Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 06
Setelah kejadian itu, semuanya membubarkan diri. Jesly pun sudah tidak sanggup melatih para siluman. Para siluman dan juga prajurit keluar dari gua relasi.
Kini hanya tinggal Jesly dan Lily. "Jesly, ini bagus untuk kita. Tapi.. apakah kamu tidak takut dengan resikonya?"
"Jangan remehkan aku! Aku sangat aktif, tidak pernah meleset. Tidak pernah!" Ucap Jesly dengan senyum percaya diri.
Lily tersenyum mengembang. "Kalau begitu, ayoo pergi!" Dengan semangat Lily berjalan lebih dulu meninggalkan Jesly.
.
.
.
Lily terbang bebas, sayapnya terlihat cantik saat ia terbang. Ia masuk saat pintu rumah Jesly terbuka lebar. Ia menghampiri Jesly yang sedang rebahan sembari membaca buku kuno. "Jesly, sudah lama sejak terakhir kali kamu melatih hanya diam di sini menyibukkan diri membaca buku-buku itu."
"Lily, akhirnya aku tau, sekarang setelah aku menjadi pemburu master. Aku harus tetap dalam pengasingan. Setelah itu, monster di gua refleksi itu jelek. Aku meninggalkan mereka dan membiarkan Juan mengurusnya."
Lily merubah dirinya pada wujud manusia. Ia memakan bunga sembari ikut membaca buku yang di baca Jesly. "Baiklah. Silahkan lanjutkan!"
"Demi pulau kita." Lily memberikan bunganya pada Jesly.
"Waktu kita sudah cukup sulit. Bagaimana kita akan hidup jika tidak ada kesenangan? Syukurlah, dalam ensiklopedia ini ada banyak tempat lain, makanan, dan hal-hal lain. Membaca menghiburku." Ucap Jesly tanpa menoleh. Matanya fokus membaca buku kuno tersebut.
Lily merengut karena Jesly berbicara tanpa menoleh ke arahnya. Ia menutup buku kuno tersebut dengan kesal. "Ini hanya sebuah buku sampah! Kita bahkan tidak tau siapa penulisnya. Ini adalah buku yang hancur, banyak debu. Mengapa kamu sangat menghargainya? Kamu sudah membacanya berkali-kali. Tidakkah kamu merasa lelah? Hahhh?" Tanya Lily berbaring di samping Jesly.
"Aku lebih suka menghabiskan waktu dengan disiplin dan melatih mental." Sambung Lily.
Jesly merengut sedih. "Biarlah! Beri aku satu orang yang tampan!" Ucap Jesly dengan lesu.
"Aku lebih suka menggunakan perangkat manis untuk mendapatkan tujuan yang bagus." Ucap Jesly seolah berharap ada keajaiban.
"Berhentilah bermimpi!" Lily mengambil bunga di tangan Jesly lalu memakannya.
"Kamu lebih baik memikirkan cara bagaimana menghadapi Heinrich?"
"Dia perangkap tertinggi di sini. Aku harus menemukan seseorang yang lebih unggul darinya."
"Bagaimana kita melakukannya? Siapa yang lebih unggul darinya?" Pertanyaan Lily membuat Jesly berdecak. Ia juga tidak tau siapa orang itu.
Seolah takdir telah mengabulkan permintaannya. Orang yang ada di dalam pikirannya kini tak lama lagi akan muncul tanpa ia sadari.
"Jesly, kabar buruk." Panglima Juan masuk ke rumah Jesly dengan berlari.
Panglima Juan langsung menghampiri Jesly dan Lily. "Utusan Guard, orang yang anda tipu, mencari anda! Sebaiknya anda bersembunyi. Saya akan membantu anda menyembunyikan keberadaan anda."
Utusan Guard memasuki kekediaman Jesly. Jesly sedikit menegang saat melihat Utusan Guard sudah berada di rumahnya. "Terimakasih sudah memberitahuku. Tapi, saya rasa sudah terlambat."
Utusan Guard menatap Jesly menyipit, senyum miring ia perlihatkan. Lily sedikit terkejut melihat Utusan Guard. Guard Adelio mengelus-elus ujung kumisnya. "Guru Spiritual Jesly, ini kesempatan anda untuk memimpin. Ikuti saya!"
Panglima Juan menatap Jesly, menggeleng pelan. Lily terlihat santai sembari memakan bunga. Jesly hanya diam menanggapinya dengan santai.
Mereka bertiga mengikuti Utusan Guard, beberapa pengawal langit berada di belakangnya.
Semua orang sudah berkumpul di sana. Di tengah-tengahnya ada sebuah kotak berukuran besar yang di lindungi mantra yang sangat kuat.
"Peri memberi perintah, mengirim siluman buas ini ke sini. Siluman ini telah menyakiti banyak murid di Kerajaan Langit Celesterra Kaisar Hector. Saya tahu, bahwa anda adalah orang yang memenuhi syarat. Saya sangat yakin bahwa anda bisa membukanya sendiri." Ucap Utusan Guard dengan senyuman meremehkan Jesly.
Mata semua orang tertuju pada kotak berukuran besar berwarna hijau kebiruan. Mantra khusus menyelimuti kotak tersebut.
"Apa yang harus di lakukan?" Ucap salah satu prajurit.
Sisy dengan teliti mengamati kotak itu. 'Utusan Guard membalaskan dendamnya dengan menyamarkan mantra. Meskipun demikian, Jesly masih cukup kuat. Jika itu berhasil, Peri akan merasa senang. Dan Jesly akan menjadi lebih unggul dari Tuan Muda.' ucap Sisy dalam hati tidak terima jika Jesly lebih unggul dari Tuannya.
Dengan gerakan hati-hati, Sisy membuka mantra tersebut dengan cara samar agar tidak di ketahui oleh siapapun.
"Saya mendengar, Peri memiliki begitu banyak kekuatan. Peri pernah melanggar wilayah amoralitas. Hanya saja, sekarang sudah tidak ada di langit surgawi. Wilayah itu yang dulunya begitu tenang sekarang sudah tidak lagi. Jesly, kotak itu di segel dengan jimat emas dari Kaisar Hector. Mantra guntur, mantra yang sangat kuat. Apa yang terjebak di dalamnya mungkin sulit dikelurkan. Utusan Guard membalaskan dendamnya padamu." Ucap Panglima Juan setelah cukup lama mengamati kotak berwarna hijau kebiruan.
"Jesly, itu sangat mengerikan!" Lily bergidik ngeri.
Jesly terus mengamati kotak berwarna hijau kebiruan itu dengan senyuman tipis. "Tidak ada jalan lain. Kotak itu di lapisi segel emas, mantra yang sangat kuat. Apa yang ada di dalamnya pasti sangat elit, mungkin juga cantik."
Perlahan Jesly berjalan mendekati kotak tersebut. Utusan Guard mundur dua langkah. Dan Sisy tersenyum tipis. Panglima Juan dan juga Lily melihat Jesly dengan raut wajah khawatir dan berjaga-jaga.
Jesly menyentuh kotak tersebut. Ada getaran kuat dan gelombang yang semakin kuat. Jesly menarik tangannya, netranya mengamati kotak tersebut yang seperti akan terbuka.
Braakkk!
Kotak terbuka dari dalam, ekor besar keluar dari kotak tersebut dan menghantam semua orang kecuali Jesly yang sebelumnya sudah waspada.
Ekor besar masuk kembali ke dalam kotak. Semua orang gegas berdiri dan mendekati kotak berukuran besar tersebut. Belum sampai mendekat, duyung sudah mengibaskan ekornya menghantam semua orang hingga terpental jauh.
Jesly bersembunyi untuk mengamati apa yang terjadi. Ekor berukuran besar melayang melintasinya. Ia menatapnya takjub melihat ekor yang terlihat cantik.
Duyung masuk ke dalam danau berukuran kecil. Semua orang bangkit dan berlari menuju danau untuk melihatnya.