NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:167k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hana, gadis sederhana anak seorang pembantu, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Pulang dari pesantren, ia hanya berniat membantu ibunya bekerja di rumah keluarga Malik, keluarga paling terpandang dan terkaya di kota itu. Namun takdir membawanya pada pertemuan dengan Hansel Malik, pewaris tunggal yang dikenal dingin dan tak tersentuh.

Pernikahan Hansel dengan Laudya, seorang artis papan atas, telah berjalan lima tahun tanpa kehadiran seorang anak. Desakan keluarga untuk memiliki pewaris semakin keras, hingga muncul satu keputusan mengejutkan mencari wanita lain yang bersedia mengandung anak Hansel.

Hana yang polos, suci, dan jauh dari hiruk pikuk dunia glamor, tiba-tiba terjerat dalam rencana besar keluarga itu. Antara cinta, pengorbanan, dan status sosial yang membedakan, Hana harus memilih, menolak dan mengecewakan ibunya, atau menerima pernikahan paksa dengan pria yang hatinya masih terikat pada wanita lain.

Yuk, simak kisahnya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Jangan pisahkan aku dari anakku.

Hansel terbangun ketika suara hujan deras dan deru angin malam membuat jendela kamarnya bergetar. Perasaan tak enak menusuk dadanya. Dia segera turun dari ranjang dan melangkah ke kamar tamu tempat Hana tidur. Begitu pintu kamar dibuka, Hansel terperanjat. Ranjang kosong, selimut tergeletak begitu saja, dan koper Hana sudah tak ada di sudut kamar.

“Hana?” panggilnya dengan suara rendah tapi panik. Hansel, segera bergegas menuju kamar Jamilah berharap Hana ada di sana.

Tok ... tok ... tok ...

"Bu," panggil Hansel pelan, suaranya sedikit bergetar karena panik. Jamilah yang terlelap terbangun oleh suara Hansel yang memanggilnya berulang kali. Lalu, Jamilah bangun turun dari ranjangnya, dia berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya mendapati Hansel dengan raut wajah cemas.

“Bu, Hana ada di sini?” tanyanya terburu-buru begitu pintu dibuka. Sembari kedua matanya mencari sosok Hana di dalam kamar.

Jamilah yang setengah mengantuk langsung tersadar. “Nggak ada, Tuan. Memangnya dia nggak di kamarnya?”

“Kamarnya kosong ... koper juga hilang.” Hansel menahan napas, wajahnya menegang.

Jamilah langsung pucat, tangannya gemetar memegangi dada. “Astaghfirullah … jangan-jangan Hana kabur, Tuan…”

Ucapan itu membuat Hansel seperti disambar petir. Ia segera berbalik, pergi ke ruang tamu, lalu mencari ke teras rumah dengan langkah terburu-buru. Suara hujan deras kian membuat paniknya bertambah. Keributan itu membangunkan Laudya. Dengan rambut yang masih terurai dan wajah mengantuk, ia keluar kamar, berdiri di pinggiran anak tangga.

“Ada apa sih malam-malam begini ribut?” tanyanya. Suaranya serak khas orang yang baru saja terbangun. Hansel menoleh cepat, matanya penuh kecemasan.

“Hana nggak ada di kamarnya. Koper juga hilang ... di jam segini nggak ada kendaraan lewat, berarti dia masih di sekitar sini, kalau dia benar-benar pergi dari rumah ini."

Laudya terdiam, wajahnya berubah serius. “Apa?! Hana kabur?”

Jamilah ikut keluar dengan wajah panik. “Kita harus cari, Tuan. Dia nggak mungkin kuat jalan jauh dalam kondisi hamil tua begini.”

Hansel mengangguk tegas. “Aku akan cari ke jalan besar. Laudya, kamu ikut cari ke arah lain. Kita harus temukan dia sebelum terjadi apa-apa!”

Tanpa menunggu jawaban, Hansel langsung meraih jaket dan berlari keluar ke bawah derasnya hujan, meninggalkan Laudya yang menatap kosong ke arah pintu.

Di luar rumah, hujan turun semakin deras. Jalanan sepi, hanya suara deras air yang menimpa atap rumah dan dedaunan. Hansel berlari menuju mobilnya, mesin langsung dinyalakan. Lampu sorot menembus kabut tipis dan tirai hujan.

Laudya, dengan payung di tangan, ikut berlari ke arah mobil satunya bersama Jamilah. Meski masih terlihat kaku, raut wajahnya menyimpan kekhawatiran.

“Aku ke arah jalan raya, kamu coba ke arah pasar,” ucap Hansel cepat pada Laudya.

Laudya hanya mengangguk, wajahnya dingin namun matanya tak bisa menyembunyikan keresahan. Mobil Hansel melaju, menembus derasnya hujan. Tangannya erat di kemudi, matanya menajam mencari sosok Hana di sepanjang jalan. Sesekali ia membuka kaca, meneriakkan nama itu dengan suara parau.

“Hana!”

Sementara di sisi lain, Hana terduduk di halte kecil dekat Indomaret. Nafasnya tersengal, wajahnya pucat, keringat bercampur dengan air hujan. Koper yang digeret sejak tadi tergeletak di samping kakinya. Tangannya memegangi perut yang kian terasa berat.

Air mata jatuh bercampur dengan air hujan. “Aku nggak mau kehilangan kamu, Nak … aku nggak mau dipisahkan dengan kamu…” bisiknya lirih pada perutnya sendiri.

Saat itu, sebuah mobil berhenti tak jauh darinya. Dari dalam, seseorang keluar sambil menutup pintu dengan cepat, melindungi diri dari hujan. Pria itu adalah Rayyan, yang awalnya hanya berniat membeli minuman di Indomaret, tapi pandangannya terhenti pada sosok Hana yang duduk di halte.

'Wanita itu mirip dengan Hana,' gumam Rayyan, melihat gamis hitam serta hijab senada yang Hana pakai, Rayyan mendekat dua langkah untuk memastikannya.

“Hana?” panggilnya, setengah ragu. Hana tersentak, matanya membesar panik. Ia buru-buru mencoba berdiri, ingin pergi. Namun tubuhnya terlalu lemah, kakinya goyah.

Rayyan berlari mendekat, menahan lengannya agar tak jatuh.

“Astaqfirullah, Hana! Kamu ngapain di sini, tengah malam, dalam keadaan hamil besar begini?” suaranya penuh nada marah, tapi jelas ada kepedihan yang ia sembunyikan.

“Aku … aku harus pergi, Tuan Rayyan…” suara Hana gemetar, air matanya jatuh.

“Kamu gila? Pergi ke mana? Dalam kondisi kayak gini kamu bisa celaka!” Rayyan membentak, tapi tangannya justru makin erat menopang Hana. Hana menunduk, suaranya lirih.

“Semua orang mau ambil bayi ini dariku … aku nggak mau… aku nggak mau dipisahkan dari anakku..."

Rayyan terdiam, menatap wajah Hana yang penuh keputusasaan, matanya bergetar menahan emosi.

Di saat yang sama, mobil Hansel sudah makin dekat ke arah Indomaret. Lampu sorotnya menembus hujan, dan dari kejauhan, samar-samar ia melihat sosok yang sangat dikenalnya, Hana bersama seorang pria, dan pria itu tak asing bagi Hansel, dia mengenalnya.

Hansel menekan rem mendadak, jantungnya berdegup keras.

“Hana…” bisiknya, sebelum amarah bercampur cemburu mulai menyala melihat Rayyan berdiri di sisi istrinya.

1
Ani Basiati
lanjut thor
nayla tsaqif
Thorr,, penyebutan nama hansel saat bicara sama furqan seharusnya pake kata "papa" lbh enk di baca,, bukan "aku",, berasa bicara sama orang lain,, bukan anak sama ayah🙏
ken darsihk: Setuju
Baru aja aq mo buat koment seperti ini
Setuju ya thor penyebutan aku nya di buang , kalau Hansel sedang berbicara dengan anak nya Furqan
total 1 replies
Yati Jenal
Furqon mending plng jgn ngurusin yg gk jls
Silvia
Hansel nya plin plan 😔😔
Mundri Astuti
Hansel sama aja kaya emaknya, gila hormat
Rahma
Tah ini baru bab yg memuaskan Krn kebahagiaan melimpahi kehidupan Hana mudh2n g ada yg ganggu lg
Silvia
semoga tidak ada masalah lagi
enungdedy
knp jdi seolah laudya yg tersakiti? dia sndiri yg gk mau hamil..dia sndri yg minta hansel hamilin perempuan lain...skg seolah jdi korban
Ir
ini tinggal nunggu dia Anomali Rohana Laudya tobat
ken darsihk
Nanti mampir thor sdh lounching belum , aq nya blm dpt notif 🤭
Aisyah Alfatih: udah mungkin masih riview ...😁
total 1 replies
Dila Dilabeladila
masya allah thor karya mu banyak bgt.sehat sehat ya thor lancar selalu
juwita: certa baru nya g bisa di buka Thor.
total 2 replies
enungdedy
lah kan elu sendiri yg gk mau hamil kan lidya gmn sih mlh nyalahin hana😄
ken darsihk
Heeiii Laudya tau diri sedikit situ nggak punya harga diri yak , jelas jelas kesalahan bersumber dari diri mu sendiri , koq melampiaskan ke Hana dasar lo Laudya perempuan sun**l nggak punya akhlak 😠😠😠
A.M.G
lidi harus diaapain sih biar tobat
A.M.G
saatnya ketwaa 📢📢📢📢📢
A.M.G
tuh mulut lemes bener kek kunti
A.M.G
kapan sih lidi sadarnya hobi banget nyalahin orang lain jelas jelas itu karna dirinya sendiri🤧🤧🤧
A.M.G
good job 💜💜💜
A.M.G
ada apa dengan hana
A.M.G
duh geramnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!