Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.
Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.
Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Foto Dan Gosip
Bel istirahat telah berbunyi, itu tandanya hukuman Danial telah selesai. Karena capek dan lapar juga Danial langsung menuju ke kantin, sebab tadi pagi dia belum sarapan. Ya kali sarapan, akan makin telat lah sampai disekolah.
"Udah duluan aja nih ngisi perut." Deon menepuk bahu Danial, dia dan Alvi juga baru sampai di kantin. Didapatinya Danial sudah asik menyantap makanan dihadapannya. Danial hanya diam, tak menghiraukan kedatangan kedua sahabatnya itu. Perutnya sudah sangat lapar hanya untuk sekedar meladeni Alvi dan Deon.
"Lo tadi telat?." Tanya Alvi.
"Iya. Tadi malam gue nggak bisa tidur." Jawa Danial.
"Kenapa? Tumben banget?. Nggak dikasih jatah ya sama Meldy......." Ucap Deon, kembali dengan suaranya yang seperti toa.
"Mulut lo." Peringat Alvi. "Kalau gini yang ada rahasia Danial sama Meldy bisa kebongkar gara-gara lo dodol."
"Sorry, gue nggak sengaja."
"Ini nggak sengaja yang keberapa kali, ha? Udah sering Deon." Alvi meradang. Nggak kebayang rahasia itu terbongkar nantinya, bukan kasihan dengan Danial, tapi lebih kasihan dengan Meldy. Karena, banyak cegil cegil Danial yang akan mengamuk, apalagi yang modelan Gadis.
"Lo lupa peringatan gue waktu itu?." Danial menetap tajam kearah Deon. "Kalau tau gini mending gue nggak usah cerita sama lo beg*."
"Sorry Dan. Ini yang terakhir deh..." Ucap Deon.
"Dan, telat lo tadi kan?." Dea datang, duduk disamping Danial.
"Gue aduin sama bunda baru tau rasa lo. Kerjaan lo itu aja, nggak bolos ya telat. Gimana nilai lo mau bagus sih Danial." Dea mulai mengomel. "Apa gunanya lo punya istri pinter kalau nggak dimanfaatin, lo kan bisa belajar sama Meldy." Dea memelankan suaranya, tau kalimat yang itu akan sensitif bila didengar murid lain.
Danial mengambil cemilan yang dimakan Deon, lalu memasukkan kedalam mulut Dea. "Ribut lo." Danial berdiri dan pergi dari sana.
"Danial...." Teriak Dea dengan mulut yang penuh. "Uhuk uhuk uhuk....." Dea terdedak.
"Nah De, minum." Alvi menyodorkan air mineral untuk Dea. "Udah tau tuh mulut berisi, masih aja ngomel-ngomel."
"Teman lo tuh. Hampir aja gue mati."
"Kembaran lo juga kali." Ucap Alvi.
"Mati nggak segampang itu Dea." Ucap Deon.
"Buktinya ada orang yang meninggal gara-gara keselek."
"Ya ada sih, tapi kalau ajal lo belum datang ya belum meninggal lah." Ucap Deon.
"Tau deh, nggak asik temanan sama kalian. Mending gue cari kakak ipar gue." Dea ikutan pergi meninggalkan dua sejoli itu, hehe...
"Mentang-mentang punya teman baru kita ditinggal, dasar lo De..." Gerutu Deon.
"Emangnya kita temanan sama Dea?." Tanya Alvi.
"Ya nggak sih." Jawab Deon, membuat mereka berdua tertawa. Entah dimana letak lucunya. Mereka memang nggak sedekat itu dengan Dea, karena jika ngobrol dengan Dea pun hanya saat Dea datang ngomeli Danial. Baik itu Danial bolos atau telat seperti tadi pagi.
Sementara itu, Meldy dan Pijar sedang berada di taman sekolah. Hari ini keduanya sama-sama malas untuk ke kantin jadi memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di taman.
"Lo sesekali nginap kek dirumah gue Pi. Sepi tau, gue dirumah teman nya cuma mbak Siska doang. Itupun sering ditinggal karena dia harus ngerjain kerjaan rumah." Ucap Meldy. Mereka duduk lesehan dirumput taman, nggak kotor kok.
"Ya kali gue nginep? Mau tidur dimana, ditengah-tengah kalian gitu?."
"Gue nggak satu kamar ya sama dia."
"Bercanda bestie... Ya udah deh, nanti malam gue nginep mumpung besok libur."
"Naaah gitu dong, itu baru namanya sahabat gue." Meldy memeluk pinggang Pijar.
"Asik banget nih, boleh gabung nggak?."
Meldy dan Pijar sontak menoleh, ternyata itu adalah Melvin. "Kak Melvin." Ucap Meldy.
"Kenapa keget gitu sih dek?."
"Hehe, kaget lah kakak tiba-tiba muncul."
Melvin ikut duduk bersama mereka. "Gimana keadaan kamu? Sehat kan?." Tanya Melvin, meski berada disatu sekolah yang sama, tapi mereka berdua jarang sekali bertemu. Mungkin karena wilayah sekolah yang luas kali ya.
"Meldy sehat kak, kakak gimana?."
"Kakak sehat dek, nggak perlu khawatir."
"Kakak nggak pernah telat makan kan?."
"Nggak, kan ada bibi."
"Meldy kangen sama kakak." Meldy memeluk Melvin. Karena memang itu kebiasaan mereka.
Melvin mengusap rambut Meldy. "Kakak juga kangen sama kamu. Main-main dong kerumah, ajak Pijar."
"Iya kak."
"Jangan sedih-sedih lagi, jelek tau." Melvin mengusap air mata Meldy. Pijar terharu melihat kedekatan kakak adik itu. Bagaimana pun mereka baru kehilangan sosok ayah, dan sekarang keduanya harus dipisahkan karena Meldy sudah memiliki suami.
Karena ini masih dilingkungan sekolah, tak ayal banyak yang melihat mereka berpelukan. Disekolah belum ada yang tau kalau Meldy dan Melvin adalah adik kakak kandung. Jadi mereka langsung mengambil spekulasi negatif tentang Meldy, apalagi waktu itu Meldy pernah berboncengan dengan Danial datang ke sekolah dan sempat membuat heboh satu sekolah.
Sampai ada sebuah tangan usil mengambil potret saat Meldy berpelukan dengan Melvin dan membuat gosip yang tidak-tidak di akun media sosial sekolah. Kita lihat saja nantinya berita ini akan heboh atau gimana?
Mungkin saja mereka yang menyebar gosip itu akan malu nantinya ketika mengetahui apa hubungan Meldy dan Melvin.
°°°
"Mel, mel." Pijar menepuk-nepuk bahu Meldy. Sekarang mereka posisi nya sedang didalam kelas.
"Kenapa sih Pi, heboh banget. Dimarahin baru tau rasa lo."
"Nih." Pijar menunjukkan hp nya kepada Meldy. "Foto lo pelukan sama kak Melvin tadi di taman masuk akun media sosial sekolah, mereka sandingkan sama foto lo boncengan sama kak Danial waktu itu. Lihat nih caption nya."
"Kok bisa? Gue kan sama kak Melvin adik kakak, kenapa dikira punya hubungan spesial." Meldy melihat postinga itu dengan caption 'cewek murah yang suka gonta ganti cowok'.
"Nggak bisa dibiarin ini Mel."
"Biarin aja lah, paling nanti juga hilang sendiri gosipnya."
"Nggak akan hilang secepat itu Meldy, lo lupa kak Danial sama kak Melvin most wanted sekolah. Cewek-cewek yang ngejar-ngejar mereka banyak Meldy."
"Ya trus gue harus gimana? Udahlah, fokus lagi belajar." Meldy tak terlalu mengkhawatirkan berita hoax itu.
"Ya lo klarifikasi lah."
"Gue bukan artis."
Ternyata yang ditakutkan Pijar terjadi, saat pulang sekolah banyak sindiran dan tatapan yang tidak menyenangkan didapat Meldy.
"Cewek murahan."
"Biar apa kayak gitu? Biar terkenal?."
"Biar ikut populer, makanya digait dua-duanya. Kan lumayan nggak dapat Danial, Melvin pun jadi."
"Sok cantik."
Setidaknya seperti itulah sindiran yang didapat Meldy. Bukan Meldy namanya jika meladeni omong kosong seperti itu. Meldy menulikan telinga dan tak menghiraukan omongan-omongan pedas murid-murid terhadapnya.
"Huh, akhirnya bebas juga kuping gue dari omong kosong itu." Ucap Meldy, saat ini dia dan Pijar sudah ada didalam mobil.
"Apa gue bilang, mending lo klarifikasi. Bilang kalau kak Melvin itu kakak kandung lo." Ucap Pijar.
"Nggak usah, buang-buang tenaga yang ada. Lo jadi nginep kan malam ini?." Tanya Meldy mengalihkan pembahasan mereka.
"Iya jadi. Gue udah izin sama mama kok." Jawab Pijar.
"Langsung kerumah nih?." Tanya Meldy.
"Kita nungguin kak Dea dulu ya, katanya dia mau ikut."
"Lo nggak kak Dea juga?." Tanya Meldy, Pijar mengangguk.
"Tadi katanya udah jalan mau kesini tapi nggak kunjung nongol. Nah itu dia." Pijar menunjuk Dea yang sedang berjalan kearah mobil mereka.
"Sorry ya gue lama." Dea duduk dibangku belakang.
"Kita juga baru kok kak." Jawab Meldy.
"Jadi nih nginep?." Tanya Dea.
"Jadi dong. Langsung otw kita." Jawab Pijar.
"Beli cemilan dulu nggak sih, untuk nanti malam."
"Nggak usah kak, gue kemaren baru belanja sama kak Danial." Ucap Meldy, saat belanja bulanan kemaren dia membeli banyak cemilan.
"Danial? Belanja? Serius aja lo Mel." Tanya Dea tak percaya. Setahu dia Danial paling susah diajak-ajak seperti itu.
"Serius lah kak, untuk apa gue bohong. Yaaa walaupun di paksa."
"Wah wah wah, hebat loh Mel. Bunda aja susah ngajak tuh anak."
"Namanya juga istri yang ngajak kak, mau nggak mau ya harus nurut, ya nggak Mel?." Ucap Pijar.
"Tau deh, buktinya dia mau gue ajak."
"Kayaknya, lo mulai bisa mengendalikan Danial deh Mel." Ucap Dea.
"Apa sih kak, orang kita masih sering ribut. Kembaran lo itu ngeselin tau nggak."
"Ngeselin apa ngeselin." Ledek Dea.
"Ngeselin, lo lihat aja nanti dirumah."
Mereka tak jadi mampir di mini market dan langsung pulang kerumah Danial dan Melvin.