Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Sesampainya di pasar, Maria yang di dampingi Yanu langsung membeli barang belanjaan yang ia butuhkan.
"Udah lengkap semua mah ?."
"Sudah mas ayo balik terus masak."
"Ayo."
Maria dan Yanu pun bergegas pulang ke rumah pak Sulton. Sesampainya di rumah, Maria langsung memasak semua bahan-bahan yang sudah ia beli di pasar tadi. Masakan pun jadi. Maria menyiapkan makanan untuk bu Ami lalu menyuapi bu Ami. Setelah Maria menyuapi bu Ami, Maria dan Yanu berpamitan kepada bu Ami. Lalu mereka segera pergi menuju ke rumah orang tua Tini untuk menjemput Ashka.
"Sayang apa kamu yakin mau kesana ?."
"Yakin. Memangnya kenapa mas ?."
"Aku yang gak yakin sayang."
"Lah kenapa mas kok gak yakin ?."
"Dulu setelah kejadian Tini pergi dari rumah,aku belum pernah memulangkan Tini secara baik-baik kepada orang tua nya. Aku takut orang tua Tini akan menuduhmu yang merebut aku dari anaknya."
"Tidak lah mas. Nanti kamu selesaikan urusanmu. Aku bantu ngomongnya."
"Ya deh sayang."
Sepanjang perjalanan,Yanu terlihat gusar dan tidak tenang. Ia takut kalau tujuan nya menjemput Andrian malah menjadi bumerang untuk pernikahan nya dengan Maria. Sedangkan Maria sendiri malah tertidur pulas di kursi sebelah Yanu.
"Ish... Nih bocah udah tau suaminya lagi bingung malah asik tidur." Gumam Yanu sambil melihat kearah Maria.
Sesampainya di depan rumah Tini,Yanu membangunkan Maria dan meyakinkan dirinya.
"Sayang... Ayo bangun,sudah sampai." Ucap Yanu sambil menepuk pelan tangan kanan Maria.
"Emmm... Sudah sampai mas ? Cepat sekali." Ucap Maria sambil mengucek matanya.
"Bukan cepat. Tapi kamunya tidur mulu dari tadi."
"Eh iya ya. Hehehehe. Ayo turun mas."
"Tunggu dulu mah, Aku belum siap."
"Belum siap gimana toh mas ? Kan sudah sampai sini. Ayo turun!."
"Duh... Gimana ya. Ya sudah ayo turun."
Maria dan Yanu pun turun dari mobil. Di teras rumah,bapak dari Tini tengah duduk bersantai terkejut melihat kedatangan Yanu dengan menggandeng perempuan.
"Ngapain kamu kesini!."
"Maaf pak, Kedatangan kami kemari untuk menjemput Ashka. Kami juga sudah membicarakan nya dengan mbak Tini."
"Saya panggilkan anak saya dulu. Kalian duduk sini dulu."
"Baik pak, Terimakasih."
Tak lama kemudian, Tini keluar bersama dengan Ashka dan kedua orang tua nya.
"Bapak..." Ucap Ashka berlari memeluk Yanu.
"Bapak kangen sama kamu nak."
"Ashka juga kangen sama bapak. Ini siapa pak ?." Ucap Ashka menunjuk Maria.
"Ini mamah sambungmu nak. Namanya mamah Maria. Beri salam dulu sayang."
"Aku Ashka, Salam kenal ya mah. Mamah nanti jangan galak sama aku ya. Kata emak ibu tiri itu jahat."
"Hahahaha... Kamu anak yang polos sayang. Mana mungkin mama yang modelan nya begini galak sama kamu. Orang mamamu ini malah sering dimarahi sama bapak." Ucap Yanu tertawa mendengar ucapan Ashka.
"Emak bilang jangan mau ikut bapakmu soalnya di sana ada ibu tiri. Nanti kamu di pukulin sama ibu tirimu. Bapakmu juga gak bakalan bela kamu."
"Ya gak mungkin lah nak mamamu ini mukulin kamu. Sebelum dia mukul kamu, Bapak yang pukul dia dulu. Dan kamu Tini, Kenapa kamu bilang seperti itu ke anakmu ? Apa kamu gak mau anakmu aku jemput ? Kalau memang Ashka tidak kamu perbolehkan ikut denganku, Jangan harap aku akan memberimu uang sepeserpun untuk Ashka."
"Yang tidak memperbolehkan Ashka kamu jemput itu siapa. Kan aku cuma cerita soal ibu tiri."
"Aku selama ini hanya diam kamu perlakukan seperti mesin uangmu. Bahkan kamu bilang ke anak-anakmu kalau aku sudah mati, Aku pun juga hanya diam. Tapi sekarang aku harus tegas denganmu."
"Heh memangnya kamu siapa tegas-tegas dengan anak saya." Celoteh ibunya Tini.
"Bu,memang saya salah dulu telah menduakan anak ibu. Tapi, Saya mendua bukan tanpa sebab. Coba tanyakan kepada anak ibu. Kenapa saya bisa seperti itu."
"Ya memang kamunya aja yang gatel gak cukup dengan satu wanita. Kamu siap-siap saja mbak bakal di duakan sama dia."
"Sepertinya ibu belum tahu mengapa dulu saya menduakan Tini. Baiklah saya akan menceritakan semua beserta menunjukan buktinya."
"Mas jangan." Penggal Tini.
"Kenapa ? Kamu takut ? Kedatangan saya kemari bukan hanya untuk menjemput Ashka. Tetapi juga hendak meluruskan semuanya. Agar jelas dan terang. Bapak ibumu juga wajib tau."
"Tau apa nak Yanu ?." Tanya bapak Tini.
"Soal perselingkuhan Tini dengan bapak saya sampai Tini memiliki anak dari bapak saya."
"Memangnya kamu ada buktinya nak Yanu ?."
"Ada pak, Ini bukti tes DNA Arsya dan Ashka. Ternyata Arya bukan anak saya melainkan anak dari bapak saya dengan Tini. Saya berselingkuh dulu karena ini. Sakit hati yang saya pendam sejak Ashka berumur 6 bulan sampai Arsya lahir. Coba bapak ibu bayangkan bagaimana perasaan saya saat itu." Jelas Yanu sembari menyerahkan bukti tes DNA.
"Tin apa ini! Coba kamu jelaskan ke bapak!." Ucap bapak Tini dengan nada tinggi sembari melempar kertas hasil tes DNA tersebut kepada Tini.
"Pap... Pak... I... Itu tidak seperti yang bapak pikirkan." Jelas Tini tergagap.
"Gak seperti yang bapak pikirkan gimana Tin ? Hasil tes ini sudah membuktikan betapa murahan nya kamu sebagai wanita. Bapak mengajarkanmu menjadi wanita yang baik. Bukan seperti ini!. Sekarang coba kamu jelaskan kepada bapak dan nak Yanu. Apa maksud dari semua ini!."
"Tini sebenarnya sudah lama berhubungan dengan pak Sulton. Dari sebelum Tini menikah dengan mas Yanu. Dan sebenarnya, Tini menikah dengan mas Yanu hanya untuk menutupi perselingkuhan Tini dengan pak Sulton. Ini semua ide pak Sulton agar kami bisa berhubungan tanpa celah. Dan waktu mas Yanu memergoki Tini tidak memakai pakaian waktu itu terus Tini memberi alasan, Tini kira mas Yanu percaya oleh perkataan Tini. Sampai waktu Tini hamil, pak Sulton memberi ide agar Tini berhubungan dengan mas Yanu walau hanya sekali. Tapi mas Yanu tidak mau dengan banyak alasan. Dan waktu Tini kasih hasil tes kehamilan Tini ke mas Yanu, mas Yanu juga curiga itu bukan anaknya. Lalu Tini kasih alasan agar mas Yanu percaya. Tapi ternyata mas Yanu tetap tidak percaya dengan alasan Tini. Sampai pada akhirnya Tini tau kalau mas Yanu berselingkuh dengan wanita lain. Tini mengadu kepada kakak-kakak mas Yanu agar Tini dapat pembelaan. Mas Zainal dan mbak Aria pun membela Tini dan memberi solusi agar Tini meninggalkan mas Yanu dan membawa anak-anak bersama Tini. Mas Zainal juga berjanji memberi uang kepada Tini setiap bulan untuk anak-anak."
"Lalu kamu terima uang itu ?."
"Iya pak. Karena Tini pikir mending Tini meninggalkan mas Yanu daripada Tini hidup berumah tangga dengan mas Yanu tanpa adanya cinta. Toh lumayan sebulan mas Zainal memberi Tini uang sebesar satu juta rupiah untuk anak-anak."
"Kamu memang orang bodoh Tin. Menjatuhkan harga dirimu demi sesuatu hal yang memalukan."
"Maafkan Tini pak. Dan ini semua gara-gara wanita ini."
"Maksud kamu apa menyalahkan istriku! Dia tidak tau apa-apa soal urusan kita. Dan yang mengajakku kemari untuk menjelaskan perihal ini juga istriku. Kalau tidak, mungkin kebusukanmu akan terus kamu tutupi."
"Gara-gara kamu menikah dengan nya aku jadi tidak mendapatkan uang lagi. Bukan hanya darimu mas, tapi dari mas Zainal juga."
"Ya itu urusanmu. Istriku tidak ikut andil dalam hal itu. Dia tidak tau apa-apa."
"Tini! Dasar kamu tidak tau malu! Sudah tau salah bukan nya meminta maaf kepada nak Yanu malah menyalahkan istrinya. Kamu punya otak tidak sebenarnya!."
"Maaf pak."
"Saya selaku bapak dari Tini meminta maaf kepada nak Yanu karena kelakuan anak kami yang sudah menyakiti nak Yanu. Kalau memang nak Yanu hendak menjemput dan membawa Ashka, silahkan. Saya ataupun istri tidak akan melarang dan menghalangi. Toh keadaan kami juga sedang susah. Dan untuk Arsya, biar itu jadi tanggung jawab Tini. Biarkan Tini menanggung perbuatan nya."
"Bapak!."
"Sudah tidak usah protes. Ini sudah keputusan bapak. Mau tidak mau kamu harus terima. Ashka, bereskan baju-bajumu le. Ikutlah tinggal bersama bapak dan mama barumu."
"Ya mbah."
"Bu,bantu Ashka mengemasi pakaian nya."
"Ya pak."
"Nak Yanu kapan menikah lagi. Kok bapak tidak di undang ?."
"Sudah sebulanan pak. Saya takut mau kesini. Takut kalau bapak tidak menerima saya dan mengusir saya. Ini saja istri saya yang ngotot mengajak saya kemari. Istri saya juga yang meyakinkan saya kalau saya harus menjelaskan dan meluruskan semua. Agar tidak ada salah paham lagi."
"Alhamdulillah, nak Yanu dapat istri yang baik dan mengerti akan kondisi nak Yanu. Semoga kalian berdua menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah."
"Aamiin... Terimakasih doa nya pak."
"Lah istrinya nak Yanu namanya siapa ?."
"Nama saya Maria pak."
"Nak Maria orang mana ?."
"Surabaya pak."
"Kok kayak bule mukanya ya. Asli surabaya atau bagaimana ?."
"Dia blesteran Medan sama Belanda pak. Makanya mukanya bule. Hehehehe... Kalau lahir dan besar di Surabaya. Jadi kalau di tanya asli mana ya dia bilang nya asli Surabaya pak."
"Oalah begitu toh."
"Mbah aku sudah selesai berkemas."
"Kalau begitu kami pamit dulu pak."
"Kok buru-buru toh nak Yanu. Gak makan dulu disini."
"Keburu malam nanti pak. Besok Ashka juga harus masuk di sekolah baru."
"Oh yasudah kalau begitu. Hati-hati dijalan ya nak Yanu. Saya nitip Ashka."
"Njih pak."
"Baik-baik disana ya le. Yang nurut sama mama dan bapakmu. Jangan nakal-nakal."
"Ya mbah."
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶