"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Terlambat??
Seorang pria dengan wajah datarnya memacu kudanya mengejar seekor kijang yang
menjadi buruan-nya.
pria itu tak lain dan tak bukan adalah Tang
San yang sedang mengejar seekor kijang yang berlari ke arah hutan lainnya.
" Aku Harus Mendapatkannya, Nona Pasti Senang Kalau Makan Daging Lagi," gumam Tang San yang menarik anak panahnya dia
arahkan pada kijang itu.
Wuuushhhh...
Syuutt...
seperti tebakan-nya, kijang itu langsung ambruk setelah anak panah Tang San mengenai perutnya.
Tang San segera turun dari kudanya dengan berjalan menghampiri kijang tersebut lalu mengambilnya.
" Yue'er Pasti Senang Kalau Tahu Aku Membawa Kijang Ini Untuknya," kata Tang San yang tersenyum lebar membayangkan ekspresi senang dari An Yue.
tadinya ia sedang memburu seekor harimau dengan beberapa orang juga namun saat melihat akan seekor kijang Tang San melepaskan harimau itu dan berlari mengejar kijang itu.
ia tak apa melepaskan buruannya asalkan bisa mendapatkan makanan yang enak untuk sang Nona.
Krukkkk...
Tang San menunduk melihat ke arah perutnya yang baru saja berbunyi pertanda ia sudah lapar namun saat mengingat buruannya semua hanya binatang buas dan hanya kijang itu yang binatang kecil membuat Tang San
menggelengkan kepalanya.
apapun yang terjadi dia tak akan memakan kijang itu karena itu bagian An Yue sang Nona kecil.
" Jika Aku Hanya Fokus Berburu Maka Pointku Bisa Saja Tertinggal Jauh Dan Aku Tidak Akan Memenangkan Lomba Ini," gumam Tang San.
Tang San bingung antara fokus dulu mencari buruan untuk dia makan atau lanjut mencari buruan binatang buas.
ia takut jika berhenti nanti ia tak akan memenangkan perlombaan itu dan membuat
sang Nona kecewa.
" Lebih Baik Aku Cari Buah-buahan Saja," putus Tang San yang langsung kembali ke
kudanya dengan melempar akan kijang buruannya pada cincin penyimpanannya.
seperti katanya Tang San hanya mencari buah saja untuk dia jadikan sebagai makanannya guna mengganjal perutnya yang
lapar.
ia tak akan mengambil resiko dengan berburu dan membakar buruannya akan memerlukan waktu yang lama dan dia di kejar waktu.
Tang San duduk di bawah pohon istirahat sebesar sembari memakan apel yang dia
temukan tadi, saat sedang fokus makan tiba-tiba saja dia di kagetkan dengan segerombolan serigala yang mengelilinginya
dengan menatapnya lapar sampai air liur mereka jatuh karena menatap lapar ke arah
Tang San.
" Astaga, Aku Baru Saja Istirahat Kenapa Sekarang Hewan-hewan Ini Muncul Tapi
Tak Apa, Ini Akan Menambah Poinku Dengan Cepat." Tang San langsung membuang asal apel yang baru saja dia gigit 3 kali.
pria itu langsung menarik pedang di
pinggangnya yang merupakan pedang yang dia beli beberapa hari lalu saat pergi ke pasar
bersama dengan An Yue.
Tang San tak memberikan para serigala itu untuk menyerangnya karena dia adalah tipe penyerang.
pertarungan terjadi dengan sengit dimana Tang San yang tak memberikan kesempatan untuk para serigala itu menyerangnya.
gerakannya yang sangat cepat dan akurat
mempermudah Tang San dalam menyerang mereka hingga tak lama pertarungan terjadi sepuluh serigala itu langsung tumbang dengan luka dimana-mana.
" Akhirnya!" Tang San menghela napas dengan lega tak kala melihat para serigala itu
tumbang.
...****************...
sedangkan di tempat lain lagi lagi poin yang melonjak dari seorang nama Tang San
membuat para penonton yang melihat layar point menjadi sangat terkejut dengan
pelonjakan itu.
" Sebenarnya Dia Siapa? Kenapa Dia Bisa Sampai Seperti Ini?" pekik salah satu Bangsawan yang melihat akan layar point
semakin meningkat.
di sisi lain Pangeran Kedua semakin melebarkan senyumnya tak kala melihat
akan point Tang San yang sangat jauh berbeda membuatnya tersenyum lega.
ia ikut senang itu artinya adiknya tak harus di
pilih oleh orang lain, lagi pula Pangeran Kedua percaya jika memang Tang San tidak mungkin melakukan hal itu mengingat bagaimana Tang San sangat menghormati An Yue.
hari terus berjalan tak di rasa hari sudah mulai sore membuat Pangeran Kedua gelisah saat melihat akan point An Yue yang hanya tetap di 60 dan posisinya yang tak berubah
sama sekali.
kenapa mereka mengetahui akan posisinya karena plakat yang di berikan oleh pihak
Istana pada peserta adalah plakat yang bisa mendeteksi akan keberadaan pemiliknya sebagai bentuk antisipasi jika nanti ada peserta dalam bahaya maka perlu patahkan saja plakatnya.
" Yue'er, Apa Yang Terjadi Padamu?" Pangeran Kedua duduk dengan gelisah melihat berulang kali posisi An Yue yang tak berubah sama sekali.
ia tak masalah jika memang An Yue tak menang tapi jika tak berpindah sama sekali seperti itu juga membuat Pangeran
Kedua ikut panik.
" Dimana Anak Kecil Itu? " gumam Putra Mahkota yang ternyata juga diam-diam
memperhatikan letak posisi An Yue yang tak berbuah sejak tadi.
kedua pria itu kini hanya bisa duduk gelisah dengan perasaan khawatir mereka terhadap gadis kecil yang ikut lomba berburu di ulang tahun mereka.
walau di hutan itu tidak ada hewan spiritual atau hewan monster bukan berarti jika masuk ke dalamnya lebih jauh akan tak aman.
hutan yang mereka pakai memang adalah hutan yang sudah di bersihkan oleh para prajurit kekaisaran tapi mereka tak membersihkannya secara seluruh hutan itu.
hanya sebagian dalam saja yang artinya
bagian dalam hutan itu ada kemungkinan hewan monster ada disana.
di tempat lain An Yue yang sedang tidur mulai terusik tak kala merasakan sesuatu yang
mengusik tidurnya di bagian tubuhnya seperti di sentuh.
An Yue membuka mata namun hal yang pertama kali dia lihat adalah seekor ular kobra yang siap mematuk lehernya.
melihat akan hal itu An Yue langsung bergerak cepat menangkap kepala ular itu sebelum ia mematuk lehernya.
" Sialan, Aku Hampir Mati Karenamu." sinis An Yue yang langsung menguatkan cengkraman nya pada leher sang ular.
merasa terancam dengan apa yang dilakukan oleh An Yue ular itu berusaha melilitkan
tubuhnya pada lengan kecil An Yue.
sayangnya hal itu tidak berefek sama sekali, sebaliknya An Yue semakin mencengkram
leher ularnya itu hingga di detik selanjutnya ular itu langsung mati karena cekikan An Yue.
melihat ular di tangannya sudah mati membuat An Yue tersenyum sinis sebelum dirinya langsung membuang asal ular itu.
" Cih Ular Sialan, Di Benar-benar Mengganggu Tidur Nyenyakku Saja. Eh Tunggu .." An Yue mendongak ke atas menatap langit yang ternyata sudah tak seterang tadi.
mata gadis itu langsung membulat sempurna saat menyadari jika saat ini matahari sudah ada di sebelah barat.
" Sialan, Ini Sudah Sore!" pekik An Yue yang langsung berdiri dengan wajah paniknya.
" Hitam Ayo Pergi," An Yue langsung menaiki kuda hitam pilihannya dengan berlari kencang membela hutan.
" Jika Aku Memburu Binatang Kecil Aku Tidak Akan Menjadi Pemenang Karna Pastinya Hewan Di Hutan Ini Pasti Sudah Sembunyi Karna Di Buru, Lebih Baik Aku Masuk Ke Dalam Hutan Lebih Dalam Lagi, Aku Tak Punya Pilihan Lain Selain Menargetkan Hewan Monster Sebagai Buruanku," gumam An Yue yang menuju ke hutan dalam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...