NovelToon NovelToon
Man Jadda Wajada

Man Jadda Wajada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:37k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Hasan, mencintai harus memiliki. Walaupun harus menentang orang tua dan kehilangan hak waris sebagai pemimpin santri, akan dia lakukan demi mendapatkan cinta Luna.

Spin of sweet revenge

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MJW 25

Hasan mengantarkan Luna pulang.

"Jadi cita citamu jadi dokter anastesi?"

"Ya."

Senyap.

"Kamu memang mau jadi pengusha dari dulu?"

"Aku harus meneruskan usaha abi, sekaligus mengurus pesantren. Jadi tidak bisa punya keinginan lain," sahut Hasan ringan.

"Oooh....." Luna melirik Hasan yang tetap tenang.

"Adikku juga begitu. Dia lebih muda dua tahun."

"Laki laki juga?" tanya luna.

"Iya."

Hening.

"Adikku bisa menggantikan aku menjadi pimpinan pondok."

Keduanya saling tatap. Luna merasa bersalah kalo itu terjadi.

Hasan melakukan itu karen dia, kan?

"Tenang. Adikku juga pasti ngga nolak, kok." Hasan tersenyum lembut. Tatapnya teduh.

Luna tersenyum samar, kemudian mengalihkan tatap ke.luar jendela mobil. Jantungnya ngga tenang kalo lama.lama membalas tatapan teduh Hasan.

Tidak ada lagi pembicaraan hingga mobil Hasan tiba di rumah megah Luna.

"Mau mampir?" tanya Luna ketika melepas seatbeltnya. Dia yakin orang tuanya ada di rumah.

"Boleh?" Hasan menatap jam tangannya, membuat Luna baru tersadar.

"Itu.... jam yang kuberikan dulu?" tanya Luna kaget. Jam itu masih tampak bagus.

Awet banget, batinnya.

"Aku ngga pernah beli jam," senyum Hasan membuat Luna ikut tersenyum. Dalam hati senang karena Hasan masih menyimpan pemberiannya.

"Kenapa?" Tetap saja Luna nyeplos bertanya karena kepo. Hasan bisa jadi membeli yang model baru karena modelnya sudah tidak update lagi.

"Karena ini dari kamu."

DEG DEG DEG

Laki laki ini selalu bisa membuat kakinya tidak menjejak bumi.

Luna mengalihkan tatapnya, menyembunyikan rona merah di pipinya dan dan membuka pintu mobil.

"Lebih baik kamu pulang aja," usir Luna membuat Hasan tergelak pelan.

"Baiklah. Tapi besok kamu sibuk?" tanya Hasan ketika Luna baru saja mengeluarkan sebelah kakinya keluar dari dalam mobil.

"Sore?" tanya Luna sambil mengingat jadwalnya. Sepertinya besok dia akan bebas jadwal operasi. Tapi dia tidak yakin, karena sesekali ada jadwal tidak terduga. Tergantung keadaan pasien dan ketersediaan dokter anastesi seperti dirinya.

"Aku mau mengenalkanmu dengan umi."

Tubuh Luna kaku lagi.

Ternyata dia benar benar serius.

Luna jadi maju mundur. Takut, itu yang dia rasakan.

"Nanti umimu malah terkejut melihatku."

Hasan dapat melihat wajah Luna yang mulai meragu lagi.

"Tentu umi akan sangat terkejut."

"Tuh, kan, lebih baik ngga usah," tolak Luna makin ngga percaya diri.

Hasan tersenyum lembut.

"Umi dan santri di tempatku akan mengira ada artis yabg datang berkunjung."

Luna terpana mendengarnya.

"Karena .... kamu cantik sekali," lanjutnya lagi tanpa nada merayu.

Luna bisa merasakannya. Tapi dia selalu denial.

Dua kali di hari ini Luna sudah mendengar Hasan memujinya cantik. Dan efeknya sama, selalu membuat hatinya melayang.

Hanya Hasan yang bisa membuatnya begitu.

Setelah bisa menenangkan diri, Luna perlahan turun dari dalam mobil, Luna menatap Hasan sebelum menahan pintu mobilnya untuk dia tutup.

"Thank's," ucapnya dengan pipi meronanya.

Hasan hanya tersenyum, tapi tatapnya sangat dalam.

"Ohya, Hasan, hari ini kamu belum cek tensi," lanjut Luna berusaha ngga terpengaruh dengan pujian Hasan.

"Besok saja. Ngga usah khawatir, aku rutin makan obatnya."

"Syukurlah."

Luna menutup pintu mobilnya dan Hasan menurunkan kaca jendela mobil tempat Luna berada.

"Hati hati pulangnya." Luna mundur selangkah.

"Ya, sampai jumpa besok."

Luna ngga menjawab, tapi dia menatap mobil Hasan yang melaju pelan meninggalkan rumahnya.

Setelah mobil itu keluar dari gerbang rumahnya, Luna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Panik kini yang dia rasakan.

Apa reaksi uminya Hasan saat melihat penampilannya, ya?

*

*

*

Laila yang gusar setelah mendapatkan foto foto Hasan yang berduaan dengan Luna langsung menelpon uminya Hasan. Selama ini uminya Hasan juga sudah menganggapnya sebagai calon istri Hasan.

Laila lega uminya Hasan menerima telponnya di dering pertama.

Salamnya pun dijawab dengan ramah dan lembut oleh uminya Hasan.

"Ada apa, Laila?"

"Em.... Maaf, umi..... Hasan belum pulang?" tanya Laila pelan. Dia berharap, setelah mendapat telponnya, uminya Hasan langsung menelpon laki laki itu hingga bisa cepat pulang.

"Belum, laila."

Hening....

Laila mengatur nafasnya perlahan.

"Umi......, Laila tadi diberitau teman Laila kalo Hasan sedang bersama Luna."

Sunyi sesaat.

"Ooh..... Iya. Tadi sore Hasan sudah pamit dengan umi, sedang menemui Luma di rumah sakit." Suara Umi terdengar serba salah.

Hati Laila merasa dicubit dengan keras..

Umi sudah merestui hubungan keduanya? Hatinya terasa sakit. Tapi dia ngga akan menyerahkan Hasan begitu saja dengan Luna.

"Oooh, umi sudah tau, ya...."

"Iya, Laila."

Hening.

"Umi..... bolehkan kalo Laila tetap bersama Hasan. Laila ikhlas kalo nanti Hasan menikahi Luna. Laila tidak apa apa umi...., dipoligami." Bibirnya agak bergetar saat mengucapkannya.

Poligami? Tidak pernah ada dalam tujuan hidupnya awalnya. Tapi dari pada ditinggalkan Hasan, lebih baik dia merelakan Hasan juga menikahi Luna.

Sampai beberapa detik berlalu, belum ada jawaban dari uminya Hasan.

"Umi.... Karena Luna kurang paham soal agama, aku nantinya yang akan menghandle masalah itu. Umi tau, kan, aku ngga pernah mengecewakan saat ikut serta di acara keagamaan."

Masih hening.

"Baiklah, nanti akan umi bicarakan dengan Hasan dan abinya."

"Terimakasih, umi."

Luna, jangan mimpi langkahmu akan mulus untuk mendapatkan Hasan, serapahnya dalam hati.

*

*

*

Umi menutup telponnya dengan perasaan bingung. Suaminya menatap lekat.

"Laila bilang apa?"

Siti Azizah menghela nafas panjang.

"Temannya melihat keberadaan putra kita dengan Luna."

ALi Wahab menghela nafas panjang.

"Cepat atau lambat pasti akan ada yang melihat."

Siti Azizah menghembuskan nafas dengan ganjalan yang bertumpuk di dalam rongga dadanya.

"Ada lagi, bi."

"Apa lagi?" Ali Wahab menatap istrinya lembut.

"Laila tetap mau menikah dengan Hasan...... Dia juga mau dipoligami."

Ali Wahhab mematung.

Dia yakin putranya tidak akan pernah setuju dengan ide poligami itu.

"Bagaimana ini abi?" Suara istrinya terdengar panik dan wajahnya tampak sangat resah.

"Nanti kita bicarakan lagi kalo Hasan sudah pulang," putus Ali Wahab berusaha menenangkan istrinya.

Istrinya hanya bisa mengangguk pelan. Tapi tatap panik itu tetap terlihat di sepasang mata uminya Hasan.

1
Lailatunnasihah Nasihah
maaf ya umi.Harusnya umi bisa merasakan ketulusan hasan trhadap seorang wanita.jangan malah mencari kesalahan di diri luna.stop jangan macam2 ya umi.Jangan sampai nyenggol keluarga luna ya. kalo udh berani nnti kasian hasannya yg jadi korban🤭
Zea Rahmat
harusnya umi liat dr sisi hasan dan luna sm Laila dong... bijak dalam bersikap
maret
gregetan bgtttt.... kakek nenek Monggo Dateng... di selesaikannn.. q pusing ikut mikirin... 😅🫰
🟡 ◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semangat Hasan Memperjuangkan Luna
Tri Handayani
next thorrr'semoga ada triple up'semangat thorrr
Tri Handayani
umi siti seharusnya udah bisa menilai laila seperti apa dr obsesinya mendapatkan hasan.
Tri Handayani
tak kenal maka tak sayang fariz'mungkin kalau kamu udah kenal luna dan keluarganya'kamu jg akan mengerti kenapa kakakmu bertahan mencintai luna dr dulu sampe sekarang.
Tri Handayani
umi siti azizah bilang sama laila'hasan g mau menikahi gadis manapun selain luna'biar laila tau.
Tri Handayani
pede banget kamu laila'mau mendepak luna'yang ada kamu itu yg d depak k luar angkasa...
Tri Handayani
bukan karena luna hasan jadi keras kepala dan membangkang umi,dulu hasan g punya modal dan keberanian untuk mendapatkan luna'selain cinta.sekarang dia punya semua dan g mau kehilsngan luna.
Ray Aza
ga usah cari kambing hitam deh umi. km bs liat hasan keras kepala utk luna tp tdk bisa melihat obsesi laila terhadap hasan. dr segi kejiwaan laila itu sdh bermasalah umi. anda lupa hasan sdh pernah menolak laila dan menutupi hal tersebut dr semua? ga takut pny menantu sakit jiwa? gejala npd akut loh mi
Yana Phung
Jgn2 ummi hasan malah berpikiran negatif dg luna
jujur aku penasaran kenapa hasan menolak laila??
ataukah dulu kasus luna dilabrak laila,, hasan tau??
Yana Phung
aku bingung dg pemikiran orang tua laila
udah ditolak hasan kok malahan mendukung tindakan laila??
dwi ka
Uminya hasan jg aneh, sehrsnya wkt ukhti munafik nelp & blg rela di poligami, umi hrsnya bs menilai wanita spti apa laila itu.. Wanita yg cm luarnya aja tertutup tp dalamnya luar biasa busuk.. Mana ga ada harga dirinya lg, udh kyk j4l4ng aja
Bunda Keisha
cinta yg di pendam selama 8 tahun abi Ali.. plisss ngertiin Gus Hasan yg sudah menahan cinta selama 8 tahun dgn belajar dan bekerja keras demi mendapatkan cinta Ning Luna 😍
Laila nya aja yg gak tahu diri, 2x ditolak msh aja ngejar²😡
Ray Aza
defini beragama tapi tidak berakhlak, berotak tapi tidak berpikir, berilmu tp tdk berhati. benar kamu beragama tapi kamu sama sekali tidak berTuhan jd nafsu yg lbh menguasaimu. katanya kl blm berhijab belum dpt hidayah, belum naik haji krn belum dipilih sbg tamu Allah, kalo macam laila gini disebutnya apa ya? kebaikan apalg yg belum diksh kedia?
Tri Handayani
laila...hasan jg mikir seribu kali kalau mau poligami,d samping dia cintanya sama luna'mana dia berani macem"sama luna pingin habis sama keluarga airlangga wisesa.
Tri Handayani
bisa-bisa nanti ada ratna kedua nich yg berakhir d rumah sakit jiwa
Tri Handayani
ya ampun...kok ada y cwe begitu'g punya malu atau memang obsesimu yg terlalu besar'laila
Lusi Hariyani
emang org2 kolot sich para ortu y hasan&laila g spt kluarga besar y luna yg welcome sm siapa aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!