NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Udah Cinta Belum?

BUGH!

Vanya menendang perut Kael. "Jangan macem macem aku udah bilang kan kalau enggak ya enggak. Jangan anggap aku seperti wanita lainnya. Aku beda Kael, jangan pancing emosi ku." ujar Vanya dengan tatapan tajamnya.

"Oh wow kau hebat sekali, perutku sakit sekarang elus tanggungjawab." titah Kael sambil tiduran di atas ranjang.

Sungguh tendangan Vanya ini gak main-main, bahkan tendangan dari para anak buahnya yang sudah dilatih bertahun-tahun pun masih kalah.

"Kau bukan perempuan sembarangan aku tau itu," ujar Kael di dalam hatinya.

"Akan ku cari tau nanti, semuanya tak akan ada yang terlewatkan kalau tentang kamu..."

"Njir lo ngapain Van, jangan sampai identitas asli lo kebongkar." Mali Vanya dalam hatinya.

"Huaaa hikss hikss sakit kaki aku sakit banget ini hikss hikss..." ujar Vanya sambil menangis keras, padahal air matanya gak jatuh sama sekali.

"Kamu gak pinter bohong," ucap Kael di dalam hatinya.

Dengan cepat Kael langsung menatap kekasihnya itu, "Mana yang sakit coba sini aku lihat," sahut Kael.

"Akan ku ikuti permainan mu ini, sampai aku sendiri yang menemukan kebenarannya nanti, jangan panggil aku Kael kalau tak bisa menemukan identitas asli kamu Vanya laraysa Montgomery." ujarnya dalam hati.

"Iya sebelah situ sakit, salah sendiri perut kamu kaya batu." omel Vanya.

Dengan cepat Kael langsung memeriksanya. Padahal cuma merah sedikit tapi ya namanya perempuan pasti ada aja dramanya.

"Dah sekarang ganti bajunya kita udah sampai Bali ini." ujar Kael sambil mengusap kepala Vanya lembut.

"Hah udah di Bali? yang bener kok cepet banget?" tanya Vanya sambil menoleh ke arah samping.

"Yes, ini di Bali. Sesuai dengan tempat pelarian kamu." jawab Kael sambil terkekeh pelan.

"Ishh diem ya. Gak usah banyak omong. Sebelah banget sama kamu. Dasar setan di mana-mana selalu ada." sahut Vanya sambil melirik sinis Kael.

Mereka berdua langsung keluar dari unit kamar, tentu saja di sana sudah ada Daryl yang menatap mereka sambil tersenyum miring.

"Gimana tadi malem? gol enggak?" celetuk Daryl sambil melirik Vanya.

"Apa hah?!" tanya Vanya sambil memelototkan kedua matanya.

Tentu saja Daryl langsung terkejut, "Bu bos galak banget sih, hey kenalin namaku Daryl." ujar Daryl sambil menyodorkan tangannya pada Vanya.

Kael langsung menjabatnya. "Vanya, jangan berani goda calon istriku!"

Vanya langsung tersenyum manis, ia berjalan duluan keluar kapal, "hey tunggu...." ujar Kael yang langsung menyusul Vanya.

"Dasar bucin gila, tapi ya kalau gue dapat spek Bu bos langsung tobat juga gue. Mana cantik banget lagi walaupun tanpa make up, sial jangan sampai gue kepincut sama Bu Bos, bisa-bisa hilang nyawa gue." ujar Daryl sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Tanpa Daryl sadari, dari tadi ada seseorang yang mengintai mereka dari kejauhan, orang itu langsung tersenyum miring.

"Vanya, kamu milikku. Apapun caranya pasti akan jadi milikku kembali." ujarnya sambil tersenyum miring.

Kael langsung menarik pinggul Vanya dan memeluknya, "jangan sampai bikin aku cemburu, kalau cemburu suka marah gak jelas. Inget, sayangi milikmu yang bawah kalau gak mau aku bobol dulu." bisiknya dengan suara seraknya.

Daryl langsung lari, ia menyusul Kael, bisa mati dia kalau gak ikut Kael, mana dia gak bawa uang lagi.

"Sial, kenapa dompet gue harus ketinggalan sih, bodolah yang penting ada Kael aman hidup gue." ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Kita mau ke mana?" tanya Vanya dengan nada lirihnya.

"Cari makan dulu aku lapar." sahut Kael.

Mereka bertiga langsung masuk ke restoran terdekat, "mau beli sate lilit ya, aku pengen makan itu." pinta Vanya dengan nada manjanya.

"Iya ayo," jawab Kael.

Tentu saja Vanya langsung lompat-lompat seketika, "yes beneran ya, aku mau pesen banyak-banyak pokoknya kamu yang baYar." ujar Vanya lagi.

"Sate lilit? Van, gue juga suka." ujar Daryl dengan kedua mata berbinar.

"Yang bener? huaaa jadi punya temen yang suka sate lilit juga. Ayo cepetan kita harus beli itu, jangan sampai kehabisan pokoknya." sahut Vanya.

Ia malah merasa clop sekarang dengan Daryl padahal tadi ia kesal sekali dengan sahabat kekasihnya ini.

"Hey, Vanya jaga batasan kamu. Jangan bersentuhan sama Daryl. Kamu milikku!" ujar Kael yang mulai lagi cemburu.

"Iya, ayo cepetan." sahut Vanya.

Sungguh kalau Vanya di sogok pakai sate lilit ia akan langsung luluh daripada di sogok pakai es krim.

20 menit kemudian semua pesanan Vanya ada Bebek betutu, sate lilit, nasi campur ayam betutu. Itu semua dipesan Vanya sama Daryl.

Bahkan Kael yang belum makan pun udah kenyang duluan.

"Ayo buka mulutnya ini enak banget, kamu harus rasain nasi campur ini." ujar Vanya.

Tentu saja Kael langsung menatap Daryl sambil tersenyum miring, "Enak, apa lagi kamu yang nyuapin gini." ujar Kael sambil terkekeh pelan.

Daryl menatap sinis mereka berdua, "lihat aja kalau gue punya cewek nanti, bakalan gue buat iri lo nanti, Kael." ujar Daryl dengan kesalnya.

Mereka langsung makan dengan lahapnya, bahkan Vanya dan Daryl minta tambah sate lilit lagi.

"Huaa kenyang enak banget." ujar Vanya.

Bahkan Daryl bersendawa juga. "Bos enak banget, kenapa kita gak tinggal di Bali aja sih, selain makanannya enak ceweknya juga cantik-cantik." celetuk Daryl.

"Lo aja yang tinggal di sini." jawab Kael kesal.

Ya gimana enggak, sahabatnya ini selain makan banyak sering godain cewek-cewek yang lewat.

Belum tau aja kalau Vanya akan marah saat ada wanita yang menatapnya lama-lama.

"Kenyang ayo pulang ke mansion." ujar Vanya tanpa beban sedikitpun.

"Ke mansion? no, kita nginep lagi di sini besok sore baru pulang ke Jakarta." jawab Kael dengan tegas.

"Waiters....!" ujar Vanya.

"Habis berapa ya?" tanya Vanya.

"Total semuanya 3.500.000." jawab pelayan itu dengan sopan, namun matanya menatap ke arah Kael terus.

Kael yang paham langsung menarik lengan Vanya. "Bayar." ujar Kael dengan suara lembutnya pada kekasihnya itu.

"Halo cantik, nama kamu siapa?" tanya Daryl dengan genitnya.

"Oh halo tuan, perkenalkan nama aku Jeni." ujar pelayan itu.

Namun tatapan Jeni masih terus ke arah Kael, "kondisikan matamu kalau tak mau ku congkel dari tempatnya!" ujar Kael dengan nada dinginnya.

Tentu saja Vanya merasa dicintai, entahlah ia sekarang seperti akan mencintai lelaki di sampingnya ini.

"Ma...maaf tuan saya salah." ujar pelayan dengan lirih sambil menundukkan kepalanya.

Vanya dengan cepat menengahinya. "Pakai ini bisa bayarnya?" tanya Vanya.

"Bisa Nona. Tunggu sebentar ya." ujar Jeni dengan suara lirihnya.

Sungguh ia takut kalau sampai buat masalah dengan orang kaya. Daryl yang tadi terpesona kini sudah enggak karena semuanya malah melirik Kael.

"Sial hilang pamor gue kalau sama lo, mending kemana-mana gue sendiri. Kalau sama lo akan jomblo terus selamanya gue." ujar Daryl sambil melirik sini Kael.

Setelah makan mereka langsung menyewa apartemen di sana, sungguh Vanya tak bisa berkata-kata lagi, dulu pas masih sendiri ia terus yang keluar uang, sekarang pas sama Kael ia bahkan gak pernah keluar uang sepeserpun.

Vanya memasuki apartemen yang baru saja ia sewa di Bali, menghela napas lega sambil melangkah menuju balkon yang langsung menghadap Pantai Kuta. Matahari terbenam membentuk siluet yang memukau, menciptakan pemandangan yang sempurna untuk beristirahat dari kesibukan kota.

Sementara itu, di apartemen sampingnya, Daryl mengintip dari jendela, menatap ke arah Vanya dengan rasa penasaran yang mendalam.

Kael, yang sedang berdiri di dekat Vanya, tersenyum lembut sambil memperhatikan reaksi gadis itu terhadap keindahan alam.

Dengan suara serak yang khas, ia berkata, "Will you marry me, sayang?" Kejutan itu begitu mendadak sehingga Vanya langsung menoleh dengan tatapan terkejut.

"Menikah?" Vanya menyuarakan pertanyaannya dengan nada yang mencampurkan rasa takjub dan keraguan.

"Yakinin aku dulu kalau kamu gak seperti Arka Montgomery," ujarnya sambil tersenyum miring, matanya menelisik tajam ke dalam mata Kael, mencari tanda-tanda ketulusan atau kepalsuan.

Dengan cepat, Kael menangkap keraguan dalam suara Vanya dan tersenyum manis. "Tak sampai 3 hari, ku pastikan kamu akan mencintaiku," ucapnya dengan penuh keyakinan, suaranya lembut namun terdengar sangat serius.

Vanya memandang ke arah laut, merenung atas kata-kata Kael. Pikirannya bercampur antara harapan dan kekhawatiran.

Dalam keheningan, suara ombak yang berdebur menjadi teman sepi yang menyuarakan kegelisahan hatinya.

Sementara itu, Kael memperhatikan setiap ekspresi yang bermain di wajah Vanya, berharap ia bisa meyakinkan gadis itu tentang ketulusan cintanya.

Di apartemen sebelah, Daryl masih mengamati mereka dari balik tirai. Ia mengetahui kesulitan yang pernah dihadapi Vanya dengan ayahnya dan bagaimana hal itu membentuk ketakutan akan komitmen dalam dirinya.

Ya gimana enggak, dia sudah tau asal usul Vanya dari kecil hingga besar, semua sudah tertata rapi di meja kerjanya.

"Tugasku selesai, tinggal kasih berkas itu ke Kael." ujarnya sambil tersenyum tipis.

Daryl berharap, untuk kebaikan temannya, bahwa Kael adalah pria yang akan mengubah pandangan Vanya tentang cinta dan kepercayaan.

Malam itu, Vanya duduk di tepi tempat tidurnya, memikirkan lamaran Kael. Ia mengingat setiap kata yang diucapkannya, setiap jeda, setiap pandangan.

Ia mengeluarkan buku harian kecilnya, tempat ia sering menulis pemikiran dan perasaannya, dan mulai menggoreskan kata-kata tentang perasaannya saat ini—bimbang namun penuh harapan.

Sementara itu, Kael berada di balkonnya sendiri, memandang ke arah apartemen Vanya. Ia tahu ini bukanlah hal yang mudah bagi Vanya, tetapi ia bertekad untuk membuktikan bahwa ia berbeda, bahwa ia bisa menjadi pria yang Vanya impikan.

Kael berencana untuk mengisi satu hari berikutnya dengan momen-momen yang akan memperkuat cinta mereka, menciptakan kenangan yang akan meyakinkan Vanya bahwa ia adalah orang yang tepat untuknya.

Satu hari berlalu dengan penuh kegiatan.

Kael mengajak Vanya menjelajahi Bali, menunjukkan sisi pulau yang belum pernah Vanya lihat sebelumnya.

Mereka menikmati matahari terbit bersama, berjalan-jalan di pantai pada senja hari, dan makan malam di restoran-restoran yang menawarkan pemandangan laut yang menakjubkan.

Setiap detik mereka bersama, Kael berusaha menunjukkan betapa ia mencintai Vanya dengan tulus dan mendalam.

Pada malam hari terakhir, mereka duduk di balkon, menatap bintang-bintang yang bersinar di langit Bali. Kael menggenggam tangan Vanya.

"Look at me, kalau sekarang udah cinta belum hmm…?"

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!