NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tragedi club

Siren membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan, dia sudah dandan rapi tinggal menunggu Daniel datang.

Harapannya hanya satu, Arjuna tidak melihat nya.

Tapi sepertinya sia-sia, Arjuna sudah duduk menunggu dengan santainya diruang tamu.

"Mau kemana?"

"Keluar"

"Jam segini baru mau keluar?"

"Masih jam 8 kak"

"Kemana? Sama siapa?"

"Beli buku bentar"

Arjuna berdiri, mendekati Siren.

"Cuma beli buku perlu banget dandan cantik begini?"

"Ya kan sama Daniel"

Arjuna membuang muka sambil tersenyum tipis.

"Oke. Silahkan pergi!"

Siren membelalakkan mata, jelas dia terkejut kenapa semudah itu Arjuna melepasnya padahal Arjuna tau Siren pergi dengan Daniel.

"O..oke" ucapnya ragu, tapi dia tidak mau banyak tanya, jangan sampai Arjuna berubah pikiran.

Jadi Siren segera keluar, bertepatan dengan itu Daniel sampai dihalaman rumahnya. Siren segera menghampirinya.

"Boleh?"

"Iya..tapi aneh banget"

Siren menerima helm yang diberikan Daniel, Arjuna ternyata ikut keluar, dia berdiri didepan pintu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Tatapannya lurus kedepan, menatap Daniel yang juga tengah menatap Arjuna dengan penuh dendam.

Mengingat perbuatan Arjuna pada kekasihnya, dia sama sekali belum terima.

"Ayo sayang, gak usah peduliin dia"

Siren naik ke jok motor belakang, motor pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Siren.

"Orang tua kamu kemana sih?"

"Mereka dateng ke acara apa gitu, aku lupa"

"Gak diapa-apain kan sama dia, karna kalian cuma berdua dirumah?"

"Enggak, aku kunci pintu kamar tadi sampek siap buat pergi ini tadi"

"Syukur deh kalo gitu, pokoknya kalo ada apa-apa kamu telpon aku aja, dalam kondisi apapun pasti aku bakal dateng"

Siren mengangguk, dia memeluk erat tubuh Daniel dari belakang seolah tidak ingin melepaskannya sampai kapanpun.

"Martin nunggu dimana?"

"Disana katanya.."

Daniel mengangguk-angguk.

Sekitar 20 menit kemudian, mereka sampai di club dan lagi-lagi kali ini Daniel yang mengurus agar Siren bisa masuk karena meski usianya sudah 17 tahun tapi dia belum punya KTP.

Mereka mendekati Martin yang ternyata mudah sekali ditemui setelah berhasil masuk kedalam club.

"Hai, bro.." sapa Martin

"Hai"

Mereka salaman ala-ala cowok cool, lalu Siren dan Daniel duduk disamping Martin.

"Kay beneran gak ikut nih?" tanya Siren

"Enggak, udah gue tanya dia gak bisa"

"Emang dia ngapain sih"

Martin hanya mengangkat bahu.

"Pesen aja, nanti gue yang bayar" ucap Martin ke Siren dan Daniel

"Iya, gue masih mampu kok bayarnya" jawab Daniel

Sombong juga ternyata ini orang, pikir Martin. Siren yang merasa ada kecanggungan itu langsung tertawa kecil untuk mencairkan suasana.

"Gapapa Mar, bayar sendiri-sendiri aja.."

"Kan gue yang ngajak Ren"

"Iya gapapa"

Daniel tersenyum tipis lalu dia menghampiri bartender dan memesan sesuatu, Siren memilih makan cemilan yang sudah Martin beli karna dia tidak akan minum juga disini.

"Lo gak ditahan sama kakak lo, dia pasti dirumah kan?"

"Kebetulan enggak, gue juga bingung kenapa malam ini dia aneh banget, kayak..gampang banget kasih izin gue kemana pun"

"Biasanya gak dibolehin?"

"Enggak, apalagi ini kan udah malem"

"Ortu lo?"

"Keluar, ke acara gak tau acara apa"

"Oalahh .... Hati-hati kalo gitu jangan-jangan udah ngrencanain sesuatu"

Siren mengangguk, Daniel pun kembali lagi dan langsung duduk disebelah Siren sambil merangkul pundak Siren.

"Jadi nyamuk nih gue"

"Gapapa bro santai aja, itu ada banyak kayaknya cewek" Daniel menunjuk ke beberapa perempuan yang sedang berjoget.

Martin ikut menoleh, Siren sudah agak deg-deg an takut jika Martin tersinggung dengan ucapan Daniel.

Lalu Martin menatap Siren.

"Kayaknya ide bagus"

"Eh...jangan kalo cuma nemenin sih gapapa"

"Kenapa sayang, kok nggak boleh?" tanya Daniel

"Nggak gitu soalnya.."

"Gue kesana dulu ya" potong Martin yang langsung berdiri, Siren mau mencegah karena tau maksud Martin itu apa tapi Daniel juga mencegahnya.

"Disini aja, biarin kenapa kamu repot?"

"Nggak gitu sayang, aku cuma kasian"

"Emang dia perlu dikasihani?"

"Ya masa depannya perlu dikasihani"

"Aku nggak ngerti deh, kamu bicara apa"

Siren menghela nafas panjang.

"Martin itu pasti mau nyewa.." Siren mengangkat dua jari keatas sebagai kode.

"Nyewa cewek? Buat main?"

Siren mengerutkan dahinya.

"Kok kamu langsung tau? Kamu pernah?"

"Ya enggaklah, lagian tempat kayak gini apa yang di harepin sayang? Udah biarin, biar diurus sendiri masa depannya, dia udah dewasa gak perlu dinasehati panjang lebar"

Siren terdiam agak cemberut, iya benar tapi sebagai teman yang peduli rasanya sah-sah saja jika dia melakukan itu.

*

Siren datang ke lantai paling atas bersama Daniel, ternyata handphone Martin tertinggal dimeja jadi Siren mau memberikannya.

Sekedar informasi, dilantai paling atas ini tempatnya untuk melakukan sesuatu..

Jadi bisa dipastikan kalau Martin juga seperti itu kan, untungnya Martin juga keluar ketika Siren dan Daniel sampai jadi tidak perlu menunggu lama.

"Mana aku kasih ke dia" Daniel mengambil handphone yang disodorkan Siren, Siren agak gimana gitu melihat Martin yang baru keluar dari kamar bersama seorang wanita berpakaian seksi.

Jadi dia enggan untuk mendekat.

Tapi ternyata hal itu yang membuat keputusannya salah besar, karena tiba-tiba seseorang menarik tangannya dari belakang.

Arjuna? Kenapa dia disini?

"DANIEL!!!" teriak Siren.

Arjuna membungkam mulut Siren, lalu menarik tangannya masuk kedalam salah satu kamar.

Daniel dan Martin yang kaget karena teriakan Siren pun langsung berlari menyusul Siren, sayangnya pintu sudah ditutup dan dikunci.

"SIREN!!!" Daniel yang panik menggedor-gedor pintu itu dengan brutal.

Martin mencoba membukanya dengan menarik handle pintu, tapi tentu saja tidak akan terbuka.

Sementara didalam Arjuna membanting tubuh Siren ke ranjang.

"Kamu benar-benar ingin ini ya?"

"Enggak!!! Aku nggak mau!!"

"Berapa kali harus aku bilang, jangan datang ke tempat seperti ini, tapi kayaknya telinga kamu udah rusak ya?"

Arjuna melepas kaos yang dia kenakan serta sabuk yang melingkar dipinggangnya juga dia lepas, membuat Siren makin takut.

"Jangan kak!! Tolong!!! Jangan!! "

Siren duduk, tapi Arjuna buru-buru menindihnya, lalu menjambak rambutnya sehingga wajahnya mendongak sempurna.

Siren memegangi tangan Arjuna, mencoba menariknya supaya Arjuna melepaskan rambutnya.

"Lepas!!!! Lepasin gue brengsek!!!!" teriak Siren berani

"Berani kamu bilang begitu sekarang hmm?"

Tanpa memperdulikan pintu yang sejak tadi mencoba didobrak itu, Arjuna langsung mencium bibir Siren dengan sangat kasar hingga rasanya sakit.

"Terima akibatnya Siren, kamu sama sekali nggak menghargai keberadaan ku"

Satu tangan Arjuna tiba-tiba merobek baju yang Siren kenakan, Siren tentu tambah histeris. Sungguh dia sangat ketakutan dan panik.

Berkali-kali dia mendorong Arjuna sekuat tenaga..

"Rasain malam ini sayang, gak akan pernah aku lepasin kamu lagi"

"Nggakkk!! Daniel!!!! Tolong!!!!"

"Teriak sepuasnya!"

Arjuna menciumi leher dan dada Siren, dia membuat kecupan disana dan meninggalkan jejak yang nyata.

Sampai pada akhirnya baju itu dia robek sempurna, hanya menyisakan bra berwarna kulit.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!