NovelToon NovelToon
The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Angst
Popularitas:1.9M
Nilai: 5
Nama Author: Miracle

Suatu kesalahan besar telah membuat Kara terusir dari keluarga. Bersama bayi yang ia kandung, Kara dan kekasih menjalani hidup sulit menjadi sepasang suami istri baru di umur muda. Hidup sederhana, bahkan sulit dengan jiwa muda mereka membuat rumah tangga Kara goyah. Tidak ada yang bisa dilakukan, sebagai istri, Kara ingin kehidupan mereka naik derajat. Selama sepuluh tahun merantau di negeri tetangga, hidup yang diimpikan terwujud, tetapi pulangnya malah mendapat sebuah kejutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Iri

Selesai membersihkan diri, Sari menyusul Elno yang bersantai di ruang TV bersama Finola. Malam ini giliran Kara yang akan menyiapkan makan malam dan Sari bisa bersantai sejenak untuk bisa bersama suami dan putrinya.

Sari duduk di samping Elno yang menimang putrinya. Secara kebetulan sekali jika Sari bisa melahirkan anak perempuan. Ia ingat betul moment berharga itu. Wajah Elno terlihat begitu bahagia.

Biasanya pria akan meminta anak lelaki, tetapi Elno mengharapkan bayi perempuan. Sari mengerti jika bayi perempuan yang ia lahirkan sebagai pengganti putri Kara yang telah tiada. Itu sebabnya bayi yang lahir diberi nama Finola. Sari tidak masalah dengan itu karena bagaimanapun Finola adalah putri kandungnya bersama Elno.

"Tubuhnya makin berisi. Papa saja kewalahan menggendongnya," ucap Elno.

"Dia makannya banyak," sahut Sari.

Finola tertawa ketika Sari menggelitik perutnya. Sari mengecup pipi putrinya, lalu bersandar di lengan Elno.

"Jangan terlalu gendut. Nanti Finola susah bergerak," kata Elno.

"Dia sudah pandai berdiri sendiri. Hanya tinggal berani melangkahkan kaki, maka Finola akan bisa berjalan."

"Kita harus banyak melatihnya. Sekarang anak Papa harus jalan. Biar Mama yang latih."

Elno menyerahkan Finola ke tangan Sari, lalu keduanya beringsut ke lantai. Sari menjauh beberapa langkah dari Elno dengan memegang putrinya.

"Siap?" tanya Sari.

Elno merentangkan kedua tangan. "Ayo, Finola. Sini sama Papa."

Sari mendirikan Finola tegak. Anak itu mulai melangkah ke depan menghampiri Elno. Finola maju, maka Sari juga. Dua kali anak itu terjatuh, tetapi Sari tidak menyerah agar Finola bisa menghampiri sang ayah.

"Finola pasti bisa," ucapnya.

Finola melangkah sembari tertawa ketika Elno memanggilnya. Langkahnya cepat dan hampir terjatuh, tetapi Elno segera menangkapnya.

"Hore! Finola bisa. Sekali lagi, ya," ucap Elno.

Latihan berjalan diulang lagi. Finola melangkah dengan Sari mengikuti dari belakang. Ketika hampir terjatuh, Elno menangkapnya bersama sang ibu bersama.

"Eh, kita jatuh," kata Elno.

Elno jatuh ke belakang dengan mendekap Finola dan Sari. Ayah dan ibu tertawa bersama. Sang anak menangis karena ulah kedua orang tuanya. Elno dan Sari semakin menjahili putrinya dengan mengecup pipi gembul dari Finola.

Tanpa disadari keduanya, ada seorang istri yang terluka memandang kemesraan itu. Kara yang memanggil Elno untuk makan malam tidak sengaja melihatnya. Ia berpaling dari sana. Mencoba menenangkan diri untuk tidak iri.

Kebersamaan ketiganya mengingatkan Kara akan putrinya. Dulu ia dan Elno bahagia bersama bayi mereka. Anak malang yang hidup di tengah serba kekurangan. Berbeda dengan anak Sari yang serba berkecukupan.

Iri hati? Sungguh Kara sangat iri. Kenapa Sari mendapatkan Elno ketika pria itu sukses? Semua serba ada. Restu, pernikahan sah, serta anak lucu serta cinta. Pernikahan Elno dan Kara sah secara hukum setelah keduanya mendaftarkan pernikahan mereka ke pengadilan agama ketika dokumen itu dibutuhkan untuk berangkat ke luar negeri.

Kara mengerjapkan mata beberapa kali. Lagi-lagi buliran bening dari kelopak matanya ingin jatuh. Kara tidak akan membiarkannya. Ia lekas menuju wastafel dan mencuci wajah.

"Nanti juga terbiasa, Kara," ucapnya menguatkan diri.

"Makanan sudah siap, Kara?"

Kara tersentak, ia mengambil tisu menyeka wajah. Sari berdiri tidak jauh darinya. "Iya, aku baru saja ingin memanggil kalian. Panggil Elno, kita makan bersama."

Sari mengangguk, lalu pergi memanggil suaminya. Kara menyiapkan ketiga piring lengkap dengan air minumnya. Sari dan Elno datang bersamaan. Keduanya duduk di kursi masing-masing. Kara tersenyum, kemudian membuka tudung saji.

Sari mengerutkan kening ketika melihat hidangan yang Kara buat. Semua terdiri dari sayuran. Sari tidak tahu makanan apa yang dibuat oleh madunya itu.

"Ini apa?" tanya Sari.

"Kamu bilang aku sudah terbiasa memasak, kan? Nah, pekerjaanku mengasuh orang tua. Aku memasak sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaanku selama di sana," ucap Kara.

Kara tersenyum, ia mengaut nasi ke piring Elno dan Sari. Juga memberi mereka lauk yang telah dihidangkan. Sementara Kara hanya mengaut sayuran ke dalam mangkuknya.

"Silakan di makan. Kalian cicipi masakanku," ucap Kara.

Dengan mudahnya Kara menyantap sayur di dalam mangkuknya dengan sumpit. Ia makan sayur itu seolah makanan tersebut sangatlah enak. Ada juga sup bihun bercampur potongan ikan salmon. Kara menikmati itu semua.

"Ayo, makan," kata Kara.

Sari dan Elno menyantap hidangan di depan mereka. Sari lekas meminum air ketika ia selesai menelan satu sendok nasi dan sayur ke dalam mulutnya.

"Tawar! Kamu tidak menambahkan garam?" kata Sari.

"Orang tua tidak boleh banyak konsumsi garam berlebih," jawab Kara.

"Kara, kamu sengaja mengerjai kami, kan?"

"Kamu ini kenapa, sih? Kamu bilang aku harus masak sesuai kebiasaanku selama kerja di luar negeri. Ini enak, kok. Kamu saja yang tidak mau menyantap makanan sehat ini," ucap Kara menyangkal.

"El, aku tidak ingin makan masakan ini. Mulutku tidak bisa menelannya," kata Sari.

Kara beralih pada suaminya. "Sayang, habiskan makananmu."

Elno mengangguk. "Iya, aku habiskan, kok."

Sari tidak percaya jika Elno turut menyantap masakan tawar itu. Sungguh sangat tidak ada rasa. Hanya rempah seperti jahe yang menjadi campurannya.

"Gimana masakanku?" tanya Kara pada suaminya.

"Enak, Sayang. Pantas saja kulitmu halus. Kamu suka makan sayur rupanya," ucap Elno sembari mengusap lengan Kara.

"Sudah kebiasaan. Wajahku saja enggak ditumbuhi jerawat."

Elno memberanikan diri mengusap wajah istrinya. Kara membiarkan itu. "Sudah lama aku ingin menyentuhnya."

"Sekarang kamu bisa menyentuhku sepuasnya," kata Kara.

Di bawah meja, tangan Sari mengepal. Bisa-bisanya Elno bertindak mesra saat ada dirinya. Dalam sekejap saja Kara bisa mengambil simpati Elno.

Kara mengizinkanku menyentuhnya? Apa ini benar? "Sayang, kita habiskan dulu makan malamnya," ucap Elno.

"El, kamu yakin mau makan semua ini?" tanya Sari. "Makanan tawar begini? Kita ini bukan orang tua renta."

"Sebaiknya kamu makan saja. Lihat, jerawat batumu tumbuh lagi. Lebih baik kamu makan masakan buatan Kara," kata Elno memberi saran.

Sontak Sari memegang wajahnya yang ditumbuhi dua buah jerawat. Wajah Sari memang sensitif. Kulit wajahnya mudah ditumbuhi jerawat. Namun, ia bisa mengatasinya.

Sari enggan untuk makan, ia pergi meninggalkan keduanya. Ini tidak seperti yang terlihat. Kara sengaja mengerjai dirinya dengan membuat masakan seperti itu. Sari juga yakin jika Elno terpaksa menghabiskan masakan hambar itu karena ingin bermalam bersama Kara.

Bersambung

1
Yoyoh Sumiati
harusny elno di balas lebih menyakitkan lagi ....baru nnti mrk blikan
Insa 431
keren ...suka dengan wanita super
Insa 431
keren kara👍 keputusan yang tepat
Khusnul Khotimah
telat,,,,,
Khusnul Khotimah
terjebak kok berlanjut dinikmati alasan kewajiban,,,,,situ punya otak,,,,,itu sih Maruk doyan
Miss Ayu
gk kuat baca.. sumpah kara Run..kara...Cepat Run 😭😭
Virgo Girl
Aku yg baru baca, aku yg mewek😭😭
Aira Zaskia
nyesek banget jdi kara😭😭
Dang Antie
Luar biasa
tri kutmiati
duuuh... cerita... ky sebenernya... dadaku mpe seseg... tengkyu thor....
Wahyuni Fhia
Luar biasa
aca
kok Q jijik ya apa karena elno bekas sisari
aca
andai g pernah di nafkah batin mungkin kata g sakit hati lah ini mesra mesra di kamar. terbuka sakit bgt jd kara
Hamda Bakkas
bagusss...
Ani Ani
Luar biasa
EndRu
luar biasa..
penuh makna
banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari cerita ini.
sampai termehek-mehek bacanya
😭😭😭😭🥰🥰🥰
EndRu
licin Finola nih. kayak didoktrin sama mamanya
EndRu
Delia malah temen yang sebenernya... apa adanya' ..
EndRu
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ya Tuhan.
sakitnya
EndRu
silaka6 ratapi nasibmu kini Elno
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!