Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 Perusahaan Macam Apa
"Ha ha ha ha apa pak Varo tidak salah pilih orang, lihat lah pak bagaimana bisa bapak menerima dia dengan pakaian seperti ini" ujar Putri sambil tertawa dan mendekat kearah Berlian sambil menunjuk pakaian yang dikenakan oleh Berlian.
"Maksud kamu apa?, ada apa dengan pakaianku?" tanya Berlian ketus sambil menyingkirkan jari putri yang masih menunjuk pakaian Berlian.
"Pak lihat lah belum apa-apa dia sudah kurang ajar terhadapku dengan bicara tidak sopan dan memukul tanganku ini" ujar Putri sambil mengusap jarinya dan menghampiri Varo kembali.
"Hei kamu jangan fitnah siapa juga yang memukulmu aku hanya menyingkirkan tangan mu saja" bela Berlian membuat Varo yang sedari tadi melihat keduanya hanya tersenyum.
"Sudahlah aku tidak ingin mendengar perdebatan, ini masih pagi, Putri kembalilah bekerja dan ajari dia hingga dia bisa dan kamu Berlian ikutlah dengan Putri dan belajar lah apa yang perlu kamu kerjakan" perintah Varo kepada Putri dan Berlian, membuat Putri tidak bisa berbuat apa-apa dan keluar dari ruang kerja Varo diikuti Berlian dari belakangnya.
"Aku masih tidak percaya kenapa pak Varo bisa menerima dirimu di perusahaan nya dengan gaya pakaianmu yang seperti ini" ujar Putri ketika dirinya dan juga Berlian sudah sampai di meja kerja Putri.
"Apa salahnya apa di perusahaan ini bergerak dibidang modelling yang harus memperlihatkan kemolekan tubuh seperti dirimu?" tanya Berlian dengan sinis ketika dirinya sudah duduk di kursi kerjanya yang hanya bersebelahan dengan Putri.
"Setidaknya walaupun aku tidak bekerja menggunakan otak aku bekerja menggunakan tubuhku yang sexy ini dan bisa membuat pak Varo senang" ucap Putri sombong sambil membusungkan dadanya memperlihatkan gunung kembarnya yang penuh melebihi ukuran branya, Berlian yang mendengar ucapan Putri dan juga melihat gerakan tubuhnya hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Sudahlah apa yang harus aku kerjakan, jangan membuang buang waktu bukanya ini waktunya untuk bekerja?" tanya Berlian kesal mengetahui ada sekretaris perusahaan seperti ini.
"Ini, aku sudah menulis semuanya disini kamu pelajarilah" ucap putri sambil memberikan sebuah note ke arah Berlian kemudian dirinya langsung bersolek sambil mengangkat sebelah paha ya bertumpu di satu pahanya yang lain memperlihatkan paha mulusnya yang hanya mengenakan rok tidak lebih dari satu jengkal, siapapun laki-laki yang melihatnya pasti akan tergoda, membuat Berlian hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
Berlian langsung memicingkan satu alisnya setelah membuka note yang diberikan putri untuknya, dengan segera Berlian langsung beranjak dari kursinya dan menatap sinis pada Putri yang sedang bersolek dan pergi menuju ruang kerja Varo.
Varo langsung menatap Berlian setelah Berlian sudah masuk ke ruang kerjanya dan duduk di kursi tepat di hadapan Varo.
"Ada apa?, apa kamu tidak mampu dengan tugas yang sekretarisku berikan?" tanya Varo sambil bersandar di kursi kerjanya dan melipat kedua tangannya didepan dada.
"Ha ha ha" tawa renyah dari bibir ranum Berlian keluar begitu saja mendengar pertanyaan Varo yang membuat Varo langsung mengangkat kedua alisnya tidak mengerti.
"Anak sd saja bisa kalau bekerja hanya untuk mengangkat telepon, mencatat apa yang harus kamu lakukan hari ini, menghubungi klien, menemanimu menemui klien" ucap Berlian tersenyum sinis sambil membaca note yang diberikan Putri untuknya.
"Dan satu lagi yang tidak berada dicatatan itu menamaniku diranjang" ujar Varo yang langsung beranjak dari tempat duduknya membuat Berlian menatap Varo yang berjalan sambil mengangkat ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Perusahaan macam apa ini memiliki bos sepertimu yang tidak memiliki akhlak dasar setan edan" gumam Berlian dalam hati sambil menatap Varo yang sedang berbicara di ponsel sambil menatap Berlian.
"Kenapa kamu menatapku?" tanya Varo kepada Berlian setelah dirinya mematikan sambungan ponselnya.
"Terserah kepadaku mau menatap siapa, mata, mataku sendiri" jawab Berlian dengan jutek.
"Kamu tahu di sini aku atasanmu jadi kamu harus berkata sopan kepadaku, menghormatiku dan menuruti semua perintahku"
"Tapi bos yang seperti apa dulu kalau seperti dirimu jangan harap, aku………." ucapan Berlian berhenti saat ada seseorang yang masuk kedalam ruangan Varo, menuju meja kerja Varo dan berdiri disamping Berlian yang masih duduk di kursi.
"Baiklah ini pekerjaan kamu yang sebenarnya dan Raka asistenku yang akan mengajarimu" ujar Varo kepada Berlian dengan segera Berlian langsung menatap kearah Raka yang berada disampingnya yang juga sedang menatapnya.
"Berlian………….."
Bersambung............