NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 25

Emir geleng-geleng kepala melihat perempuan yang tidak lain adalah kakak iparnya.

“Ngenes banget nasibmu Bang Imran, kamu ke sana kemari sibuk bekerja sedangkan istrimu ke sana kemari keluar masuk cek in hotel,” gumamnya Emir sambil berjalan pelan-pelan agar keberadaannya di dalam kafe itu tidak diketahui oleh Selina.

Emir megambil gambar keduanya dan tak lupa merekam video kedekatan dan kebersamaan Selina dengan pria yang tidak diketahui siapa orang itu.

“Gue langsung kirim ke nomor hpnya Abang Imran agar dia lebih cepat melek dan sadar dengan kelakuan minus dan tak berbudi istrinya,”

Pria berusia 38 tahun itu mengikat rambutnya yang sedikit gondrong layaknya artis Korea Selatan.

Emir berjalan ke arah meja setelah mengirimkan bukti rekaman itu dan melanjutkan perjalanannya ke arah lebih dalam cafe dimana detektif yang beberapa tahun belakangan disewanya untuk mencari keberadaan Caca.

“Maafkan saya Pak Aldo harus terlambat datang menemui bapak, ada sedikit kendala di jalan sehingga terpaksa baru sampai,” ujarnya Emir sambil menarik sebuah kursi untuk didudukinya.

Pak Aldo tersenyum tipis,” tidak apa-apa Pak Emir, itu hal biasa terjadi apalagi mengingat kota Jakarta semakin macet setiap harinya.”

“Bagaimana dengan hasil pencarian bapak, apakah sudah menemukan dimana Fanya Nadira Azzahra berada saat ini?” tanyanya Emir tak sabar ingin segera berjumpa dengan perempuan pujaan hatinya.

“Untuk saat ini belum Pak Emir hanya saja saya sudah menemukan alamat rumahnya di mana selama ini Caca tinggal, tapi mereka sudah pergi sekitar lima tahun lalu dari Jakarta dan memilih pindah ke luar pulau Jawa,” jelas Pak Aldo.

Emir kembali menghela nafasnya karena lagi-lagi dia tidak bisa menemukan keberadaan Caca.

“Lima tahun saya berikan waktu kepada Pak Aldo untuk mencari satu orang saja, tapi betapa sulitnya menemukannya! Saya sudah bayar mahal-mahal bapak tapi seperti ini saja hasil yang bapak dapatkan! Kalau seperti ini maaf sebaiknya kerjasama diantara kita berdua diakhiri karena semuanya percuma!” Tegasnya Emir yang sedikit emosi karena kegagalan yang dialami oleh Pak Aldo.

“Kami sudah melakukan segala cara tapi seolah-olah keberadaan Fanya ini sengaja ada yang menyembunyikan keberadaannya Pak Emir. Jujur saja kami sudah mendapatkan kasus yang lebih tua rumit dari ini tapi Alhamdulillah kami bisa menyelesaikannya dalam waktu yang cepat dan singkat,” imbuhnya Pak Aldo yang tidak mau dianggap sudah bekerja tidak becus.

Emir megambil sebuah map berisi data-data Caca serta alamat lengkapnya yang ada di Jakarta.

“Baiklah, saya berikan anda kesempatan terakhir dan jika tidak saya akan memutuskan kerjasama kita dan akan memberikan penilaian buruk terhadap kinerja Anda secara pribadi dan instansi Anda termasuk di dalamnya!” Emir berdiri dari duduknya kemudian meninggalkan meja dimana mereka bertemu dan tak lupa megambil map tersebut.

Emir berjalan ke arah mobilnya saking kecewa dan marahnya sampai-sampai ia menendang ban mobilnya sendiri.

“Bulshit!! Brengsek!! Kenapa semakin lama aku semakin sulit menemukan Caca! Lima tahun sudah lebih berlalu tapi, aku semakin kesulitan berjumpa dengannya,” kesal Emir.

Emir kemudian meninggalkan area kafe tersebut dengan perasaan dongkol, kesal, marah dan juga kecewa.

“Caca, apa kamu tahu kalau kakak sangat merindukan dirimu. Aku nggak bisa hidup seperti ini terus tanpa melihat wajahmu,” cicitnya Emir yang kembali meneteskan air matanya.

Emir mengemudikan mobilnya menuju alamat rumah yang ada di dalam map itu. Dia ingin langsung melakukan penyelidikan dan pencariannya dan berharap kalau apa dilakukannya membuahkan hasil yang maksimal.

“Kenapa mencari keberadaanmu seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami saja,” sungutnya Emir.

Emir mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang dan sampailah di alamat rumah yang tertera di atas kertas tersebut.

Tepat di depan sebuah rumah minimalis yang nampak sederhana dengan dinding cat temboknya yang mulai mengelupas di sana sini.

Emir berdiam diri di dalam mobilnya sambil memperhatikan dengan seksama kegiatan orang-orang di sekitar rumah itu dan termasuk penghuninya. Hingga berlangsung beberapa menit, Emir masih betah di dalam sana tanpa berniat untuk turun.

“Apa aku langsung bertanya kepada orang-orang sini saja yah, sempat hari ini aku mendapatkan petunjuk keberadaan Caca. Sulawesi itu luas,jangan sampai aku mencari di Palu ternyata dia ada di Kendari, bukannya itu semakin mempersulit keadaan saja,” gumamnya Emir.

Emir hendak turun dari mobilnya, tapi nada dering ponselnya menghentikan langkahnya.

“Siapa lagi yang menelpon disaat seperti ini sih!?” Gerutunya Emir seraya mengambil hpnya yang tergelatak di atas dasbor mobilnya.

Emir buru-buru mengangkat telponnya karena mamanya lah yang menghubungi nomor ponselnya.

“Assalamualaikum, Mah ada apa? Insha Allah, setelah dari sini aku akan mampir,” ucapnya Emir ketika sambungan teleponnya terhubung.

Setelah berbicara dengan Bu Maryam, Emir menyalakan mesin mobilnya kemudian berniat mendatangi rumah kedua orang tuanya yang sudah beberapa bulan terakhir ini tidak didatanginya.

Emir berjalan ke arah dalam rumahnya setelah memarkirkan mobilnya di dalam carport rumahnya.

Dia memindai seisi ruangan yang baru saja dimasukinya itu dan melihat ada beberapa orang yang duduk di atas sofa sambil memperhatikan kedatangannya.

“Emir, putraku kamu sudah datang Nak,” ucap Bu Maryam yang langsung menyambut kedatangan Emir dengan senyuman khasnya.

Tiba-tiba dua bocah yang baru saja memasuki rumah itu berteriak lantang sambil meneriaki namanya Emir.

“Uncle Emir!” Teriak keduanya.

Emir berbalik badan ke arah kedatangan dua bocah berusia lima tahun itu, Emir memperhatikan dengan seksama wajah kedua keponakannya dan dia dejavu melihat mereka.

“Ya Allah, kenapa aku melihat mereka seperti Caca dalam versi anak laki-laki? Apa karena saking rindunya diriku padanya sehingga Ario dan Abyan aku anggap Caca?” cicitnya sambil mengucek matanya berulangkali untuk memastikan apakah penglihatannya benar ataukah salah.

Ario dan Abyan sudah bergelantungan di kedua kaki jenjangnya Emir. Bu Maryam tersenyum simpul melihat kedekatan keduanya padahal mereka jarang sekali bertemu.

“Keponakannya uncle sudah balik dari sekolah?” Tanyanya Emir sambil menggendong kedua keponakannya di kedua sisi tangannya.

“Sudah dong Uncle Emir, Uncle kok baru datang lagi ke sini? Apa uncle nggak kangen kepada kami?” Tanyanya Abyan yang tubuhnya lebih kecil dari kakaknya.

“Uncle sangat merindukan kalian berdua, tapi uncle kan sibuk banyak kerjaan di kantor makanya jarang banget menemui kalian berdua,” Emir mengecup satu persatu pipi kedua anak kembar itu.

“Sayang cucunya Oma kalian kan baru balik dari sekolah, masuk yuk sayang Oma mau bicara dengan Uncle Emir dulu nanti setelah selesai kalian baru bisa bermain bersama,” ujarnya Bu Maryam yang tidak enak hati melihat tatapan dari beberapa orang tamunya yang sore itu mengunjungi rumahnya.

“Sus Eni, tolong si kembar dibawa ke dalam kamarnya,” pintanya Emir yang melihat baby sitter keponakannya berdiri di pojokan.

Suster Eni gegas menjalankan perintah dari anak majikannya itu tanpa berbicara sepatahkatapun langsung membawa kedua bocah itu ke dalam kamarnya.

Emir menatap ke arah perempuan muda yang selama ini selalu berharap menjadi istrinya.

“Mama, harus berapa kali aku katakan kalau aku tidak ingin dijodohkan dengan wanita manapun! Aku sudah capek dan muak diminta untuk menikahi perempuan itu!” Ucapnya Emir sambil menunjuk ke arah Melisa tanpa basa-basi terlebih dahulu langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya.

Bu Maryam dibuat pusing setengah hidup dengan kelakuan anak bungsunya yang sampai detik ini tidak ada niat untuk mengakhiri masa lajangnya.

“Mama, aku ini masih sangat muda belum tua-tua amat! Umurku baru 38 tahun dan Mama serta siapapun yang ada di sini harus paham dan mengerti aku hanya akan menikah dengan perempuan yang bernama Fanya Nadira Azzahra bukan perempuan lain sampai kapanpun hanya dia yang akan menjadi pendamping hidupku!” Tegas Emir seraya menatap mengejek ke arah Melisa.

“Tapi, Nak Caca itu sudah punya anak dan pergi meninggalkanmu kenapa harus berharap kepada perempuan yang sudah memiliki suami!?” Bu Maryam berusaha untuk membujuk putranya agar menerima rencana perjodohan nya kali ini.

Emir melihat ke kedua orang tuanya Melisa sebelum berbicara,” aku tekankan dan perjelas kepada kalian! Bagiku Caca sudah menikah atau sudah punya anak sekalipun aku tidak akan pernah berhenti mencintainya sampai matipun hanya Caca yang bisa menjadi istriku!”

Emir kemudian meninggalkan ruang tamu tanpa berpamitan kepada orang tuanya dan juga tamunya yang ada di dalam sana.

Bu Maryam terduduk lesu melepaskan kepergian anak bungsunya. Dia tidak menyangka jika cintanya Emir sebesar dan sedalam itu kepada perempuan muda yang dulu menjadi surrogate mother cucunya.

“Maafkan kami Pak Danu, Bu Hana. Putraku tidak setuju dengan rencana perjodohan yang kita rencanakan untuk mereka,” ucap Bu Maryam pasrah pada akhirnya juga.

“Tidak apa-apa, mungkin ini yang terbaik untuk mereka dan putriku juga bukan perempuan jelek kami yakin akan menemukan pria yang lebih baik dari putranya Nyonya Maryam Khan,”

Makassar, Sulawesi Selatan..

Annisa dan Caca sibuk mengawasi beberapa pegawai tokonya pagi itu.

“Kamu nggak mendaftar atau mungkin cari sekolah yang bisa menerima kamu honor?” Tanyanya Nisa.

“Aku lagi nunggu panggilan nih kak, aku sudah memasukkan lamaran kerja di sekolah Athirah semoga saja diterima meskipun hanya guru honorer,” jawab Caca.

“Semoga saja keterima di sana, kamu bisa ngajar seperti cita-citamu selama ini. Kalau Mas Zacky Alhamdulillah katanya keterima di perusahaan asuransi, besok mulai kerja,” ujarnya Nisa yang tersenyum bahagia karena suaminya mendapatkan pekerjaan yang cukup bagus dan gajinya yang besar.

“Syukur Alhamdulillah kalau seperti, aku turut bahagia mendengarnya. Ngomong-ngomong Zahira sama ibunya kemana? Kok belom muncul sampai sekarang?” Tanyanya yang mencari keberadaan Amirah beserta anaknya.

“Ya Allah, Caca bukannya dia pamit sama kamu mengantar anak-anak ke sekolahnya. Kamu yah masih muda juga sudah pikun,” ucapnya Annisa yang terkekeh mendengar perkataan dari Caca.

“Haha! Iya yah lupa kak, saking fokusnya dengan perhitungan dollarnya sehingga melupakan kalau baru-baru mereka berpamitan,” imbuhnya Caca yang terkekeh geli dengan sikapnya sendiri.

Keduanya kembali beraktifitas seperti biasan, tanpa sepengatahuan mereka sedari tadi ada orang yang memperhatikan apa yang sedang mereka kerjakan.

“Assalamualaikum, selamat siang ada yang bisa kami bantu Pak?” Tanyanya Caca yang melihat seorang pria yang berdiri di depan meja kasir.

Pria itu kelihatan tak berkedip memperhatikan Caca sedangkan Caca menaikkan alisnya sebelah melihat gerak geriknya sang pria yang terlihat aneh.

“Maaf kalau bapak tidak berniat untuk berbelanja di toko kami sebaiknya bapak mundur dan jangan menghalangi jalan pembeli kami, Pak,” ucap Caca datar.

1
Yani
Bagus Caca jangan lemah meng hadapi orang kaya Selina
Yani
Semoga aja anaknya Caca laki"
Yani
Ayo Emir selidiki ke curigaan mu
Nar Sih
mimpi mu emang bnr imran ,kau punya dua ank permpuan dri dua ibu ,seperti nya zacki sdh tergoda wanita lain nih
Yani
Apa adiknya Imran ?
Nar Sih
makasih kak udah up panjang
sunshine wings
kenapa Caca gak kenal???
siapa yaa???
🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh kasian banget ya Emir 🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
hah!!! ketahuan kan!!!! 😏😏😏😏😏
sunshine wings
Kan.. gak salah lagi.. 😘😘😘😘😘
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Apa benihnya tuan muda Imran ya thor??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
Aamiin3 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
Apakah ada jodohnya mereka author nemandangkan tuan muda Imran gak peduli keberadaannya Caca??? Huhhh! 😔😔😔😔😔
sunshine wings
Sakitnya hatiku author.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
Siapa ya??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh! Gak kebayang gimana sakitnya bersalin ceasar dengan perasaan sakit hatinya bersamaan.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
🙄🙄🙄🙄🙄
sunshine wings
aku juga author 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!