Cerita ini adalah sequel dari cerita duda ketemu janda.
Disini,author akan menceritakan tentang Reyhan dan Refa.
Yang sudah baca cerita saya sebelumnya, pastinya sudah mengenal mereka bukan?.
Bagi yang belum membaca Duda ketemu janda, disarankan untuk membacanya lebih dulu, biar dapet gregetnya dan juga bisa nyambung ceritanya😊
Apakah Reyhan dan Refa berhasil memutus mata rantai percintaan dalam satu keluarga itu?
Ataukah mereka akan terjebak,dan saling jatuh cinta seperti:
Dimas ❤️ Anggia
Desy ❤️ Rangga
Anggara ❤️ Fatma
Penasaran?Yuk ikutin kisahnya.
Jangan lupa Vote,like dan komentarnya ya.🤗
Bagi yang gak suka dengan cerita ini, jangan dibaca ya, dan gak usah nyinyir juga🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Koas.
Kepergian Dilan menorehkan luka yang teramat dalam bagi Reva. Sifat manja nan ceria Reva, ikut pergi bersamanya. Reva seperti kehilangan semangat hidupnya saat ini.
Kenangan manis bersama Dilan, selalu terukir indah di dalam hatinya. Sebulan berlalu, kesedihan masih terlihat di wajah Reva. Isma sebagai seorang ibu juga ikut terluka dengan apa yang terjadi pada Reva.
Semenjak Dilan pergi, Reva merasa ada yang berubah dalam hidupnya kini.
Reva pov.
Perubahan itu sungguh menyakitkan. Ketika kamu telah tiada, semua duniaku hilang. Namun aku ingat, sebelum kamu pergi meninggalkanku, kamu pernah mengatakan agar aku tetap semangat menjalani hidup. Aku hanya bisa berterima kasih atas pesanmu itu.
Kamu tidak pernah berhenti memberikan semangat. Namun sekarang, semua itu tidak akan terjadi lagi. Kini aku sendiri yang hanya bisa berusaha mencapai impian yang kamu impikan.
Walau pun aku merasakan sakit, aku sadar hidup harus terus berjalan. Aku tidak ingin terus larut dalam kesedihan. Aku harus yakin, waktu akan menyembuhkan lukaku.Tapi, waktu tidak akan pernah membuat aku lupa padanya (Dilan), karena itu tidak akan mudah.
Aku ingin mengejar cita-citaku menjadi seorang dokter. Aku mengikuti koas di salah satu rumah sakit umum di daerahku. Aku sangat bersemangat mengikuti koas itu.
Aku tahu tidak akan mudah untuk melupakan seseorang yang sangat berarti dalam kehidupan kita.Tapi aku harus tetap semangat untuk mewujudkan mimpiku menjadi seorang dokter, seperti dia (Dilan).
Aku menyibukkan diri dengan kegiatan koas ku. Walaupun capek, tapi aku sangat menikmatinya. Aku senang bisa ikut memeriksa pasien secara langsung. Aku bisa mempraktekan ilmu yang aku dapat saat aku kuliah.
Aku selalu bersemangat setiap harinya saat mengikuti kegiatan itu, apalagi saat kami diharuskan ikut operasi sampai sore, dan kadang kami langsung jaga malam. Kegiatan kami pada malam hari menjaga bangsal, IGD, bahkan kamar bersalin. Tak jarang kami harus menunggui ibu-ibu yang akan ataupun habis melahirkan.
Setiap jam 6 pagi, aku harus sudah ada dirumah sakit, dan pulang malam bahkan sampai tidak pulang. Capek...iya, tapi aku tidak peduli, demi cita-citaku, walau kadang aku harus mendapatkan sikap yang tidak menyenangkan dari dokter senior, atau sesama dokter muda.
Aku pernah mengalami kejadian lucu dan unik, juga kejadian menyeramkan selama mengikuti koas. Aku dan dua orang dokter muda lainya sedang jaga malam waktu itu. Jam satu dini hari, kami akan pergi menuju bangsal. Kami berjalan melewati lorong rumah sakit yang sudah sangat sepi, hingga langkah kaki terdengar begitu menggema ditelinga.
Dari kejauhan kami melihat ada seorang suster yang mendorong sebuah brankar, menuju kearah kami. Dan saat kami berpapasan, kami melihat sesosok mayat di brankar itu.
Aku bertanya pada suster yang dari tadi hanya menundukkan kepalanya, pasien atau korban apakah mayat itu. Dia menjawab, kalau mayat itu adalah korban kebakaran. Sebelah wajahnya rusak terkena kobaran api, Jawab sang suster dengan wajah datar. Suster itu membuka kain putih yang menutupi mayat di atas brankar.
Kami kaget saat melihat wajah mayat tersebut. Kami bertiga saling pandang, seolah mata kami kompak mengatakan hal yang sama, saat kami melihat mayat itu. Mayat wanita yang ada di brankar itu, mirip sekali dengan suster yang mendorong brankar.
Kami terus memperhatikan mayat itu dengan seksama. Semakin kami memperhatikan, wajah mereka memang semakin mirip. Dan kami baru menyadari sesuatu, ternyata pakaian yang masih menempel di mayat itu, adalah pakaian seorang suster. Kami semakin terkejut, saat melihat name tag yang ada di pakaian suster itu. Disana tertulis sebuah nama"Erika".
Degggg.....jantungku tiba-tiba saja seperti mau loncat melihat nama itu. Karena nama mereka berdua juga sama. Kami bertiga, kembali saling pandang. Dan kami kembali di buat terkejut saat menyadari suster yang mendorong brankar itu, tiba-tiba menghilang.
Bulu kudukku langsung berdiri, kami bertiga lari secepatnya menuju bangsal. Malam itu, benar-benar malam yang paling menyeramkan selama kami mengikuti kegiatan malam dirumah sakit. Aku menceritakan kejadian itu pada salah satu suster senior disini. Dia menceritakan, kalau memang dulu pernah terjadi kebakaran dirumah sakit ini, dan ada seorang suster yang terjebak disalah satu ruangan. Dia meninggal dengan sebagian wajahnya yang terbakar. Sejak saat itu, banyak yang sering melihat suster yang membawa brankar, saat lewat jam dua belas malam.
Masih banyak kejadian lain yang aku alami selama mengikuti koas.Tapi aku tidak akan menceritakan semuanya, karena pasti episodenya akan sangat panjang.
****
Satu Tahun Kemudian.
Malam ini Reva sedang jaga malam di IGD rumah sakit tempatnya mengikuti koas. Waktu menunjukan pukul 10 malam, saat ada dua orang korban kecelakaan dibawa keruang IGD.
Mereka langsung mendapat penanganan. Salah satu dari mereka tak sadarkan diri
Reva diam sejenak setelah mendengar kalau mereka adalah korban kecelakaan, tabrakan antara motor dan mobil. Seketika ingatannya melayang pada kejadian satu tahun lalu. Dia ingat Dilan. Dia ingat kecelakaan motor yang telah merenggut nyawa calon suaminya.
"Reva." Panggilan salah satu temannya, membuat Reva tersadar. Dia segera menghampiri pasien itu. Pasiennya adalah seorang perempuan cantik, yang usianya mungkin tidak jauh berbeda dengan Reva. Dia mengalami luka ditangan dan kakinya.
Reva terhenyak, saat melihat siapa korban kecelakaan satunya, yang tak lain adalah kakaknya sendiri, Reyhan yang tak sadarkan diri.
"Kak Reyhan." Ucap Reva, spontan."
Reva segera menghampiri Reyhan, yang tak sadarkan diri. Dia menangis melihat kondisinya. Ketakutan akan kehilangan orang yang dia sayangi, kembali dia rasakan saat itu. Pikirannya kemana-mana. Dia takut Reyhan pergi meninggalkannya seperti Dilan.
"Kak Reyhan.....bangun kak." Ucap Reva sambil menangis.
Semua yang ada disana menatap Reva. ReVa seakan lupa pada koas nya. Dokter senior memeriksa Reyhan. Dia mengatakan kalau Reyhan baik-baik saja. Dia akan segera sadar dalam waktu kurang dari satu jam. Reva sangat lega mendengarnya. Dia menunggui Reyhan sampai Reyhan sadar.
"Reva." Panggil Reyhan saat dia sadar.
"Kak Reyhan..kakak sudah sadar?. Kakak kenapa bisa celaka kayak gini?. Lagian sejak kapan kakak suka naik motor?." Tanya Reva.
"Sebelum kakak jawab pertanyaan kamu, kakak minta kamu tidak memberitahu papa dan mamu."
"Iya, aku janji. Sekarang cerita sama aku. Kenapa kak Reyhan sampai kayak gini."
"Tadi kakak hampir tabrakan dengan sebuah mobil. Untung saja kakak bisa menghindar."
"Lalu siapa wanita yang bersama kakak?." Tanya Reva.
"Ah iya...kakak sampai lupa. Dimana dia?.Apa dia baik-baik saja?." Reyhan balik bertanya
"Dia baik-baik saja kak. Sekarang dia sedang istirahat. Siapa dia?.Apa dia pacar kakak?."Tanya Reva.
"Dia temen kakak.Namanya Jihan. Dia anak salah satu klien kakak."Jelas Reyhan.
"Temen apa demen?." Goda Reva.
"Demen....eh temen."Jawab Reyhan.
Reva terkekeh. Dia yakin kalau wanita bernama Jihan itu adalah pacar kakaknya.
Reva senang mengetahui Reyhan sudah kembali membuka hatinya. Itu tandanya kakaknya benar-benar sudah move on dari kisah cintanya yang dulu.
Berbeda dengan Reyhan, Reva masih belum bisa melupakan Dilan sampai saat ini. Walau dia akui, banyak sekali lelaki yang mendekatinya, setelah Dilan meninggal. Reva belum mau membuka hatinya untuk siapapun. Apalagi saat ini dia sedang fokus mengejar cita-citanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
LIKE, VOTE, DAN KOMEN SELALU YA🙏🤗🤗
pasti bakalan kangen sama jargonnya papa Dika malam pertama 😁😁😁🤭
akhirnya sampai juga di akhir cerita
terima kasih untuk karya yang keren ini mom😘😘😘😘
omes nya Reyhan mirip papa Dika 😄😄😄
sepertinya bakalan ada yang CLBK nih
hayooo loh kalian di cariin kan karena sudah berani ngerjain orang