Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #25
Seketika teman-teman nya bergidik ngeri mendengar ucapan Alvin kecuali Aksa yang terlihat biasa saja.
Namun tak lama setelah itu, dua orang perempuan tiba-tiba menghambat mereka.
"Alvin, ku dengar adikmu yang hilang telah kembali, aku sangat senang karena di undang untuk menyaksikan penyambutan ini," kata Jesi sambil menghampiri Alvin dan memegang tangan nya.
"Ya, selamat untuk tuan muda Alvin karena adikmu telah kembali," kata Ela lagi.
Ya, dua orang wanita itu adalah Jesi dan Ela, kalian tidak lupa kan? Mereka yang melabrak Valeria di restoran kemarin.
"Aku tidak menyangka kalian juga di undang," kata Alvin masih santai.
Sementara Aksa sangat menunggu momen di mana Jesi dan Ela ini malu karena ulah mereka sendiri.
"Alvin, mama dan papa mu sudah turun, kau tidak ingin bergabung dengan mereka?" ucap Aksa menyadarkan Alvin.
"Teman-teman aku ke sana dulu," Alvin yang melihat kedua orang tuanya pun segera bergegas menghampiri untuk memulai acara tersebut.
"Ela, coba kau tebak secantik apa adiknya Alvin? Apakah aku harus mendekati nya untuk memperkuat hubungan kami?" tanya Jesi sambil merapikan rambut.
"Ya kau memang harus mendekati adiknya tuan muda Alvin, jika kau mendapatkan restu dari nya, hubungan kalian tidak ada yang tidak mungkin kan," jelas Ela lagi.
"Mimpi," kata Aksa yang kemudian berlalu pergi dari sana dengan langkah santai.
Sepuluh puluh menit kemudian.
"Maaf semuanya, aku sudah membuat kalian menunggu lama, putriku sedikit khawatir tentang keramaian, jadi kami membujuk dan menenangkan nya untuk beberapa saat," ucap papa Yudha kepada semua tamu-tamu nya yang saat ini berkumpul di hadapan papa Yudha dengan perasaan tak sabar.
"Tuan apakah sekarang dia sudah baik-baik saja?" tanya salah satu dari tamu.
"Ya, dia sudah baik-baik saja," kata papa Yudha sambil tersenyum.
"Baiklah, aku tidak ingin menunda-nunda waktu lagi, apalagi membuat kalian semakin menunggu lama. Putriku telah hilang beberapa tahun, dan aku sangat sedih karena hal itu, namun keajaiban telah terjadi di keluarga kami, putriku satunya-satunya akhirnya kembali dan kami juga sudah melakukan tes DNA, hasilnya dia memang benar-benar putri kandung kami," ucap mama Yunita sambil memperlihatkan kepada semua orang secarik kertas sebagai bukti yang ternyata itu adalah hasil tes DNA.
Semua orang mengganguk penuh haru, bahagia keluarga mereka menular ke orang-orang yang ada di sana karena anak yang hilang benar-benar kembali setelah beberapa tahun lamanya.
"Baiklah, aku rasa sudah saatnya dia berdiri di sini, aku ingin semua orang mengenalnya. Valeria," panggil sang papa.
Tap ...
Tap ...
Tap ...
Terdengar suara langkah kaki Valeria yang saat ini menuruti satu demi satu anak tangga.
"Ya tuhan ramai sekali, tenang Valeria, meskipun kau tidak terbiasa berada dalam keramaian kau harus menjaga wajah orang tuamu dan kau harus terlihat anggun," batin Valeria berkecamuk.
Gaun putih, high heels berwarna cream, satu set perhiasan mewah yang simpel menempel di tubuh Valeria menambahkan kesan mewah dan mahal sebagai seorang putri dari keluarga kaya.
Rambut lurus nya di sanggul dan pony sealis, bibir merah cery, makeup yang di poles tipis benar-benar memancar kan aura mahal seorang nona muda.
Semua mata tertuju padanya, mereka bahkan sangat enggan untuk berkedip setelah melihat Valeria yang saat ini tiba di tengah-tengah kedua orang tua dan kakak laki-laki nya.
"Ya tuhan, Aksa, kau lihatlah, dia sangat cantik," ucap mama nya Aksa terkesima.
Sementara Aksa sendiri memfokuskan pandangannya ke arah high heels yang di pakai Valeria.
"Aku sudah tau kalau dia cantik," beberapa patah kata keluar dari mulut Aksa.
"Semuanya, perkenalkan, dialah putriku yang telah lama hilang, Valeria," ucap papa Yudha kepada semua orang memperkenalkan Valeria kepada semua orang.
Sementara Valeria membungkuk dam melambaikan tangan sebagai tanda hormat nya kepada seluruh tamu yang telah hadir diiringi dengan senyum tipis yang menawan.
"Oh astaga habislah aku," kata Jesi yang saat ini kedua lututnya melemah setelah melihat siapa adik dari Alvin.
"Jesi, bagaimana ini, ternyata perempuan yang kita labrak dan kita hina sebagai wanita lusuh beberapa hari adalah adik tuan muda Alvin yang hilang," kata Ela ikutan gemetar.
"Habislah, sudah tidak bada harapan lagi," kata Jesi lemas.
"Dia sangat cantik, aku tidak menyangka adik Alvin begitu cantik,"
"Hey, hati-hati kau memuji nya, jangan sampai terdengar ke telinga Alvin,"
Ucap teman-teman Alvin yang memperhatikan Valeria.
"Baiklah, silahkan menikmati jamuan yang tersedia, sekarang acara bebas," kata papa Yudha.
"Ayo sayang, mama akan memperkenalkan mu kepada teman-teman mama," ucap mama Yunita mengandeng tangan Valeria untuk menghampiri gerombolan para nyonya yang kemarin sangat ingin bertemu dengan Valeria.
"Baik ma, jawab Valeria patuh.
"Ya tuhan cantik nya,"
"Kalian sangat mirip,"
"Yunita, dia benar-benar terlihat seperti mu,"
Ucap teman-teman mama Yunita.
"Nah, aku menempati janji ku pada kalian semua, Valeria perkenalkan mereka semua adalah teman-teman mama," ucap sang mama.
"Hallo tante," sapa Valeria sambil tersenyum kecil.
"Hallo sayang, kau sangat lembut dan cantik," ucap mereka sangat senang melihat Valeria.
"Ternyata beginilah rasanya berdiri di tengah orang-orang yang menyukaimu, kau akan terlihat baik dan mereka menghargai ku," batin Valeria berkata.
"Oh iya Valeria, perkenalkan aku Yolanda, mama nya Aksa, kau pasti sudah mengenalinya kan?" sapa mama Yolanda sambil memegang tangan Valeria.
"Ha-hallo tante," sapa Valeria gugup.
"Mama nya sangat cantik dan terlihat masih sangat muda," batin Valeria.
Mereka semua berebut untuk mengenal Valeria, hal ini membuat Valeria sedikit bingung.
"Valeria," panggil Alvin di tengah-tengah kericuhan tersebut.
"Huh akhirnya, kakak tolong selamatkan aku," batin Valeria sambil memberikan kode mata kepada Alvin.
Alvin yang mengerti segera menghampiri Valeria dan mengatakan kalau dia ingin membawa sang adik untuk di perkenalkan kepada teman-teman nya, sang mama pun setuju dan memberikan Valeria kepada Alvin.
"Kak aku sangat gugup, aku takut salah bicara," rengek Valeria sambil memegang tangan Alvin.
"Tidak apa-apa, kau ikut kakak saja, ayo," Alvin membawa Valeria pergi dari keramaian tersebut dan membawa nya ke pojok ruangan di mana tempat tersebut adalah tempat perkumpulan nya dengan tiga sahabat nya di mana salah satu dari mereka adalah Aksa.
"Kak, kenapa kau membawaku ke sini?" tanya Valeria semakin merasa tidak nyaman.
"Kau bilang tidak suka keramaian, di sini tidak ramai," ucap Alvin sambil mengemgam tangan sang adik.
"Huh baiklah," Valeria pasrah.
Aksa menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, begitu juga dengan Valeria.
"Ah, sudahlah, lagipula bukan kah ini kesempatan bagus untuk berterima kasih padanya?" batin Valeria lagi.
"Semuanya, adikku butuh ketenangan, jadi aku membawa nya ke sini," kata Alvin kepada teman-teman nya.
Semua mata menatap Valeria dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan, dan senyuman terlukis di bibir mereka masing-masing kecuali Aksa.
****