NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.4M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Terbuka

"Mau diantar ke poli apa nggak?" tanya Duta lagi.

"Pengen banget Laras pergi?"

"Ih, kok gitu ngomongnya. Abang ya pengennya kamu disini nemenin abang jaga kak Yuna. Tapi kalau kamu capek ya ayo abang antar balik ke poli"

"Laras mau disini bang, nemenin abang dan kak Yuna"

Duta tersenyum. "Begini kan enak"

"Enak gimana?"

"Enak lah, bisa ngobrol sama kamu. Orang kamunya aja melarang untuk komunikasi dan bertemu kok. Kan abang jadi syediiihh" ucap Duta menampilkan wajah melasnya.

"Hahaha, ya sudah iya aturannya dihapus. Boleh berkomunikasi tapi tidak boleh mengajak bertemu. Gimana?"

"Emang abang boleh protes?"

"Hehehe, ya gak boleh"

"Ya sudah terserah kamu aja lah Ay. Berarti besok gak bisa nemenin abang kondangan?"

"Ya jelasss, gak bisa abang sayaaaangg. Ups kelepasan"

Duta menahan tawanya. "Merdu kalau kamu panggil begitu. Lagi dooong, biar abang seneng"

"Diiiiihhh, mau nya. Nanti kalau udah jadi suami istri tak panggil sayang tiap hari"

Duta semakin yakin jika dirinya akan diterima Laras. Terbukti dari ucapan Laras.

"Salah ngomong lagi" Laras memukul-mukul bibirnya.

"Gak salah kok. Abang seneng kamu mulai terbuka"

Laras hanya tersenyum. "Abang serius minta Laras jadi istri abang?"

"Kamu pikir abang main-main? Abang sungguh serius sama kamu"

"Sabar ya abaaanng, nunggu 4 hari lagi. Hahaha"

"Dasar. Eh, kak Yuna udah tidur belum? Kok gak ada suaranya Ay"

"Laras cek dulu"

Laras mengecek Yuna. Tapi Yuna sudah tertidur.

"Kak Yuna udah tidur bang"

"Oh ya sudah, kamu istirahat gih. Beneran mau disini nemenin abang dan kakak?"

"Iya ih, abang gak bawa selimut atau apa gitu? Disini kalau malam dingin"

"Gak"

"Ya sudah, aku ambilin selimut dulu buat abang. Tunggu ya"

Laras kembali ke ruangannya dan mengambil kan selimut dan obat nyamuk. Dia segera kembali ke ruangan Yuna. Dan ternyata sudah ada sebuah bed tambahan.

"Kenapa ada bed tambahan?" tanya Laras sambil memberikan selimut dan obat nyamuk oles untuk Duta.

"Ya buat kamu lah Ay, apa kamu mau nya kita tidur satu sofa?" goda Duta sambil menaik turunkan alisnya.

"Hish, gak lah! Udah ayo mapan. Udah malam. Selamat tidur abang"

"Selamat tidur Ay"

Mereka tidur dengan cepat. Tak terasa subuh sudah menjelang. Duta bangun dan sholat subuh. Agus yang baru saja sampai langsung menuju ruangan istrinya dan berpapasan dengan Duta yang hendak sholat.

"Assalamualaikum dek, gimana keadaan kakak kamu?" tanya Agus khawatir.

"Waalaikum salam mas, tenang aja. Kakak gak papa. Kata dokter gak ada perdarahan yang keluar. Mungkin karena kram perut. Nanti di cek lagi dengan dokter kandungannya mas" Duta menyalami kakak nya dan menerangkan semuanya.

"Alhamdulillah, lega mas dengernya. Mas masuk dulu deh"

"Eh, aku ikut masuk lagi. Ada Laras soalnya. Biar tak bangunin sekalian deh"

Agus bingung, siapa Laras? Mereka berdua masuk kembali ke kamar Yuna. Agus melihat istrinya masih tidur. Duta membangunkan Laras dengan menyentuh bahu nya.

Oooo ini calonnya Duta. Batin Agus dalam hati.

"Ay, bangun Ay, udah subuh. Ay bangun. Ada kakak abang tuh udah datang"

Laras merasa tubuhnya ada yang menggoncang-goncang kan akhirnya membuka matanya. Dia melihat Duta sudah bangun. Dan dilihatnya lagi seorang lelaki.

"Kenapa bang?" tanya Laras mengumpulkan kesadarannya.

"Bangun, udah subuh. Itu ada kakak abang. Kenalan dulu yuk"

Yuna bangun setelah ada yang mengecup keningnya. Membuat Duta dan Laras iri dengan pemandangan di depan mereka. Yuna tersenyum melihat suaminya sudah datang.

"Mas udah sampai?" tanya Yuna parau khas suara orang bangun tidur.

"Baru saja sayang, kamu baik-baik saja?"

"Alhamdulillah aku gak papa sayang"

Agus mencium kening Yuna kembali. Duta dan Laras hanya bisa tersenyum.

"Mas, mesra-mesraannya ditunda dulu. Kenalin ini Laras. Ay, ini mas Agus kakak abang"

Laras tersenyum dan mengatupkan kedua telapak tangan di depan dadanya. Agus membalasnya dengan hal yang sama.

"Laras"

"Agus. Ini dikenalinnya sebagai apa nih?"

Duta diam. "Sebagai calon istri" Jawab Laras. Duta tersenyum bahagia. Tak menyangka Laras akan mengatakan itu.

"Ooo, ini calon adik ipar mas? Terima kasih sudah membuat Duta jatuh cinta lagi ya. Ya sudah ayo subuh dulu"

Agus dan Duta meninggalkan ruangan Yuna. Laras mencuci wajahnya dan merapikan selimutnya. Yuna meminta tolong kepadanya.

"Ras, boleh kakak minta tolong?"

"Apa kak?"

"Tolong belikan susu hangat untuk mereka berdua. Kamu kalau mau beli sekalian. Ini uangnya"

"Iya kak, nanti Laras belikan. Tapi nanti diantarkan sama mbak kantinnya ya. Soalnya Laras udah gak nyaman banget, pengen ganti"

"Iya gak papa. Nih uangnya"

"Pake uang Laras aja. Laras tinggal ya kak. Cepet sembuh. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Laras meninggalkan Yuna sendirian dan menuju kantin. Dia memesan 2 susu coklat hangat. Yang satu diberi memo untuk Duta.

"Maaf ya bang, Laras tinggal. Ini susu nya dihabiskan. Biar tumbuh makin tinggi. Hehehe. Semangat kerja nya ya. Laras"

Lalu dia menempelkannya di samping cup plastik itu dan menyuruh penjaga kantin mengantarkan sebentar ke kamar Yuna setelah menyelesaikan pembayaran.

Duta yang baru saja kembali dari masjid menerima pesanan itu dan berterima kasih kepada yang mengantarkan.

"Ini yang punya kamu dek, ada memonya tuh. Suruh menghabiskan biar tumbuh tinggi dab disuruh semangat. Hahaha. Kayak ABG aja sih kalian. Uwuuuuu" Agus meninggalkan Duta dan kembali ke kamar Yuna.

Duta duduk di kursi taman dan membaca pesan dari Laras. Dia senyum-senyum sendiri melihatnya. Dia menyerutup habis susu itu dan menyimpan memo di dalam kantongnya. Dia berpamitan kepada Agus untuk membeli sarapan.

Duta membeli sarapan dan mengantarnya kembali ke kamar Yuna.

"Duta pamit ya, kerjaan numpuk soalnya" pamit Duta kepada Agus dan Yuna.

"Iya, sana pulang. Mas mau berduaan sama istri mas. Jangan ngiri"

"Gak bakalan! Udah ah" Duta melenggang pergi meninggalkan ruangan Yuna dan menuju ruangan Laras.

tok tok tok. Laras yang baru saja membeli sarapan keluar dan membukanya.

"Abang"

"Iya, abang beli sarapan buat kamu"

"Laras udah beli sarapan ik, mubadzir dong nanti kalau gak dimakan. Abang mau sarapan bareng gak?" tanya Laras malu-malu.

Duta tidak menjawab. Dia langsung melangkah masuk ke ruangan Laras dengan senyum mengembang.

"Ayok abang udah lapar!" ucap Duta bersemangat dan terus tersenyum.

Laras ikut tersenyum dan geleng kepala dengan tingkah Duta yang seperti anak kecil.

Laras membuka makanan yang dibeli nya dan dibawa Duta. "Abang mau apa? Bubur ayam? Atau nasi pecel?"

"Nasi pecel"

Laras menukar makanan miliknya dengan punya Duta. Mereka mulai makan. "Enak banget ya makanannya?" ucap Duta

"Iya kan makannya ditemeni aku makanya enak" jawab Laras.

"Eeee, pinter merayu ya sekarang"

"Ih, aku gak merayu abang. Bener apa bener? Jujur!" ucap Laras sambil melotot dan menahan senyum.

"Iya sih. Hahahaha"

"Tuh kan dia yang girang. Makan yang bener abang. Nanti keselek"

"Iya sayang bawel. Ups kelepasan lagi. Hehehe. Iya Ay, bawel"

Laras hanya diam tak memprotes ucapan Duta. Tak berapa lama mereka telah menghabiskan sarapannya dan Duta pamit harus ke kantor.

Sepertinya aku memang sudah jatuh hati sama kamu bang. Batin Laras melihat punggung Duta yang berjalan menjauh. Sampai Ais datang saja dia tak tahu.

.

.

.

Like

Vote

Komen

Tip

Maaf gaes, author baru selesai kerjaaa. Sabar yaaaa.

Dibaca juga "Tunangan Bayaran" makasih 😘😘😘

1
Idar Idar
bagus cerita nya
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!