NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:100.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rani

Chacha memang anak haram, tapi haruskah dia dikhianati oleh keluarganya dan dijadikan istri pengganti?!

Cukup lama Chacha disiksa, dan kegunaan terakhirnya yaitu menikahi orang cacat untuk saudara tirinya!

Bastian, CEO Hutama Group membeli Chacha atas dasar hutang ayahnya, dan dia harus setuju demi neneknya.
Awalnya dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah. Namun ternyata dirinya bagai masuk ke kandang harimau ke luar ke kandang buaya.

Pria di depannya yang terkenal kejam, tidak menganggapnya sedikit pun sebagai seorang istri.

Dengan penuh kesabaran, Chacha tetap memperlakukan Bastian dengan baik dan tulus.
Akankah benih-benih cinta muncul dalam pernikahan mereka?
Atau akankah saudara tirinya kembali untuk memenangkan hati Bastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 26

Chacha sedang racik sayuran saat ponselnya berbunyi. Awalnya, ia ingin mengabaikan bunyi ponsel tersebut. Tapi, setelah berdering untuk yang kedua kali, Chacha dengan malas mengambil ponsel tersebut.

"Halo," Chacha menjawab tanpa melihat siapa penelpon tersebut.

"Cha, kamu kok lama banget angkat telponnya."

"Iya, maaf. Aku sedang masak soalnya."

"Cha, aku punya kabar buruk."

"Kabar buruk? Kabar buruk apa? Jangan buat aku cemas dong."

"Chacha, aku harap kamu kuat ya .... "

"Ada apa sih, Hendra? Bicara yang jelas. Aku tidak ingin kamu bicara setengah-setengah," kata Chacha mulai khawatir.

"Nenek kamu, Cha."

"Iya, nenek. Ada apa dengan nenek?"

"Nenek meninggal," ucap Hendra dengan berat hati.

"Apa!? Tidak mungkin," kata Chacha sangat kaget. Sampai-sampai, ponsel yang ia pegang terlepas dari genggamannya.

"Tidak. Ini pasti bohong. Hendra pasti bohong padaku. Dia pasti sedang bercanda," kata Chacha sambil terduduk lemas.

"Cha ... halo ... " Hendra terus berusaha memanggil Chacha.

Chacha mengambil kembali ponsel yang terjatuh di lantai. Ia menyeka air mata yang turun dengan deras.

"Katakan padaku Hendra, kalau saat ini kamu sedang bercanda. Kamu bercanda kan Hen? Aku tahu kamu sedang bercanda," kata Chacha sambil menahan isak tangisnya.

"Cha, sabar. Aku mohon kamu sabar ya. Kuatkan hatimu. Aku tahu ini tidak mudah bagimu, Chacha."

"Tidak! Ini tidak mungkin. Katakan padaku kalau kamu sedang bercanda!" kata Chacha dengan keras.

"Chacha .... "

"Tidak! Aaaaaaa."

Ia membiarkan ponselnya jatuh kembali ke lantai. Chacha benar-benar terpukul akibat kabar itu. Isak tangis memenuhi ruang dapur.

Chacha memeluk erat kedua lututnya. Ia membenamkan wajahnya ke lutut tersebut.

Bastian dan Danu yang baru pulang dari kantor, mendengarkan isak tangis yang berasal dari dapur, segera melihat ke dapur.

"Nona bos," kata Danu memanggil Chacha.

Chacha mengangkat wajahnya pelan. Ia melihat Bastian yang menatapnya penuh tanda tanya. Chacha tidak menghiraukan semua itu. Yang ia butuhkan adalah tempat bersandar sekarang.

Chacha bangun, lalu menghambur kepangkuan Bastian. Ia menangis di pangkuan Bastian. Menangis sambil menyandarkan kepalanya ke atas pangkuan Bastian.

"Bos muda."

Bastian mengangkat tangannya, ia mengisyaratkan kalau Danu tidak perlu ikut campur. Dia membiarkan Chacha melepaskan semua kesedihan yang ada dalam hatinya.

Tanpa bisa ia cegah, tangannya membelai lembut kepala Chacha.

Setelah beberapa saat lamanya, Bastian mengangkat pelan tubuh Chacha. Ia membawa Chacha duduk keatas pangkuannya. Dia menyandarkan kepala Chacha ke dada bidangnya yang kekar.

Chacha membiarkan Bastian melakukan apa yang Bastian mau. Karena memang, itulah yang Chacha butuhkan saat ini. Sebuah tempat bersandar dari kesedihan yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Katakan padaku, apa yang terjadi?" tanya Bastian dengan nada sangat lembut.

Untuk pertama kalinya Danu menyaksikan bos mudanya begitu lembut pada wanita. Sebelumnya tidak pernah sama sekali. Baik itu dengan Keke, maupun wanita lainnya yang pernah Danu tahu kalau wanita itu dekat dengan Bastian.

"Jangan menangis lagi," ucap Bastian sambil menghapus air mata yang ada di wajah Chacha.

"Ayo cerita padaku apa yang terjadi?"

"Nenek .... "

"Apa yang terjadi dengan nenek?"

"Nenek sudah tidak ada lagi."

"Be--benarkah?"

Chacha mengangguk pelan. Saat itu, dia baru sadar di mana dia berada. Chacha bangun dari duduknya.

"Maaf, maafkan aku. Aku ... aku harus pergi ke rumah sakit sekarang," ucap Chacha berjalan dengan cepat.

"Tunggu!"

"Apa?"

"Aku akan pergi bersamamu."

Mereka pun pergi ke rumah sakit. Ketika dalam perjalanan, Chacha tidak henti-hentinya menangis. Bahu kekar Bastian adalah tempat yang tepat untuk Chacha bersandar.

Danu hanya bisa menjadi penonton saja. Tidak bisa berkata-kata. Karena memang tidak tepat waktunya untuk ia bicara.

Chacha berlari saat mereka memasuki rumah sakit. Ia tidak sabar lagi untuk melihat neneknya yang sudah tidak bernyawa lagi.

"Nenek."

Tangisan itu semakin kuat saja ketika ia memasuki ruang rawat neneknya. Di sana sudah ada Hendra yang menunggu kedatangan Chacha sejak tadi.

Chacha memeluk erat tubuh neneknya sambil menangis.

"Nenek. Mengapa tega ninggalin Chacha? Chacha sendirian sekarang, Nek. Chacha tidak punya siapa-siapa lagi sekarang. Chacha tidak punya tempat untuk berteduh lagi jika nenek pergi ninggalin Chacha."

"Sabar, Cha," ucap Hendra sambil membelai punggung Chacha.

Bastian yang melihat itu, merasa kesal dengan perlakuan Hendra. Tatapannya tajam. Tangannya mengepal kuat.

"Hendra."

Panggilan itu menyadarkan Hendra kalau Bastian tidak menginginkan Hendra melakukan apa yang ia lakukan barusan. Hendra tahu betul siapa Bastian. Bastian adalah laki-laki yang sangat pencemburu. Ia sangat benci orang lain menyentuh miliknya.

Hendra menggeser kan posisinya. Dengan cepat, Bastian mengambil posisi itu. Berada di samping Chacha untuk menguatkan Chacha.

"Aku tahu perasaanmu. Kamu harus kuat, jika tidak, nenekmu akan sedih melihat kamu seperti ini," kata Bastian.

Danu dan Hendra saling pandang. Mereka tidak percaya dengan penglihatan mereka sekarang. Bastian yang dingin, egois, dan juga galak, bisa-bisanya menjadi begitu lembut saat membujuk seorang wanita.

1
Gafita Almas
Luar biasa
Putri Zayn
wkwkwk
Putri Zayn
Luar biasa
Srimuliana
tokoh Raditya lemah,baru segitu langsung bunuh diri.
nana supriyatna
Luar biasa
Yulia Santoso
Lumayan
Nunung Ainus
Luar biasa
Larry Speed
emang agak laen nih cerita
Ndinlisaa
Luar biasa
Hamida Eca
iya ganti panggilannya jngn pak bos dan bu bos....gk enak....heee..he
⭐️asteri
otor mending sedikit hati2 soal medis. tidak ada orang operasi tulang langsung bisa berdiri :(
Aik Unique
Lumayan
Aik Unique
Luar biasa
Hana Min
Biasa
Hana Min
Buruk
Aditya Maulana
sangat bagus alur ceritanya
Rani: mksih bnyak yah🥰
total 1 replies
Aditya Maulana
kasian tu keke
Queenchaca
Ceritanya bagus cuma bahasanya aja aga kurang pas thor 😁😁
Queenchaca: Gpp thor semangat yaa tetep baca ceritanya ko 🫶🏻🫶🏻
Rani: hehe, maklum masih belajar itu aku kemarin.
total 2 replies
Sabaku No Gaara
huuhh!!!
penderiraan chacha lbih berat dr kmu tegar lah ...biar kmu bisa memperbaikix
Sabaku No Gaara
tgu hancurx keke dan sarah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!