Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Acara pun di mulai, ketua yayasan, kepala rumah sakit, dokter kepala memberikan sambutan mereka di atas panggung tempat band berada. Setelah selesai, seorang wanita cantik yang memakai gaun berkilau naik ke atas panggung, ketika berdiri di depan mic, mata nya melihat ke arah Elena dan dia sedikit menganggukkan kepalanya, Elena membalas mengangguk perlahan dan sang wanita mulai berbicara,
“Selamat malam, saya Jenny Davidson, saya mewakili Good Eye’s auction and appraisal, mewakili CEO kita yang malam ini berhalangan hadir (meneruskan kata sambutan nya),”
Ethan melihat Jenny di depan dan mendengarkan sambutan yang di berikan Jenny, jadi mengetahui kalau perusahaan milik Emily adalah investor dan donatur terbesar di rumah sakit, dia langsung menyilangkan lengannya di dada dan tersenyum.
“Ternyata bu Emily investor dan donatur di rumah sakit ini,” gumam nya dalam hati tanpa mengetahui kalau Emily berdiri di sebelahnya.
Selesai memberi kata sambutan, Jenny kembali menoleh melihat Elena yang berdiri di sebelah Ethan dan mengangguk tanda permisi, Ethan yang melihatnya sedikit kaget karena mengira Jenny mengetahui siapa dirinya, dia langsung mundur kemudian duduk kembali di kursinya dan dia sama sekali tidak mengira kalau Jenny sebenarnya menunduk kepada Elena.
“Aduh...dia mengenaliku, tentu saja, perusahaan nya baru bekerja sama dengan perusahaan ku, gawat ini, Elena sadar tidak kalau kemungkinan dia menunduk pada ku, aku harus bilang apa sama Elena kalau aku membohongi dia, yang tahu aku siapa hanya Brad, Lily dan Helen, apa aku buka saja semuanya sama Elena ?” tanya Ethan dalam hati.
Sedangkan Elena yang melihat Ethan mundur mengira kalau Ethan akhirnya mengetahui siapa dirinya dan mengira kalau dia menjauh dari dirinya karena marah sebab Elena membohongi dirinya.
“Aduh...kenapa juga Jenny pakai menunduk untuk pamit segala, tapi aku tidak mungkin menegur dia sekarang, aku jadi ga enak sama Ethan nih, aku harus bilang apa ya, gimana ini, yang tahu siapa aku sebenarnya hanya Lily, tunangannya Brad dan Jenny, apa aku beritahu Ethan yang sebenarnya ?” tanya Elena dalam hati.
Akhirnya keduanya tenggelam dalam pikiran masing masing, Ethan duduk di kursi dalam kondisi tegang sambil menyilangkan lengannya, sementara Elena berdiri mematung sambul memegang tali tasnya di bawah menggunakan kedua tangannya. Chloe yang melihat keduanya, menjadi heran karena sebelumnya mereka terlihat mesra dan sekarang terlihat sedang berantem, namun karena dia tidak mau ikut campur, akhirnya dia memilih pergi mencari teman yang lain. Acara pun di lanjutkan, MC mepersilahkan para tamu untuk menikmati makan malam di iringi live music, MC juga mengumumkan bagi para tamu yang ingin berdansa di perbolehkan maju ke depan.
Melihat Elena berdiri sendirian, langsung banyak pria yang menghampiri dirinya untuk mengajak nya berdansa. Elena yang sedang merasa kewalahan akhirnya memilih mundur kemudian duduk di sebelah Ethan. Keduanya nampak diam saja dan hanya melihat para tamu yang mulai berdansa di depan, diam diam keduanya saling melirik untuk mempelajari wajah satu sama lain, akhirnya mereka menoleh bersama sama dan mata mereka bertemu,
“Mau dansa ?” tanya keduanya bersamaan.
“Eh,” tambah keduanya yang kaget karena pikiran mereka sama.
“Hehehehe,” akhirnya keduanya sama sama tertawa.
Ethan berdiri dan menjulurkan tangannya kepada Elena yang dengan senang hati menyambut tangan Ethan kemudian berdiri. Mereka pun berjalan ke tengah mengikuti musik yang semakin keras dan seru. Ethan dan Elena saling berhadapan kemudian saling menunduk memberi hormat, langsung saja Elena maju memegang tangan Ethan, mereka pun mulai begerak berdansa masing masing dengan tangan tetap berpegangan. Elena berputar kemudian menjatuhkan tubuhnya ke belakang dan di tangkap Ethan yang mendorongnya kembali berputar kemudian menarik Elena kembali ke pelukannya.
Ketika wajah mereka berdekatan, keduanya tersenyum dan kembali menjauh sambil merentangkan tangan mereka dan terus berpegangan, mereka melihat satu sama lain dalam posisi menyamping dan tangan ke atas. Semua perhatian langsung terfokus kepada keduanya bahkan yang berdansa bersama mereka di depan juga memperhatikan mereka, para pemusik yang melihat mereka dari atas panggung, lebih memperkeras music mereka dengan beat yang cepat.
Tepuk tangan pun mengiringi mereka dan dalam sekejap semua orang melingkari lantai dansa hanya untuk melihat mereka. Chloe yang berdiri di pinggir merasa takjub dan girang sedangkan Brandon yang berdiri agak jauh merasa kesal namun tidak bisa berbuat apa apa. Ketika lagu mulai melambat dan lembut, Ethan langsung merentangkan tangannya, Elena mengambil tangan Ethan kemudian meletakkan tangan sebelahnya di lengan Ethan yang melingkar ke pinggangnya. Mereka mulai berdansa dengan perlahan mengikuti irama dengan wajah berdekatan dan saling menatap satu sama lain,
“Maaf ya,” ujar Ethan.
“Kenapa ?” tanya Elena bingung.
“Aku tadi mundur meninggalkan kamu sendirian,” jawab Ethan.
“Iya, sama, aku juga minta maaf ga mundur sama kamu dan satu lagi,” balas Elena.
“Apa ?” tanya Ethan.
“Um...aku minta maaf karena aku bilang kamu tunangan ku (lah, kok bukan bilang yang sebenarnya kalau kamu Emily, CEO dari Good Eye’s, aku tidak bisa mengatakan nya hiks),”
jawab Elena.
“I..iya, aku juga minta maaf tidak menga.....” Ethan tidak bisa meneruskan kata katanya.
“Tidak apa ?” tanya Elena bingung.
“Ti...tidak membantah kamu....iya...tidak membantah kamu yang bilang kalau aku tunangan mu haha (aaaah aku tidak bisa mengatakan kalau aku sebenarnya adalah Eric Reed, CEO dari Reed’s Garage, maaf Elena),” jawab Ethan.
“Oh...ok,” balas Elena.
Keduanya kembali terdiam, kali ini walau wajah mereka berhadapan namun mata mereka melirik ke arah lain, Akhirnya mereka kembali melihat satu sama lain setelah beberapa saat,
“Um...bagaimana kalau kita jadikan official saja,” ujar Ethan.
“Um...maksud mu ?” tanya Elena.
“Mau menikah dengan ku ?” tanya Ethan.
“Oh, ku pikir kamu tidak akan bertanya, jawaban nya....ya, aku mau,” jawab Elena.
“Tapi....jangan buru buru ya, kita jadi tunangan aja dulu,” ujar Ethan.
“Ih gimana sih, tapi aku setuju, sini,” balas Elena sambil merangkul leher Ethan.
Ethan langsung mendekap pinggang Elena dan mereka pun langsung berciuman membuat semua yang melihat mereka di tengah lantai dansa tertegun. Beberapa orang mengeluarkan smartphone mereka dan mengambil foto keduanya yang sedang berciuman, lalu mereka membagikan foto nya di feed akun sosial media mereka. Setelah selesai, keduanya tersenyum dan menempelkan kening mereka sambil terus berdansa tanpa memperdulikan sekitarnya.
Selesai berdansa, mereka kembali bersama sama kemudian mengambil makanan dan minuman, setelah itu mereka duduk kembali di kursi mereka untuk menikmati makanan mereka dan berpikir,
“Suatu hari nanti, aku akan beritahu dia semuanya,” ujar Ethan dan Elena bersamaan di dalam pikiran mereka.
Hari pun semakin malam, acara akhirnya berakhir dan para tamu mulai melangkah keluar dari aula untuk pulang ke rumah masing masing. Ethan dan Elena berpamitan dengan Chloe yang di jemput Kevin, suaminya. Kemudian mereka berjalan keluar dari aula, selagi berjalan di tempat parkir dan baru mau belok untuk masuk ke dalam mobil, “ckiiiit,” tiba tiba sebuah mobil lexus berhenti mendadak di sebelah mereka, Brandon membuka pintunya dan turun dari mobil,
“Hei, urusan kita belum selesai,” teriak Brandon sambil menunjuk Ethan.
“Apa mau mu dokter ?” tanya Ethan santai.
“Dokter Brandon, jangan macam macam,” teriak Elena.
Brandon tidak memperdulikan teriakan Elena, dia maju mendekati Ethan dan berdiri tepat di depannya dengan nafas memburu karena emosi,
“Kamu cuman montir, kamu tidak tahu siapa aku, kalau kamu minta maaf dan putus dengan Elena, aku bersedia melupakan masalah ini (menoleh melihat Elena) aku tidak akan membiarkan kamu bahagia, aku akan menghancurkan kalian,” ujar Brandon sambil kembali menatap Ethan.
“Begitukah ? maaf, aku tidak kenal kamu,” ujar Ethan santai.
“Ckluk,” Ethan menekan tombol alarmnya dan kedua lampu sein mobil BMW di belakangnya menyala. Melihat mobil BMW i8 di belakang Ethan, Brandon tertegun tidak percaya, Elena berjalan membuka pintunya dan masuk ke dalam tanpa menghiraukan Brandon yang berdiri mematung di depan Ethan dengan mulut menganga, Ethan memegang pundak Brandon dan tersenyum, namun tatapan matanya penuh dengan hasrat membunuh yang bisa membuat seekor harimau lari tunggang langgang seperti seekor kucing.
“Tolong singkirkan mobil mu, kita mau pergi,” ujarnya dengan santai namun penuh tekanan.
Brandon yang ketakutan langsung mundur, kemudian dia berbalik dan masuk ke dalam mobilnya, kemudian dia pergi tanpa berkata apa apa. Ethan hanya menggelengkan kepalanya, kemudian berbalik masuk ke dalam mobilnya. Setelah sampai di apartemen, “klap,” Ethan menutup pintu apartemen nya, dia langsung merosot sambil bersandar di pintu, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya,
“Apa yang aku lakukan, aku ingin memberitahu Elena semuanya tapi kenapa aku malah melamar nya dan dia bilang iya....aku tidak tahu harus merasa senang atau tidak kalau seperti ini, ini bukan karena terbawa suasana kan, tapi memang aku merasa nyaman bersama Elena, berbeda dari wanita lain, aku merasa Elena sudah menjadi bagian dari hidup ku selama enam bulan terakhir ini dan terasa....memang seperti itu seharusnya,” ujar Ethan dalam hati.
Sementara itu, di apartemen sebelah, “buk....buk....buk,” kaki Elena yang telungkup di ranjang nya bergerak turun naik menghantam ranjang nya dengan wajah terbenam di bantal.
“Aduh kok jadi begini sih, sebenarnya aku ingin bilang kalau aku sebenarnya bukan hanya perawat dan menjelaskan semuanya sama dia, tapi....dia bertanya seperti itu dan hati ku langsung berbunga bunga jadi lupa semuanya, aku mengatakan ya....aku bilang ya....semoga bukan karena terbawa suasana....tapi aku yakin Ethan tidak begitu, dia....berbeda dari semua yang ku kenal dan tanpa sadar dia sudah jadi sosok terpenting bagiku,” ujar Elena dalam hati.
Akhirnya keduanya tenggelam di dalam pikiran masing masing dengan hati berdebar, perasaan senang, bahagia dan harapan akan masa depan muncul di hati mereka secara silih berganti tanpa henti. Tapi mereka malu bertemu dan memutuskan pulang ke apartemen masing masing malam ini.