NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta: Noda Merah Pernikahan

Berbagi Cinta: Noda Merah Pernikahan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami
Popularitas:22.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.

Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.

Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.

Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.

Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.

Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.

Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kejujuran Zeya

Setelah makan siang dan sholat, Albirru mengajak Zeya tidur. Ia meminta haknya sebagai suami. Zeya tetap melayani Albirru dengan baik dan berusaha selalu memuaskan hasrat suaminya itu.

Mereka melanjutkan istirahat setelah membersihkan badan.

"Zeya, mas harap kamu jangan bersedih atas sikap abi dan ummi kemarin. Nanti malam mereka ingin bertemu kamu. Mas berharap abi dan Umi bisa menerima kamu."

"Semoga saja mas. Aku tak pernah berharap apa-apa. Karena aku sadar siapa diri ini. Aku juga telah diajarkan ustadzah, jika kita tidak boleh berharap selain pada Allah."

"Kamu jangan bersedih begitu. Kamu wanita baik, pasti abi dan Umi akan bisa menerima kamu nantinya."

Albirru membawa Zeya ke dalam pelukan dadanya. Ia mengecup kepala Zeya sebelum memejamkan matanya.

Sebenarnya ada banyak alasan buatku untuk pergi, tapi aku tetap memilih bertahan karena kamu adalah luka dan penyembuh yang paling aku suka.

...............

Albirru dan Zeya memasuki sebuah restoran. Di dalam telah menunggu abi dan umi nya. Zeya menyalami tangan abi dan umi sebelum duduk.

Umi tersenyum pada Zeya, ia mempersilakan Zeya duduk.

"Silakan duduk ...."

"Terima kasih, bu," ucap Zeya.

"Panggil umi aja seperti Al dan Zahra," ucap Umi Al.

"Sebaiknya kita makan dulu sebelum melanjutkan obrolan," ujar Abi.

Mereka berempat makan tanpa ada suara. Tampak mereka larut dengan pikirannya masing-masing.

Setelah menyantap hidangan buat makan malam itu, abi mulai angkat suara.

"Siapa nama kamu?" tanya Abi pada Zeya.

"Zeya, Pak."

"Panggil aku, Abi."

"Baik, Abi."

"Boleh abi tau kenapa kamu mau diajak Albirru menikah siri. Walau menikah secara siri menurut agama sah, tapi banyak kerugian yang akan kamu rasakan sebagai seorang wanita."

"Bagiku dinikahi mas Al walau secara siri itu sudah lebih dari cukup. Aku sudah sangat bahagia karena ada pria yang mau menikahiku."

"Abi tak mengerti ucapanmu ini. Kenapa kamu berpikir begitu. Apakah selama ini kamu tak pernah dekat dengan pria manapun. Sehingga kamu begitu bersyukur saat Albirru mau menikahi kamu."

"Bukan tidak ada pria yang dekat denganku, banyak pria yang dekat denganku tapi tak ada niat menikahiku."

"Kamu memiliki banyak kekasih?" ucap Umi.

"Bukan kekasih, mereka hanya menganggap aku sebagai penghibur aja. Pemuas di ranjang mereka ."

Abi dan Umi Albirru tampak sangat kaget mendengar ucapan Zeya. Albirru yang duduk di samping Zeya pun tampak sangat kaget dengan jawabannya.

"Apa lagi ini. Jangan bilang kamu seorang wanita penghibur!" ucap Abi.

"Betul, abi. Aku dulunya bekerja sebagai wanita penghibur."

Abi dan Umi tampak sangat syok mendengar ucapan Zeya. Mereka spontan mengucapkan istighfar.

Albirru langsung melototkan matanya mendengar kejujuran Zeya.

"Apa-apaan ini, abi dan Umi tidak bercanda."

"Aku tidak bercanda, aku mengatakan yang sejujurnya."

Abi tampak memegang dadanya. Mungkin ia sangat kaget atas kejujuran Zeya.

"Dimana kalian berkenalan. Apakah kamu sering ke tempat maksiat seperti itu, Albirru," tanya Abi dengan suara sedikit ditinggikan.

"Aku tak pernah ke sana, kecuali saat aku ingin membawa Zeya keluar dari tempat itu," ucap Albirru gugup.

"Kami berkenalan tanpa sengaja. Saat aku mengira mobil mas Al adalah taksi," ucap Zeya.

"Kenapa kamu bisa bekerja di sana. Apakah keluargamu tidak melarang."

"Aku yatim piatu," gumam Zeya.

"Kamu sehat, dan kuat. Banyak pekerjaan yang layak bisa kamu lakukan tapi kenapa kamu mau menjadi wanita penghibur. Dan maaf apakah kamu yakin tidak akan menularkan penyakit pada Albirru."

"Maaf, abi. Ini bukan pembelaan, tapi inilah kenyataan ... aku selalu rutin memeriksa kesehatanku. Jadi Abi dan Umi tak perlu kuatir aku akan menularkan suatu penyakit pada Albirru."

"Abi tak habis pikir denganmu Albirru. Banyak wanita baik-baik di kampung yang suka padamu, tapi kamu tolak. Dan kenapa kamu bisa tertarik dan menikahi Zeya. Apakah Zeya yang mengajak kamu menikahinya. Apa yang telah kamu lakukan sehingga Albirru menikahimu."

"Maaf, Abi. Bukannya aku lancang, walau aku ini wanita yang berlumur dosa tak pernah sekalipun terniat menjebak Albirru. Dan Abi bisa tanyakan pada Albirru, siapa yang pertama mengajak menikah. Albirru bukan aku ...."

"Abi, Zeya berkata benar. Aku yang mengajaknya menikah. Semua itu aku lakukan karena aku mencintai Zeya, dan aku ingin mengangkat derajatnya sebagai wanita. Jangan dipandang hina."

"Kamu mencintai Zeya," ujar Abi. Umi menggenggam tangan Abi. Umi takut Abi emosi dan kembali melayangkan tangannya menampar pipi Albirru.

"Iya, Abi."

"Bagaimana dengan Zahra, apakah kamu tidak mencintainya."

Albirru tampak ragu untuk menjawab pertanyaan abinya. Ia terdiam sambil menunduk. Zeya memandangi semua tingkah suaminya itu.

"Jawab pertanyaan, Abi. Apakah kamu mencintai Zahra atau tidak."

"Ya, Abi. Aku juga sangat mencintai Zahra, " ujar Albirru.

Zeya yang mendengar ucapan Albirru meremas jemarinya. Ia tak mengira Albirru akan menjawab itu.

Mas Al sangat mencintai Zahra. Jika denganku, ia hanya menjawab mencintai. Aku semakin sadar posisi diriku saat ini dihatimu, Al.

"Kamu sangat mencintai Zahra. Padahal kamu dan Zahra baru bertemu dua bulan sejak pernikahan kalian. Sekarang abi tanya, mana yang lebih kamu cintai Zahra apa Zeya."

"Kenapa Abi tanyakan itu."

"Walau dalam agama islam poligami diizinkan tapi itu tak semudah yang dibayangkan. Kamu harus adil. Dan kata adil tidak segampang mengucapkannya. Abi ingin kamu melepaskan salah satu dari istrimu."

"Abi tidak bisa meminta aku menceraikan salah satu istriku, karena itu sama saja dosa. memisahkan suami dari istrinya."

"Abi kamu benar Al, kamu harus memilih salah satu. Dari pada nanti kamu menyakiti salah satu dari mereka, itu juga akan lebih berdosa. Dan maaf Zeya ... menurut pengamatan Abi dan Umi kemarin, sepertinya Albirru lebih mencintai Zahra. Apakah kamu mau mengalah," ucap Umi.

Zeya kaget dengan ucapan Umi Albirru. Ia memandangi wajah mereka satu persatu.

"Aku tak tau harus menjawab apa. Umi bisa tanyakan dengan mas Albirru. Apakah ia kan menceraikan aku. Jika memang mas Al memilih Zahra dan ingin berpisah denganku, aku siap dan ikhlas menerima semuanya. Jadi keputusan ada ditangan mas Albirru."

"Tak ada yang akan aku ceraikan. Aku mencintai kedua istriku. Dan aku akan berusaha se adil mungkin. Abi dan Umi tak bisa meminta aku berpisah dari Zeya."

Mendengar kata-kata Albirru, air mata Zeya tak bisa dibendung lagi.

Mas Al, walau aku tau cintamu tak sebesar dulu lagi padaku, walau cintamu telah terbagi, mendengar ucapanmu itu aku senang. Kamu masih mau memperjuangkan aku di depan kedua orang tuamu.

"Baiklah, jika itu keputusanmu. Tapi jangan pernah membawa Zeya ke kampung, Abi tak mau orang tau siapa dirinya. Apa lagi masa lalunya."

"Abi, bukankah seorang pendosa yang telah bertaubat itu akan lebih baik dari pada orang yang merasa dirinya suci."

"Abi tak melihat taubat istrimu. Coba kamu lihat cara berpakaian saja tidak sesuai dengan ajaran agama kita ," ucap Abi.

Zeya melihat ke arah tubuhnya. Ia memang belum mengenakan hijab. Tapi ia telah berniat merubah semua penampilannya.

"Abi dan Umi pamit. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Abi akan melihat selama tiga bulan ini. Apakah kamu memang bisa berbuat adil."

Abi dan Umi berdiri dari duduknya, mereka meninggalkan restoran.

Bersambung

**********************

Terima kasih.

1
Erni Kusumawati
Terima kasih utk ceritanya kk
Erni Kusumawati
banyak kk author.. banyak banget malah
Erni Kusumawati
ishhh males bgt sm si umi dan abi itu ngerti agama tp ahhh.... sudahlah
Erni Kusumawati
manusiawi kalo Zeya cemburu sekelas siti Aisyah istri Rosul aja cemburu dengan Khadijah
trianti
Luar biasa
Ratnasihite
aq kubuh azril😀
Ratnasihite
Luar biasa
Ratnasihite
Lumayan
Ratnasihite
sabar dan ikhlas
Ratnasihite
kejujuran sangat penting dlm hubungan🤫
Tara Lestari
la itu bisa ga pulang ke zarah dasaar laki2...😓
Nani Aisyah
Luar biasa
Nani Aisyah
stiap baca q ikut nangis
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Silvi Vicka Carolina
gosok kamar mandi .
Silvi Vicka Carolina
memang klo da poligami pasti tidak semua istri ikhlas ....yang cowok kurang tegas ....emang kalo ada harta dan tahta buat cowok maka yang ketiganya adalah wanita ...merasa mampu sanggup ...tanpa memikirkan hati cweknya ...
Silvi Vicka Carolina
emng alasan tok ..tetp lah yang enak cowok nya ..gak mungkin kucing anggurin ikan ...iii mangkel
Juna Dong
luar biasa
Wulan Bahrain
Luar biasa
Lusiana_Oct13
Best is the best ❤❤❤❤
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Lusiana_Oct13
Makasih thor reni /Pray//Pray//Pray//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!