Aziya terbangun di tubuh gadis cupu setelah di khianati kekasihnya.
Untuk kembali ke raganya. Aziya mempunyai misi menyelesaikan dendam tubuh yang di tempatinya.
Aziya pikir tidak akan sulit, ternyata banyak rahasia yang selama ini tidak di ketahuinya terkuak.
Mampukah Aziya membalaskan dendam tubuh ini dan kembali ke raga aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia
Aziya duduk disebuah kafe dengan Gabriel yang ada disebelahnya. Sedari tadi Aziya hanya diam sambil menatap ponsel miliknya. Sesekali Aziya melirik Gabriel yang asik dengan makanannya. Sepulang sekolah Gabriel mengeluh lapar dan membawa Aziya ke kafe ini.
Saat memutuskan pandangan nya terhadap Gabriel, Aziya dikejutkan karena tidak sengaja melihat orang yang sangat ia kenal. Orang itu ternyata juga menatapnya mungkin sedari tadi.
Tangan Aziya terkepal kuat. Namun, wajahnya terlihat biasa saja. Aziya memutuskan kontrak mata mereka saat orang itu juga memutuskan nya.
"El, gua mau ke toilet dulu."ujar Aziya dan langsung berdiri dari duduknya. Gabriel hanya mengangguk menanggapi.
Sesampai di toilet, Aziya menatap pantulan wajahnya didepan cermin. Wajah Azira benar-benar mirip dengannya, tidak heran orang tadi menatapnya Lamat.
Kenapa bisa? Tidak mungkin ada orang semirip ini kan? Aziya menghela nafas kasar. Setiap hari ia selalu memikirkan hal ini, kenapa dia dan Azira sangat mirip?
Lama tidak melakukan apa-apa akhirnya Aziya memilih keluar toilet. saat berjalan di lorong, ia dapat melihat orang tadi bersandar di dinding. Sudah dia pastikan orang itu pasti menunggu nya.
Aziya memilih melewati orang itu berlagak tidak kenal, tidak mungkin ia memperlihatkan kebenciannya disaat dirinya berada ditubuh Azira.
"Tunggu."Aziya memberhentikan langkahnya saat orang itu memanggil namanya.
Aziya berbalik menatap orang itu."kenapa?"tanya Aziya tenang.
"Nama lo siapa?"Aziya menaikkan sebelah alisnya berlagak tidak mengerti.
"Azira, ada perlu apa?"
"Lo kenal gue?"Aziya menggeleng.
"Kita baru kali ini bertemu, mana mungkin gue kenal lo."orang itu mengangguk membenarkan.
"Tapi... Lo kenal orang yang namanya Aziya."Aziya menggeleng.
"Aziya siapa?"orang itu terdiam beberapa saat. Terlihat ia menghela nafas lega.
"Kalau sudah gak ada apa-apa lagi, gue cabut."ujar Aziya dan berbalik pergi. Aziya menyeringai. Aziya yakin, pasti pemuda itu kabur dari kejaran Daddy nya. Aziya sangat tau sifat Daddy nya, siapa pun yang berani menyakitinya, dia akan membalas dengan berkali lipat lebih menyakitkan.
Gino, pemuda itu ternyata jauh juga melarikan diri. Berharap Daddy Aziya tidak akan menemukannya. kalaupun Daddy Aziya tidak bisa menemukannya disini, Aziya sendiri yang akan membalasnya nanti. Saat ini lebih baik Aziya menyelesaikan masalah Azira terlebih dahulu.
Aziya duduk kembali ditempat duduknya tadi, terlihat Gabriel yang tengah asik bermain ponselnya.
"Udah?"Gabriel mengangguk.
"Mau kemana lagi?"tanya Gabriel.
"Pulang lah, kemana lagi."Gabriel hanya mengangguk kecil dan setelah itu mereka pergi keluar kafe tidak lupa membayar pesanan mereka terlebih dahulu.
"Tunggu."Gabriel dan Aziya menatap ke arah suara saat mereka telah sampai diparkiran. Aziya mengernyit kan dahinya. Kenapa lagi orang itu memanggil nya.
"Lo lagi?"ujar Aziya saat Gino, pemuda itu sudah berada dihadapannya.
"Gue mau tanya sesuatu. Apa lo kembar?"Aziya memilih mengangguk menanggapi.
"Iya kenapa emang?"Aziya dapat melihat wajah keterkejutan Dimata Gino.
"Siapa nama kembaran lo?"
"Azura."jawab Aziya malas.
Gabriel sedari tadi menatap tajam Gino. Ia sama sekali tidak senang Gino berbicara dengan kekasihnya.
"Lo yakin?"Aziya yang kesal menatap tajam Gino.
"Lo sebenarnya siapa sih? Ngapain gue bohong, gak ada gunanya."pemuda itu menatap Aziya lekat, setelah itu ia bernafas lega.
"Lo mirip seseorang, syukurlah kalau lo gak ada hubungannya sama dia."ujarnya dan langsung pergi. Membuat Gabriel dan Aziya menatap punggung pemuda itu datar.
Aziya menghela nafas kasar, awas saja. Dia tidak akan melepaskan bajingan sialan itu.
...~••~...
"Ngapain?"Aziya menatap Azura yang berdiri di depan lobby saat ia baru pulang diantar Gabriel.
"Lo sekarang makin terbuka, makin berani jalan sama Gabriel."Aziya menghentikan langkah terakhir disebelah Azura.
"Dia cowok gue, gak salah dong."Azura mengepalkan tangannya erat. Ia yang awalnya menatap datar ke depan. Beralih menatap kesamping dimana ada Aziya yang tersenyum mengejek nya.
"Gue bakal rebut dia dari lo."ucap Azura dengan seringainya.
Aziya tertawa pelan."rebut kalau lo mampu."jawab Aziya dan melanjutkan langkahnya meninggalkan Azura yang menatap tajam kepergian nya.
Aziya melangkah santai masuk kedalam rumah, ia dapat melihat Brianna yang duduk didepan televisi sambil menikmati tayangannya. Brianna menatap kedatangan Aziya dalam diam. Biasanya Brianna akan menatap tajam dirinya saat datang. Kali ini entah kenapa Aziya dapat melihat sedikit raut penyesalan Dimata Brianna, hanya sedikit.
Aziya hanya mengacuhkan dan memilih menaiki tangga menuju kamarnya.
Setibanya dikamar, Aziya merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, Aziya menatap langit-langit kamarnya sembari menghela nafas panjang. Kenapa hidup Azira harus seperti ini? Tapi kalau dipikir-pikir, lebih menantang kehidupan Azira dari pada kehidupannya, banyak teka teki dihidup Azira. Teka teki yang belum bisa terkuak, Aziya harus cari tau, kenapa dia bisa mirip dengan Azira sedangkan degan Azura tidak. Sebenarnya yang kembar Azira dengan Azura atau dengan Aziya?
Aziya duduk dari berbaringnya dan menggapai meja rias yang ada disebelah ranjangnya. Aziya menggapai laci yang dimana disana tersimpan kalung milik Azura, sebuah kalung hati yang ada inisial A serta tanggal lahirnya. Aziya menggambil kalung itu dan mengambil kalung miliknya, dia membandingkan kalung itu yang terlihat sama persis, baik inisial maupun tanggal lahir. Aziya tampak berfikir, kenapa bisa dia dan Azira memiliki kalung yang sama, seperti nya Aziya butuh bantuan seseorang untuk menyelidiki semua ini.