Jodoh Si Gadis Miskin

Saat Rendra dan Rio masih saling mengobrol, tiba tiba pintu diketuk secara perlahan.

Tok...tok..tok..tiga kali ketukan lembut.

Rendra langsung menyuruhnya masuk karna memang kamarnya tidak di kunci.

Ternyata Sari yang masuk untuk mengantarkan minum.

"Permisi den, ini minumnya..silahkan!" Kata Sari seraya meletakkan 2 gelas orange jus di atas meja.

"Terimakasih, kamu pembantu baru di sini ya mbak?" Tanya Rio seraya berjalan menuju sofa.

"I...iya tuan, saya pembantu baru di sini, nama saya Sari" jawab Sari menundukkan kepalanya.

"Oke Sar lo maksud ku kamu boleh pergi" Kata Rendra tiba tiba, dia sepertinya tidak menginginkan perbincangan antara Rio dan Sari.

"Iya tuan, mari" Sari berjalan menuju pintu keluar,lalu menutupnya kembali.

"Itu yang lo maksud kemarin bro, pembantu yang buat lo kepikiran!" tanya Rio penasaran.

"Iya, gimana menurut lo?" tanya balik Rendra.

"Kalau menurut gue wajar aja sih kalau lo sampai kepikiran dia. Dia cantik, lugu,lembut jauh sama Sherly,ya meskipun dia hanya seorang pembantu, tapi kalau dipoles dikit Sherly gak ada apa apanya!" jawab Rio jujur.

"Mungkin juga.. kok malah jadi bahas dia sih" kata Rendra beranjak menghampiri meja meminum jusnya.

Rio hanya tersenyum menatap sahabatnya tanpa menjawab perkataannya.

Mereka berdua melanjutkan mengobrol sampai petang tiba. Rio pun akhirnya berniat untuk pulang karna sudah terlalu lama dia di rumah Rendra. Setelah Rio pulang,Rendra beranjak untuk mandi, menyegarkan dirinya kembali setelah kejadian yang dialaminya hari ini membuat seluruh badannya terasa panas.

Jam menunjukkan pukul 19.30, Rendra yang sudah selesai mandi dan sholat isya segera turun ke ruang makan untuk makan malam bersama mama dan papanya.

Orang tua Rendra sudah menunggu diruang makan. Sampainya di ruang makan, makanan sudah tersaji rapi di atas meja. Hari ini Sari dan Asih memasak Opor ayam,udang goreng tepung da tumis brokoli.

Mereka menikmati makan malam bersama.

Rendra sengaja tidak menceritakan hubungannya dengan Sherly kepada mama dan papanya, karna takut jika itu akan menjadi pikiran mereka. Biarlah,jika waktunya tiba Rendra akan menceritakan semuanya.

Selesai makan, Rendra langsung menuju ruang kerjanya. Sedangkan Bu Lestari dan Pak Yudi menuju ruang tengah untuk menonton televisi.

Terdengar suara bel rumah berbunyi, segera Asih membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Sherly.

"Selamat malam non,silahkan masuk!" kata Asih langsung mempersilahkan Sherly masuk karna dia tahu bahwa Sherly adalah kekasih tuan mudanya.

"Rendra nya ada bi?"tanya Sherly to the point.

"Den Rendra ada, silahkan duduk dulu non,saya panggilkan Den Rendra!" kata Asih kemudian berlalu menuju ruang kerja Rendra. Untuk menuju ruang kerja Rendra,asih melewati ruang tengah,dimana tuan dan nyonyanya sedang menonton televisi.

"Kenapa bi?" tanya nyonya Lestari tiba tiba yang melihat Asih berjalan tak jauh dari tempatnya.

"Mau memanggil Den Rendra Nya, dicari sama non Sherly?" kata Asih yang langsung menghentikan langkahnya.

"Sherly datang ke sini bi. .Ya sudah kamu panggil den Rendra biar saya yang temani Sherly di depan dulu!" kata nyonya Lestari seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Pa, mama temuin Sherly sebentar ya, papa mau ikut tidak?" tanya nyonya Lestari kepada suaminya.

"Tidak ma, mama sendiri saja!" jawab tuan Yudi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Bu Lestari kemudian menghampiri Sherly yang sedang duduk di ruang tamu.

"Hai Sherly,apa kabar nak, lama tak jumpa!" seru Bu Lestari yang sedikit mengejutkan Sherly.

"Hai tante... Sherly baik kok, makin cantik aja deh tante ini!" kata Sherly yang langsung beranjak dari tempat duduknya, kemudian cipika cipiki kepada mamanya Rendra.

"Bisa aja kamu. Tumben malem malem dateng kesini,ada apa Sher?" tanya bu Lestari penasaran.

"Mau ketemu sama Rendra tan, ada hal pengen Sherly omongin" kata Sherly.

"Ya udah tunggu sebentar, masih dipanggilin sama bibi, bentar lagi juga nongol" kata Bu Lestari

Sementara bu Lestari menemani Sherly, Asih memanggil Rendra di ruang kerjanya..

Tok...to..tok pintu diketuk perlahan..

"Masuk" kata Rendra dari dalam.

"Permisi den, non Sherly mencari aden,sekarang sedang menunggu di depan" kata Asih seraya sedikit menundukkan kepalanya.

"Sherly?..ngapain dia kesini.. bilang aja kalau saya gak ada bi!" Seru Rendra dengan ekspresi kesal.

"Maaf den, tapi saya tadi sudah terlanjur bilang kalau den Rendra ada dirumah" kata Asih agak takut.

"Ya sudah bi, saya temui dia, bibi boleh pergi" kata Rendra.

Sebenarnya Rendra sangat malas menemui Sherly. Rendra tau apa tujuan Sherly datang kesini. Tapi mau tak mau Rendra harus menemuinya, daripada orangtua nya ikut campur dalam masalahnya bersama Sherly.

Rendra berjalan keluar dari ruang kerjanya menuju ruang tamu, setelah sampai dia melihat mamanya sedang mengobrol dengan Sherly.

Mamanya pun menyadari kedatangan Rendra.

"Itu Rendra sudah dateng, tante tinggal dulu ya" kata bu Lestari seraya beranjak dari duduknya.

Bu lestari hanya tersenyum melihat Rendra kemudian berjalan menuju ruang tengah kembali menyusul suaminya.

Rendra hanya berdiri di samping kursi, dan tatapannya tertuju pada luar pintu, rasanya dia sudah tidak mau melihat Sherly.

"Sayang, kamu masih marah sama aku?" tanya Sherly yang langsung berdiri menghampiri Rendra dan hendak memeluknya.

Rendra langsung menampisnya.

"Jangan pernah panggil gue dengan sebutan sayang. Kita udah gak ada hubungan apa apa lagi, jadi untuk apa lo dateng kesini!" seru Rendra dengan amarah yang kembali pada dirinya.

"Tapi aku gak mau hubungan kita putus, cuma gara gara kesalahpahaman tadi..aku dateng kesini mau jelasin semuanya sama kamu!" kata Sherly mencoba menenangkan Rendra.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi, semuanya sudah jelas. Sekarang gue minta lo pergi dari rumah ini!" bentak Rendra.

"Kamu ngusir aku... please sayang, dengerin penjelasan aku dulu, aku gak mau kita putus, aku cinta sama kamu" kata Sherly mencoba merayu Rendra.

"Gue bilang pergi... atau mau gue panggilin satpam buat nyeret lo dari sini!" seru Rendra kembali,seraya menatap Sherly tajam.

"Oke aku bakalan pergi, tapi aku gak akan pernah nyerah gitu aja biar kita bisa balikan lagi"kata Sherly kemudian melangkah pergi meninggalkan rumah Rendra.

"Astaghfirullah.. Benar benar bikin gue marah..hah!" seru Rendra perlahan, seraya mendudukan badannya di sofa.

Setelah dirasa cukup tenang, Rendra kembali ke ruang kerjanya..

Melanjutkan pekerjaannya dan mencoba melupakan apa yang telah terjadi.