[Cerita ini hanyalah khayalan Author sahaja, maklum masih pemula.]
Mengisahkan tentang seorang pekerja keras yang rela mengorbankan segalanya demi menyelesaikan tugasnya. Namun, karena terlalu memaksakan diri, dia tewas di tengah-tengah pekerjaannya.
Namun takdir belum selesai di situ.
Dia direinkarnasi ke dunia sihir, dunia isekai yang asing dan penuh misteri. Sebelum terlahir kembali, sang Dewa memberinya kekuatan spesial... meskipun Rio sendiri tidak menyadarinya.
Tujuan Rio di dunia baru ini sederhana, ia hanya ingin melakukan perjalanan mengelilingi dunia, sesuatu yang tak pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Tapi tanpa disadarinya, perjalanan biasa itu akan membawanya ke takdir besar…
Di masa depan yang jauh, Rio akan berdiri sebagai sosok yang menentang Raja Iblis Abyron.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KHAI SENPAI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan baru
Dewa itu melangkah perlahan, mendekati Rio yang terbaring lemah di antara kabut terang alam spiritual.
"Rio... pejamkan matamu," ucapnya lembut, namun suaranya bergema dalam ruang jiwa seperti bisikan dari langit. "Aku akan memberimu sebagian kecil sihir tingkat dewa."
Rio membuka matanya sedikit. Pandangannya goyah, tetapi tatapannya penuh tanya.
"Eh!? Kenapa Dewa ingin memberiku sihir lagi? Aku sudah punya 'Eyes of Light'..." gumamnya, masih terengah-engah.
Sang Dewa menatapnya dalam. Tatapan yang bukan sekadar iba...tetapi keyakinan.
"Itu karena… saat kau terbaring tak sadarkan diri, Raja Iblis Abyron telah muncul ke dunia ini. Segel yang menahannya... telah runtuh. Dan kini ia berniat menghancurkan segalanya."
Ia berhenti sejenak, lalu suaranya menjadi lebih dalam—berat, seperti membawa beban dunia.
"Rio... bukankah dulu kau berkata ingin menjadi Assassin terkuat dalam sejarah?"
Rio mengepalkan kedua tangannya, gemetar, lalu menatap ke atas dengan mata yang berkilau oleh tekad.
"Iya! Aku ingin menjadi Assassin terkuat yang pernah ada! Aku ingin... membuktikan pada Ayahku... bahwa aku juga bisa melindungi dunia ini!" serunya, penuh semangat, meski tubuhnya masih gemetar.
Dewa itu mengangguk pelan, lalu mengangkat tangan bercahaya ke langit-langit dunia roh.
"Kalau begitu... pejamkanlah matamu."
Sekeliling Rio mulai diselimuti cahaya keemasan. Energi itu terasa hangat, namun sekaligus menekan, seolah menguji kekuatan tekadnya. Gelombang sihir menari di udara, menghujani tubuh Rio perlahan seperti serpihan cahaya surga.
"Kekuatan ini... hanya bisa diterima oleh mereka yang memiliki tekad seperti milikmu," bisik sang Dewa.
Rio memejamkan matanya. Nafasnya mengalun. Dan di dalam diam itu, sebuah kekuatan baru mulai membangkitkan jiwanya.
Sementara itu...
Di langit yang telah lama kehilangan sinar mentari, pusaran gelap Black Hole terus membesar, menghisap tanah, bangunan, dan harapan umat manusia.
Pasukan iblis berdiri dengan sombong di bawahnya, menyaksikan kehancuran yang mereka sebut... permulaan.
Dan di tengah kehancuran itu, berdiri satu sosok tinggi, megah, dan bagaikan simbol dari kebencian purba itu sendiri.
Raja Iblis Abyron.
"HAHAHAHA!!... Membosankan!" serunya sambil tertawa gila.
"Tak ada satu pun manusia yang mampu membuatku serius walau hanya sedetik!?"
Ia mengangkat tangan gelapnya ke langit, dan pusaran Black Hole itu mengembang, melahap langit seperti mulut dewa kehancuran.
Namun dalam tawa gilanya, Abyron tiba-tiba menyipitkan mata. Dalam pikirannya muncul satu nama... satu sosok.
"Kecuali... satu orang. Satu manusia yang berbeda dari semuanya. Zero..."
Di sisi lain, Zarugami, tangan kanan Abyron...melangkah pelan di atas puing-puing istana manusia yang telah hancur. Ia menatap sinis ke arah seorang anak perempuan kecil yang bersembunyi dalam pelukan ayahnya, sang Raja.
Dengan nada angkuh dan dingin, ia berkata,
"Serahkan anakmu kepada Raja Iblis… atau kau akan mati di tanganku."
Sang Raja, meski tubuhnya berdarah dan lemah, memeluk putrinya lebih erat. Matanya menyala oleh keberanian.
"Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh putriku! Selama aku masih hidup, jangan harap kau bisa menyentuhnya!" teriaknya dengan penuh amarah.
Zarugami menyeringai tajam. Tatapannya seperti bilah pedang yang haus darah.
"Kalau begitu… aku akan membunuh seluruh keluargamu."
Dalam satu kilatan, Zarugami bergerak. Cepat seperti iblis, kuat seperti meteor. Sang Raja mencoba bertahan, tapi kekuatan itu terlalu jauh di luar batasnya.
DUARR!!
Ledakan sihir menghancurkan aula. Sang Raja dan Permaisuri terpental ke belakang. Darah mengalir dari tubuh mereka yang terkapar.
"AAAH!! AYAH!! IBU!!" jerit putri kecil itu, memeluk tubuh ayahnya sambil menangis ketakutan.
Zarugami melangkah maju, berdiri di atas puing, menatap bocah itu dengan penuh kebencian.
"Tenang saja… kau tidak akan lama-lama sendiri."
Ia mengangkat tangannya, mengumpulkan sihir hitam.
"Tapi sebelum mati... kau akan menjadi santapan energi bagi Raja Iblis!"
Putri kecil itu menjerit sekuat tenaga. Tangisnya menggema di antara reruntuhan dan kegelapan.
Tak ada harapan. Tak ada cahaya.
Sampai…
BOOOOM!!
Ledakan putih keemasan menghantam tanah. Angin yang terangkat menghempas semua arah. Tanah berguncang.
Zarugami terpental jauh, tubuhnya menghancurkan tiga tiang istana sekaligus. Ia bangkit, terbatuk pelan.
"Aghh... Apa ini...!?"
Dari balik asap dan cahaya, satu sosok perlahan muncul. Langkah kakinya mantap. Napasnya berat, tapi penuh tekad.
Akagami Rio.
Tubuhnya masih berdarah, namun kini diselimuti oleh aura suci yang tajam dan berkilau. Matanya bersinar putih keemasan, Eyes of Light, kini telah diperkuat oleh kekuatan Dewa Cahaya.
Ia menatap Abyron dari kejauhan.
Dingin.
Tajam.
Tegas.
"Abyron..." katanya pelan namun menghantam seperti tombak.
"Ini... belum berakhir."
lanjut