"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.
Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.
Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Sambil mabuk, Ji Min menceritakan bagaimana pandangannya tentang penangkapan itu.
"Banyak penangkapan yang kami lakukan, tapi ini, seolah kami benar-benar menyelamatkan semua orang di dunia" ucap Ji Min.
Sarah terdiam, Jae Suk mengangkat gelasnya.
"Benar... kau ingat gadis yang kita bawa ke rumah sakit karena infeksi itu? " ucapnya.
"Ya, aku ingat" Ji Min sedih.
"Dia menangis saat aku gendong dia ke dalam ambulans, berterima kasih berkali-kali" Jae Suk menangis.
Ki Yong memperhatikan mereka yang memang terlihat sangat stress memikirkan cerita penangkapan itu.
Tapi saat melihat Sarah yang mulai mengantuk, dia membayangkan bagaimana Sarah bisa begitu kuat saat itu.
Sarah terlelap, dia berbaring membungkuk di sisi Ki Yong.
"Yang aku tidak paham, dia" tunjuk Jae Suk pada Sarah.
"Ya! " Ji Min hanya menjawab seperti itu sejak tadi.
"Apa yang membuat dia malah bernegosiasi untuk menangkap mereka, padahal dia sendiri gemetar hanya dengan menatap mata Jin Hyuk. Apa sesulit itu hidupnya? " Jae Suk menghela menatapnya.
"Tidak... dia mengalami banyak.... banyak.... kesulitan, dia mengatakannya padaku" Ji Min menepuk dadanya.
Ki Yong mengalihkan tatapannya pada Sarah.
"Dia tak perlu mabuk untuk jujur, tak perlu berbohong untuk bertahan, dia bilang, ini sangat sulit, semakin sulit makin terasa buruk. Luka luka ku ini tidak seberapa dengan luka itu, aku hanya coba bertahan saja, untuk anak anak ku, untuk ku, sisanya mereka yang terkait dengan ku. Hanya aku yang diandalkan, mau apalagi? Berarti aku harus tetap hidup" ucap Ji Min memeragakan dirinya sebagai Sarah yang bercerita saat itu.
Mereka berdua tertidur, Ki Yong membangunkan Sarah.
"Kenapa? " tanya Sarah berusaha membuka matanya.
"Kita kembali ke hotel" ucap Ki Yong.
Sarah bediri, berjalan melewati tubuh Ji Min dan Jae Suk yang terbaring menghalangi jalan.
Mereka keluar dari sana, saat pukul 1 dini hari.
"Auchh... dinginnya" Sarah memeluk jaketnya sendiri.
"Cepat masuk mobil" pinta Ki Yong.
Mereka pun kembali ke hotel.
**
Ki Yong terbangun.
Dilihatnya ponsel sudah pukul 11 siang. Melihat ranjang sebelah sudah kosong.
Ki Yong menyipitkan matanya melihat gorden yang belum terbuka, tapi sudah sangat terik.
"Kemana dia" gumam nya sembari berjalan ke kamar mandi kemudian membersihkan diri.
Selesai mandi, dia langsung menelpon Sarah.
"Hallo! " jawab Sarah.
"Dimana? " tanya Ki Yong.
"Di bawah, halaman hotel" jawab Sarah.
"Oh" Ki Yong menutup telponnya.
Sarah yang sedang bersama Jae Suk dan Ji Min menatap ponselnya, merasa Ki Yong orang yang cukup simple dan tak banyak bicara.
"Apa dia mencari mu? " tanya Ji Min.
"Hmmm" angguk Sarah.
"Ahhh... aku tidak suka dia" ucap Ji Min.
Jae Suk yang sedang minum, ikut mengangguk.
"Tidak ada yang memaksa mu untuk harus menyukai nya" ucap Sarah.
"Dia terus menatap mu semalam" ucap Jae Suk.
Sarah terdiam saat mendengar nya.
"Benar, tapi... masa dia menyukaimu. Kan tidak mungkin" ucap Jae Suk.
"Bisa saja, penjahat sekeren Jin Hyuk dan Jun Mo saja memperebutkan nya apalagi pria seperti dia" ucap Ji Min kemudian merokok.
"Hentikan pembicaraan kalian jika itu tidak mungkin" Sarah melihat Ki Yong datang.
Ki Yong melihat mereka dan berpikir mereka sudah terbiasa mabuk di malam hari dan berunding di pagi hari.
"Hai" sapa Ki Yong.
"Hallo" Ji Min dan Jae Suk mengangguk.
"Hari ini kita ke tempat kejadian? " tanya Ki Yong.
Sarah menatap mereka bergantian.
"Jumanji atau..... "
"Penginapan usang" jawab Ki Yong.
Sarah menelan salivanya.
Mereka pergi bersama.
***
Sampai di sana. Sarah tak turun, dia diam saja setelah melepaskan sabuk pengaman nya.
"Kamu ga ikut? " tanya Ji Min.
Sarah hanya menggelengkan kepalanya sambil main ponsel.
Ki Yong mengabaikannya dan berjalan sendiri, Jae Suk mengikutinya. Sementara Ji Min diam di dekat mobil, menemani Sarah.
"Pergilah, aku tidak apa apa disini sendirian" ucap Sarah.
"Tidak, aku di sini saja" ucap Ji Min mulai mengambil rokok.
"Daripada ngeroko di sini, mending ikut sana! " Sarah melotot.
Ji Min heran.
"Tenang, artis mu tidak akan terluka, ada Jae Suk" ucapnya merasa Sarah sangat mencemaskan Ki Yong.
"Untuk apa aku mencemaskan dia, badannya kekar begitu" gumam Sarah.
"Apa? " Ji Min tak suka dia bergumam tak jelas.
"Tidak, tidak ada apa apa! Kau ini"
Mereka malah beradu mulut.
Ki Yong mendengar keributan mereka meski sudah cukup dalam masuk ke sana.
"Hhaha, mereka selalu begitu kalau bersama" ucap Jae Suk.
"Tapi dia yang paling Sarah rindukan" ucap Ki Yong memperhatikan seisi gedung itu.
Jae Suk memperhatikan raut wajah Ki Yong.
"Kenapa semalam kamu menatapnya seperti itu? " tanya Jae Suk penasaran.
Ki Yong melirik tapi tak menoleh dan terus berjalan.
"Dia manis pas tidur" jawab Ki Yong.
Jae Suk berpikir hal yang sama.
"Jangan mempermainkan nya" ucap Jae Suk.
Ki Yong merasa sedang dilarang untuk sesuatu yang mungkin bahkan sebenarnya tidak dia rencanakan.
"Apa maksud mu? " tanyanya.
"Jin Hyuk, Jun Mo, aku tau mata itu, cara menatap mu sama dengan cara menatapnya" Jae Suk menunjuk matanya kemudian mata Ki Yong.
Ki Yong merasa heran, dia merasa menatap dengan biasa saja. Meskipun terkadang ada rasa ingin melindunginya.
"Apa yang salah dengan tatapan mataku? " tanya Ki Yong merasa tak bersalah.
"Berbeda, entah kenapa, tapi aku bisa merasakan kau penasaran dengan Sarah" ucap Jae Suk.
Ki Yong menghela, tapi dia menatap kamar terbuka bertuliskan angka 23, dia ingat dengan cerita Sarah.
Jae Suk menatapnya juga.
"Dia terkapar di sini, tak bisa bergerak. Ada yang lebih parah, ada yang bahkan tak berpakaian sama sekali, tapi Sarah merasa masa itu masa yang paling menyeramkan dalam hidupnya" Jae Suk tertegun setelah bicara.
"Ya aku penasaran dengannya, penasaran kenapa dia sampai di sini, dan mengapa aku bertemu dengannya" ucap Ki Yong.
Jae Suk masih menatap curiga.
"Tidak ada maksud lain, sungguh" Ki Yong menjelaskan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dia jelaskan.
Dia salah tingkah karena Jae Suk masih menatapnya.
"Kamu mau aku ngapain? bersumpah?" Ki Yong mengangkat satu telapak tangan di dekat wajahnya.
"Sudah ku katakan jangan mempermainkan nya" Jae Suk mengulang.
"Untuk apa aku melakukan itu" gumam Ki Yong jadi seperti bersalah.
"Lihat saja, jika sampai kamu ketahuan mempermainkan nya, aku tidak akan melepaskan mu" ucap Jae Suk.
Dia pergi berjalan lebih dulu.
"Memangnya dia siapa mengancam begitu" gerutu Ki Yong.
"Aku kakaknya, Ji Min adiknya, Kepala polisi kakak pertamanya cam kan itu" seru Jae Suk kemudian membuka ruang lainnya.
Ki Yong menyeringai.
"Banyak sekali kakaknya" ucapnya kesal.
...****************...