Narendra Fatin Fahrezi. Seorang pemimpin perusahaan dan juga seorang ayah bagi putrinya. Memilih membuka lembaran baru bersama partner bisnisnya sendiri karena sebuah kesamaan.
Namun, setelah tujuh tahun menunggu, ternyata hati istrinya masih dengan penghuni yang sama.
Kecewa? Itu pasti. Karena selama ini yang selalu dia harapkan dari istrinya adalah cintanya. Tapi, selama itu juga, semua berakhir sama.
Lalu, apakah hubungan mereka akan putus atau terus? Akankah dia tega memutuskan suatu hubungan yang dibangun dengan susah payah? Lalu, apa dia tega memisahkan putrinya yang sudah menganggap istrinya sebagai ibu kandungnya?
Bagaimana kelanjutan ceritanya, ya?
Yuk kepoin sekarang.
Jangan lupa like, vote dan hadiah.
Beberapa info akan di share di Ig.
Jangan lupa follow ya.
@zulf_alina.
Jadwal UP juga ada disana. Makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zulfa Laeli Ahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cukup
Suapan bubur masuk ke dalam mulut berbibir pucat. Tanpa dikunyah, bubur tertelan. Tak ada rasa. Hambar.
"Cukup." disuapan ketiga, gerakan menyendok bubur terhenti. Matanya menatap wajah tampan dengan luka lebam dan perban dikepala.
"Kenapa? Kamu harus makan, kak." tanyanya dengan lembut. Berusaha untuk mencairkan suasana yang sudah berubah sejak tadi malam. Dingin.
Mata khas Indonesia itu melihat entah kemana. Yang jelas bukan melihat ke arah lawan bicaranya. "Kak... Aku mohon... tatap aku..." ucapnya, dengan nada bergetar menahan air mata.
Hatinya bergemuruh. Antara menuruti permintaan tersebut yang akan membuatnya kembali membuka goresan luka atau tidak menuruti permintaanya, karena takut kecewa itu akan berubah menjadi benci.
"Kak..."
"Aku bilang cukup. Udah cukup untuk sarapannya. Aku ngga selera." balasnya dengan cuek.
"Ini demi kebaikan kamu, kak. Supaya kamu cepat sembuh." bujuk Nara, tangannya hendak menyentuh tangan berinsuf itu. Namun, tatapan tajam dari sang pemilik tangan membuatnya mengurungkan niat.
"Kebaikan? Apa ketika aku sembuh nanti itu sebuah kebaikan? Bukannya kamu lebih suka aku kaya gini supaya kamu bisa bersama dengan saudaraku sendiri? Itu kan yang kamu mau?"
Nara tersentak kaget dengan pertanyaan dari sang suami. Dirinya tak menyangka jika sang suami akan bertanya seperti itu.
"Kak... Aku ngga pernah mau kamu kaya gini... Tapi..."
"Tapi inilah jalan terbaiknya. Supaya aku bisa kembali ke cinta masa laluku dan meninggalkan kamu bersama dengan putrimu. Iya kan?" potong Naren dengan mata elangnya.
Air mata turun seketika. Membasahi pipi mulus tanpa make up. "Aku ngga pernah bermaksud seperti itu. Apalagi untuk meninggalkan kamu dan Yumna. Aku ngga bisa." ungkap Nara sebenar-benarnya kata hati.
Naren memalingkan wajahnya. Dirinya tidak sanggup melihat air mata itu turun. Ingin dia mengusapnya, namun sekali lagi. Luka yang tergores terlalu banyak membuatnya enggan.
"Bohong. Kamu berbohong. Aku udah tahu semuanya. Kamu memang tidak ingin meninggalkan kami. Tapi, apa kamu bisa meninngalkan dia demi kami? Nggak kan? Maka dari itu, kamu berbohong." dengan nada kembali dingin, Naren membalas ucapan wanita yang masih berstatus istrinya itu.
Jleb!
Mungkinkah suamianya terluka begitu dalam? Sehingga dirinya tak lagi memikirkan perasaannya?
Batinnya.
Tak dapat dipungkiri jika itu semua adalah benar adanya. Dirinya sendiri bimbang. Raga milik sang suami, tapi hatinya milik sang pacar.
Memang dirinya begitu jahat. Namun, apakah suaminya itu tak dapat melihat kasih sayang sedikitpun darinya? Tanyanya dalam hati.
"Iya. Kamu benar, kak. Aku seorang pembohong. Aku tau itu. Aku minta maaf. Aku salah. Aku mohon."
"Mungkin untuk maaf, aku bisa. Tapi, jangan berharap luka ini akan hilang. Luka yang kamu buat, tetap akan terukir dengan jelas. Tak akan pernah terkikis. Dan, satu hal yang bisa membuatnya menghilang. Yaitu cukup." menghela napas dalam-dalam, Naren mengungkapkan semuanya. Tentang hatinya yang kini benar-benar terluka dan kecewa.
Mengingat ucapan yang dia dengar dengan sendirinya, membuatnya begitu terluka. Hingga kecelakaan yang menimpanya bagai mimpi.
"Cukup untuk semuanya. Cukup untuk berharap. Cukup untuk saling menyakiti. Karena pernikahan bukan untuk saling menyakiti, namun untuk saling mengisi dan melengkapi." dengan tegasnya Naren berucap. Berharap wanita yang duduk disamping ranjangnya paham dengan apa yang terjadi.
"Apa maksud kamu, kita berpisah?" bibir itu bergetar saat bertanya tentang hubungan yang telah dia retak sendiri.
Sebelum Naren menjawab, pintu tiba-tiba terbuka. Diambang pintu menampakkan dua orang dewasa dan satu orang anak kecil yang sedang tersenyum.
*
*
*
Bersambung...
Yuk, jangan lupa dukung terus. Like, koment dan favorite. Dan bagi kalian yang mau sedekah, bisa kasih hadiah dan vote yaaa. Makasih...
Siapa yang mau lanjut cerita ini? Yuk yang mau lanjut, koment yaa dibawah...
* semua kesalahan pemeran utama wanita selalu dibenarkan dengan berbagai alasan bahkan tidak dianggap salah (wajar author nya wanita jadi dia diposisi pemeran utama wanita jadi dia merasa dirinya tidak pernah salah
*pemeran utama pria dibuat jadi karakter bodoh dan tidak punya harga diri yang terus2 mengejar cinta pemeran utama wanita kayak tidak ada perempuan lain saja
SEPERTI KOMENKU DI ATAS, NARA LBH MMILIH PRGI BRSAMA GIO DI KEABADIAN, APALAGI DIDALAM TUBUHNYA ADA, PARU2 CANGKOK DRI GIO.. APALAGI GIO LKI2 YG DITUNGGUNYA...
SEKALI LAGI KECEWA DGN ENDINGNYA..
BERHARAP NAREN BISA BRBAHAGIA SAMPE MENUA BRSAMA NARA,, DN NARA BISA SPENUHNYA MNERIMA NAREN SBAGAI SUAMINYA, TNPA BAYANG2 GIO...
DAN KNP NAREN SAMPE DOWN HIDUPNYA, STELAH KPRGIAN NARA, KRN NAREN SANGAT MNCINTAI NARA, NMUN NAREN KECEWA, KRN NARA LBH MMILIH PRGI BRSAMA GIO, DRIPADA BRJUANG UNTUK HIDUP, SEMBUH DN HIDUP BRSAMANYA MMBESARKN ANAK2 MREKA, ITULH YG MMBUAT NAREN DOWN SLAMA 7 TH.. SUNGGUH TRAGIS KISAH CINTA PRIA SHOLEH, BAIK, PERHATIAN, PENYABAR DN PENYAYANG.. SBENARNYA BSA OTHOR BUAT KISAH INI HEPI ENDING, TPI KYKNYA OTHOR GK RELA LIAT TOKOH NAREN BAHAGIA...