NovelToon NovelToon
Lingkaran Cinta Kita

Lingkaran Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Murid Genius / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / LOL / Bad Boy
Popularitas:42.6k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Rui Haru tidak sengaja jatuh cinta pada 'teman seangkatannya' setelah insiden tabrakan yang penuh kesalahpahaman.

Masalahnya, yang ia tabrak itu bukan cowok biasa. Itu adalah Zara Ai Kalandra yang sedang menyamar sebagai saudara laki-lakinya, Rayyanza Ai Kalandra.

Rui mengira hatinya sedang goyah pada seorang pria... ia terjebak dalam lingkaran perasaan yang tak ia pahami. Antara rasa penasaran, kekaguman, dan kebingungan tentang siapa yang sebenarnya telah menyentuh hatinya.

Dapatkah cinta berkembang saat semuanya berakar pada kebohongan? Atau… justru itulah awal dari lingkaran cinta yang tak bisa diputuskan?

Ikutin kisah serunya ya...
Novel ini gabungan dari Sekuel 'Puzzle Teen Love,' 'Aku akan mencintamu suamiku,' dan 'Ellisa Mentari Salsabila' 🤗

subcribe dulu, supaya tidak ketinggalan kisah baru ini. Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bakal merubah segalanya.

"Astaga. Disuruh tunggu di halte malah muncul di tengah zona merah begini. Ini adik gue emang perlu dilempar ke Mars atau ke Pluto kali ya," batin Ray.

Bandhi menyipitkan mata, mengira-ngira siapa sebenarnya wajah dibalik masker itu, "Lo siapa? Kembalikan ponsel gue atau... geng gue bakal habisin lo."

Namun, sebelum Ray sempat bicara, suara nyaring memotong situasi:

"Abang Raaaay! Zara berhasil nyusul kamu! Yahhai~ abang Danish jadi kudanya," Zara melambai girang, seolah sedang piknik, bukan dalam situasi nyaris digebukin geng motor.

Ray menepuk jidat keras-keras.

"Yaaa Allah…"

Bandhi mendecih. "Ray? Jadi lo Rayyanza? Kirain siapa. Ternyata cuma kawan seangkatan yang sok jadi pahlawan."

"Bandhi. Kalau lo masih mau wisuda, tinggalin perbuatan haram lo itu. Kalau enggak, ponsel ini sampai ke Prof. Rui. Gue enggak main-main."

Bisa gawat bagi Bandhi jika Ray tak mau mengembalikan ponselnya, karena didalamnya tidak sekedar bukti judol tapi ada yang lebih gelap.

Bandhi berusaha tetap tenang, "Ayolah... Jangan ikut campur, Ray. Ini hidup gue, bukan urusan lo. Mau gue lulus atau enggak kan terserah gue."

Saat itu, Zara tiba-tiba menerima telepon.

Dia buru-buru mengangkatnya.

"Iya? Assalamu’alaikum, Mama?"

Dari seberang, terdengar suara tegas nan khawatir. "Wa’alaikumussalaam wa rahmatullah, Zara! Ini sudah maghrib. Kenapa belum pulang, sayang?"

Zara melirik ke arah Ray yang masih berdiri di depan barisan geng motor. "Zara lagi sama Abang Ray, Ma. Tapi kayaknya... abang mau dikroyok sama geng motor, sih."

Hening di seberang.

"APA?! Zara, jangan bercanda begitu! Cepat pulang sebelum konco kakung menjemput kalian!"

Zara cengengesan. "Iya, Ma. Baik~"

Begitu menutup telepon, Zara melambaikan tangannya ke arah kakaknya sambil berseru,

"Bang Raaay! Kita disuruh pulang~!!!"

Ray benar-benar ingin menghilang ditelan bumi saat itu juga. "Habis sudah riwayat kita, Zara."

Sementara itu, Bandhi menurunkan nada suaranya, “Ray, kalo lo mau aman, serahin ponsel gue.”

Ray mencengkeram ponsel itu lebih erat. Itu bukan sekadar alat komunikasi, tapi barang bukti penting dalam kasus perjud*an online, karena di dalamnya terdapat informasi tentang aktivitas perjudian, transaksi, dan komunikasi dengan pelaku.

Ia menimbang cepat.

Menyerahkannya berarti mengorbankan kesempatan menegakkan keadilan. Tapi mempertahankannya berarti mengundang geng motor itu untuk menyerang mereka berdua. Apalagi, ada Zara. Ray tak mampu melibatkan adiknya dalam masalahnya.

“Ray, kita temen, bukan musuh. Gue nggak pengen nyakitin lo. Jadi jangan bodoh, jangan ikut campur,” kata Bandhi. "Jadi, serahin ponsel gue."

Dengan tatapan dingin, Ray melempar ponsel itu ke arah Bandhi. “Ambil.”

Bandhi menyambutnya dengan satu tangan, lalu menyeringai lebar. “Bagus.”

Tanpa banyak bicara, dia melompat membonceng motor salah satu anak buahnya. Tapi sebelum pergi, matanya sempat menoleh ke arah Zara. Menatap lama, seolah memindai wajah gadis itu hingga ke inti jiwanya.

“Gue baru tahu, jadi Ray punya saudara, ya? Cantik juga. Bisa gue pake nanti. Sebagai umpan... buat bales dendam,” gumam Bandhi.

Sorot mata Bandhi bukan mata orang yang selesai. Apalagi bibir yang menyeringai itu.

Ray tau, “Sial. Ini belum selesai. Bahkan, mungkin baru mulai,” Ray mengepalkan tangannya erat-erat.

Zara, yang masih polos dengan senyum lebarnya, tidak menyadari ketegangan itu sama sekali.

“Abang Ray, yuk kita pulangggg!”

Ray hanya bisa menggeleng kecil, lebih kepada nasibnya sendiri. Menghadapi hari esok yang bakal berubah drastis.

Bandhi dan gengnya melesat pergi, meninggalkan debu, kekhawatiran, dan sebuah janji tak terucap bahwa pertarungan berikutnya akan lebih berbahaya.

Keesokan paginya.

Pertengkaran pecah di dalam kamar Zara di rumah keluarga Kalandra. Papa Zayyan dan Mama Aira sudah berangkat kerja.

"Aku nggak mau nyamar pakai wig ini, Ray!" teriak Zara, kesal. Melempar wig itu ke lantai.

"Ini demi keselamatan kamu, Zara."

"Nggak mau! Kenapa aku harus jadi cowok, sih? Aku ini cewek. Punya gaya sendiri! Nih, liat!" Zara menunjuk dirinya sendiri.

Rambut lurus terurai, make-up ala cosplayer: eye shadow pink turun ke pipi, lip gloss mengilap, kaos crop top lengan panjang, dan rok dibawah lutut.

"Oke-oke. Itu urusan kalo udah aman. Tapi sekarang, kamu tetap harus nyamar jadi cowok."

"Ya kali?! Masa gitu amat?!"

Ray mendekat, "Abang nggak mau kamu kenapa-kenapa Zara."

"Kenapa aku harus kenapa-kenapa? Emang siapa yang mau nyelakain aku?"

"Temen abang. Jelas?!"

Zara terdiam sejenak. "Maksudmu… yang kemarin itu?!"

"Iya. Kalau mereka tahu kamu adik aku, mereka bakal ngejar kamu. Tapi kalau mereka pikir kamu itu cowok... mereka bakal menjauh."

Zara membelalak. "Jadi... kalau mereka tahu aku bukan kamu, aku bisa… diculik?!"

"Abang nggak mau bayangin itu terjadi."

"ABAANG!! jangan nakut-nakutin Zara gitu, bisa nggak?! Aku bisa mimpi buruk nanti!" rengeknya sambil mengguling di karpet.

"Aku serius. Kalau kamu tetap mau masuk kampus dengan aman, kamu harus nurut. Tetap nyamar. Deal? Sebelum dunia ini aman buat kamu, aku akan pantau kamu di kampus dari jarak jauh. Tapi, tetap. Kamu nggak boleh deket-deket ke aku. Aku punya dunia sendiri dan kamu bikin duniamu sendiri. Ngerti?"

Tambahnya sambil memberikan paper bag besar berisi pakaian cowok seukuran tubuh Zara.

"Kenapa sih kamu selalu kasih aku aturaaaan?! Kenapa? Kenapa!?! Mama sama Papa aja nggak pernah begitu ke aku! Abang Ray Jahat!"

Ray menyipitkan mata, lalu menekan telunjuknya ke dahi adiknya. "Adik tengil. Justru karena Mama Papa nggak bisa jagain kamu tiap hari, mereka nyuruh aku yang jagain. Kamu pikir gampang jagain anak cewek?"

Zara cemberut, rengekannya semakin pecah. "Kenapaa... kenapaaa Zara harus terlahir cewek..." Suaranya mulai bergetar.

Ray mulai panik. "Zara... Zara, stop! Jangan nangis. Nanti Kakung sama Uti ke sini. Bisa nggak diem dulu?"

"Mmmmmooooo... HUAAAA! Aku nggak mau ke kampus kalo gini! Tinggalin aku sendiri! Aku mogok belajar!" teriaknya sambil menjatuhkan diri ke kasur, dramatis seperti tokoh telenovela.

"Ya udah. Terserah kamu."

Ray berbalik dan pergi, membiarkan adiknya berguling-guling sendirian di kamarnya.

Setelah situasi mereda, Zara kembali menjadi dirinya yang selalu merasa 'tak apalah, chill broo. Slay kali.' Ia menyeka air matanya cepat-cepat. Sedih? Iya.

Tapi, bukan Zara namanya kalau tidak bisa bangkit sendiri. Akhirnya, ia memilih menuruti kemauan sang kakak. Menyamar menjadi cowok.

"Oke juga sih... Ah! sial. Aku jadi nggak bisa dandan. Tapi emang mirip, sih... mirip abang Ray."

Ukuran pakaiannya pas dengan tubuh Zara. Pakaian-pakaian mahal brand favorit cowok. Kaos berkualitas, outer kemeja yang lengannya ditekuk rapi, celana panjang slim fit, dan sepatu baru yang masih harum dari kotaknya.

"Wawawao~ ada parfumnya jugaa! Hmmm... Gemesss ini wangi abang Ray... Co cuwiiittt~

Ia bercermin sebentar, mengamati wajahnya, "Ouuhh... Zara... Kamu jadi adik cowok sekarang. Mukyaaa~

1
HNP_FansSNSD/Army
ayolah bang haru, kejarrrr!!!!.♥️♥️♥️
HNP_FansSNSD/Army
cemburu loh bang aku, tahu nggak jadi anak perempuan pertama Kakak pertama itu cape tau nggak. pengen punya kakak yang kaya gini walau suka bikin kesel juga tapi sisi baiknya ituloh😭😭😭
HNP_FansSNSD/Army
wah cepet banget😲
HNP_FansSNSD/Army
tau nih si Zara di bilangin ngaleyed budak teh, dulur mah nyaah 🤦🤦
Filan
usaha aja dulu, biar author yang nentuin.
Filan
rambut bisa tampan 🤨
Filan
pendek umur maksudnya.
Itu mah takdir yang masih blm tentu terjadi.
Tapi wajar khawatir karena Zara terlalu bucin.
Filan
syal dipakai tiap hari, kebayang gimana demeknya dan aromanya karena ga dicuci-cuci.
Filan
Lah, kan sakit Thor. Emang ada orang pelukan kayak gitu. Jatuh kayak gitu sakit lho, kepala belakang terbentur lantai, tulang ekor juga pasti linu banget.
Mereka kan bukan pendekar mwehehehe
Filan
untung Isaam jeli ya
Filan
Ya, karena kamu punya hati yang busuk sekaligus bodoh. Ga bisa ditutupi dari luar. Jadi orang liatnya males.
Filan
Betul sekali. Asaki gampang tantrum. Isaam itu bisa bermain cantik. Beda level banget sama Asaki.
HNP_FansSNSD/Army
apakah akan ada cinta segitiga?

(jejak dulu)
HNP_FansSNSD/Army
👍💐
HNP_FansSNSD/Army
sabar zar sabar, ini demi melindungi Lo. walau agak sakit sih. Later you'll calm down yourself, and there will definitely be an explanation, and it wasn't the intention to hurt.
HNP_FansSNSD/Army
selemah²nya cewe, ada sisi brontak liarnya kok, tapi bukan berarti hal yang semacamnya yah. dari halnya yang bisa membuatnya muak untuk percaya aja udah nggak bisa jadi sisi emosinya itu jangan di anggap remeh atau sepele.
HNP_FansSNSD/Army
dulu waktu lulus SMP dan mau cari sekolah SMK atau SMA. cita²ku pengen sekolahnya tuh ada kegiatan seni termasuk cheerleader gitu, cuma daerah aku bukan perkotaan dan mau sekolah yang ada ekstrakulikuler kaya gitu berada di perkotaan dan punya biasa yang besar juga. Sangkan orang tua kebutuhan hanya sekedar cukup.
Avalee
Lha isam? Ngapa lu begini dah 😌. Au ah gelap. Kaaak miuu, kalo senggang mampir ya ke jia dan liel versi dewasa jdulnya meretas batas : titik cinta! 🥰🥰🥰🥰
Avalee: Wkkk agahk gmn gitu ama isam 😭. santuy aja kak ☺️☺️
Miu Nuha.: hei kamu /Sly//Sly/ suka banget ngomentarin Isaam, suka yaaa~

,, aiikkk sebentar... aku blm sanggup melihat perubahan liel yg mungkin jadi makin we o we #pingsan aku nanti... bentar yaa /Sob/ waktu senggangku lagi gk menentu nih...

,, tpi jgn kaget kalo aku tiba2 maraton sampe habis /Joyful/
total 2 replies
Avalee
Marah bgt si zara ama abangnya 🤭🤣🤣🤣🥹
Avalee
Rindu itu berat … ya haru 🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!