar K
Felica dan Duke Arland menghabiskan waktu bersama.
"Akh.. Akhirnya aku bisa memilikinya.. "
Nyonya, jangan berikan obat ini berlebihan. Bisa saja laki-laki itu gila, cukup setetes saja.
Felica tersenyum miring, ia membelai pipi Duke Arland. "Mau Duke gila atau tidak, aku akan merawat Duke dan menyayangi Duke. Hanya ada kita, anak kita dan Duke. Hidup kita akan berwarna."
flasback off
Felica memejamkan matanya, tidak ada berubah dari tubuh Duke Arland meskipun dia sudah menaruh satu botol cairan itu. Duke Arland tetaplah Duke Arland yang dulu.
Dan usahanya pun sudah membuahkan hasil, ia hamil dalam waktu satu bulan dengan bangganya ia datang di hadapan Duke Arland dan mengatakan semuanya. Kejadian satu malam itu, Duke Arland menyuruhnya untuk melupakannya dan menganggap terjadi apa-apa. Mahkota yang ia jaga sampai harus menggunakan cara licik agar Duke Arland mau menyentuhnya, walaupun begitu, ia tidak merasa rugi karena Duke Arland lah yang pertama kali merenggutnya.
Setelah kejadian itu, Duke Arland bersi keras memutuskan untuk melupakan kejadian itu, menambah rasa sakit di hatinya, namun dengan adanya anak di perutnya, sukses membuat Duke Arland kalang kabut. Ia mengancam Duke Arland akan mengatakannya pada Violeta, semakin sukses pula ancamannya. Duke Arland menurutinya, hingga Duke Arland memutuskan membawa Violeta ke tempat baru, dimana ia tidak mengetahuinya. Menjauhkan Violeta darinya,ia menyuruh beberapa pengawal untuk membunuh Violeta yang membawanya. Keberuntungan berpihak padanya, Violeta hanya di kawal oleh empat pengawal. Dua pengawal bawahannya dan dua pengawal bawahan Duke Arland. Ia paham, Duke Arland tidak menyuruh Kesatria Lio mengawalnya karena takut ia akan tahu rencana Duke Arland, tapi ia sudah mengetahuinya dengan menaruh mata-mata di kediaman Duke Arland,bahkan ia sering memberikan surat pada Violeta, menyuruhnya untuk datang ke rumahnya dan membuktikan Duke Arland masih mencintainya. Tentu saja, Violeta datang, wanita bodoh itu datang dan berketepatan saat Duke Arland datang ke rumahnya.
Dan sebelum kepergian Violeta, ia memberikan sebuah surat yang mana membuat Violeta semakin mempercayainya jika kebaikan Duke selama ini hanyalah bayangan semu yang tidak akan bisa menjadi nyata. Dia berhasil Violeta dan Duke Arland menjauh dan semakin memburuk.
Felica tertawa, dia menang, "Sebuah hubungan yang tidak di dasari oleh cinta, akhirnya jatuh cinta dan kembali seperti semua tanpa adanya cinta, bahkan lebih buruk."
"Duke.. Duke.. Kamu mau Violeta mu kan, tidak semudah itu.. Hubungan mu dan Violeta sudah aku hancurkan sampai ke akar-akarnya. Sekalipun Violeta kembali atau hidup dengan siapapun, aku akan tetap menjadi hantu dan duri dalam hidupnya karena aku ingin dia merasakan sakit, sakit seperti hati ku yang telah kamu hancurkan Duke, aku akan menghancurkannya dan kamu harus menjadi orang gila di Kekaisaran ini, kamu harus gila agar hanya aku yang bisa mendekati mu dan juga dengan ketidakwarasan mu itu, Aronz akan menduduki posisi mu. Beruntungnya hidup ku memiliki alat."
Felica tersenyum, ia mengambil sesuatu di dalam laci. Sebuah obat yang membuat halusinasi berlebihan."Aku akan mengikat mu Duke, sekalipun Violeta menolong mu, dia tidak akan bisa karena akulah api dan air mu."
akoh mampir Thor