NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Seorang Gus

Istri Rahasia Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Pernikahan rahasia
Popularitas:60.9k
Nilai: 4.4
Nama Author: Julia And'Marian

Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

"Aku juga bisa ngurus Ummi, Abi. Enggak masalah kok kalau nanti aku kuliah sambil ngurus ummi." Kata Zahra pada Abinya itu, setelah ummi Sekar di nyatakan lumpuh sementara dan akan menjalani pengobatan, kini Zahra dan kyai Arham bingung bagaimana mengurus ummi Sekar, sebab keduanya juga memiliki kesibukan masing-masing yang tidak bisa di tinggalkan.

Kyai Arham menggelengkan kepalanya.. "Kamu sibuk Ara, Abi sangat tau bagaimana kesibukan kamu. Bahkan setelah ke kampus kamu harus mengajar kembali santri."

Zahra menghembuskan nafasnya kasar, apa yang di katakan oleh Abi-nya benar, karena ia juga sibuk, terkadang untuk liburan  saja, Zahra tidak bisa meluangkan waktunya.

"Ini bukan hanya mengurus semua kebutuhan ummi. Kalau masalah itu, Abi juga akan meluangkan waktu Abi untuk mengurus ummi sebentar. Tapi yang menjaga ummi nak, selama Abi tidak ada di ndalem, ummi harus ada yang menemani." Kata kyai Arham.

Zahra tampak berpikir. "Oh, kan ada mbak Via, mbak Via bisa menjaga ummi. Ya kan mbak?" Zahra menoleh ke arah Via yang sedang duduk di sofa sana.

Kyai Arham menoleh ke arah menantunya itu.

Via yang mendengar perkataan Zahra langsung melotot. 'Ck, malas sekali harus di suruh jagain orang enggak berguna begitu' batin Vian kesal.

Padahal tadi Via sudah berpura-pura tidak ikut nimbrung di dalam obrolan itu, tapi ini. CK sialan sekali, ia harus merawat orang lumpuh dan Via sama sekali tak suka itu.

"Bagaimana Via? Kalau mandi biar Abi yang melakukannya, kan itu bisa di lakukan pagi hari sebelum Abi berangkat kerja.. Kamu hanya perlu menemani saja selama kami tidak ada.. Mungkin sambil kasih makan ke ummi" Kata kyai Arham.

Via menggerakkan bola matanya. "Emmm itu, Via juga... Hmmm"

'Ayo Vian berpikir, cari alasan, jangan sampai kamu terjebak ngurus mertuamu yang enggak berguna itu. Menyusahkan saja.' Via terus membatin, dan terus berpikir keras agar ia bisa mencari alasan.

"Aku juga enggak bisa Abi. Maaf banget, karena aku juga harus ngecek bagian konsumsi para santri.  Kan ummi sakit...  Jadi Vai yang bakalan gantiin kegiatan ummi."  Kata Via.

Kayu Arham menghembuskan nafasnya kasar, kalau seperti ini ia jadi bingung. "Jadi, bagaimana dengan ummi?"

"Emm gimana kalau kita cari perawat aja Abi? Kan bisa, sekalian ngurusin ummi. Jadi Abi sama Zahra enggak bakalan kerepotan." Usul Via.

Kyai Arham dan Zahra saling pandang...

*

"Mas. Jangan aneh-aneh, enggak mungkin aku tinggal di pondok pesantren. Gila aja," kata Ramiah menolak permintaan suaminya itu. Yang benar saja ia tinggal di pondok pesantren, dan tinggal bersama dengan istri pertama dari suaminya itu. Kalau mereka sampai ketahuan bagaimana?

"Mas bisa sewakan aku kost-kost san saja. Yang kecil dan tidak terlalu besar juga enggak masalah kok mas, aku enggak perlu juga yang besar-besar, ataupun yang mewah" ucap Ramiah.

"Sayang, mas enggak bisa tenang kalau kamu di kos-kosan. Itu terlalu berbahaya, kejadian kayak tadi pasti bakalan terjadi lagi. Dan mas, enggak mau ambil resikonya." Kata Gus Ikram. 

"Tadi mas hampir gila karena denger apartemen kebakaran, dan mas hampir gila karena mengira jenazah tadi itu kamu.  Astaghfirullah, mas enggak mau hal buruk terjadi sama kamu sayang."

"Tapi setiap kejadian pasti datang kapan saja dan dimana saja.  Itu sudah takdir mas. Kalaupun aku tinggal di pondok pesantren, kalau sudah takdir sama aja, aku juga bakalan--"

"Ssst, mas enggak mau denger sesuatu yang buruk keluar dari bibir kamu. Itu doa sayang. Dan mas mau doa yang baik-baik saja. Enggak usah doa yang buruk-buruk." Kata Gus Ikram sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir merah muda milik Ramiah.

Ramiah bungkam, dan mendengarkan suaminya berbicara.

"Mas tau semua itu sudah takdir, dan mas tau kapan saja bisa terjadi. Tapi, kalau di pondok pesantren, setidaknya mas ada di sana. Dan kalaupun mas enggak ada di sana, mas bisa tenang, karena mas sangat tau gimana keadaan di sana.  Kalau mas pulang dari kantor juga langsung bisa ketemu sama kamu" ucap Gus Ikram.

"Tapi hubungan kita ini enggak ada yang tau loh mas? Gimana nanti kalau sampai ketahuan sama orang? Apa lagi istri mas." Cicit Ramiah, rasa takut akan hal itu terus menghantuinya.

Gus Ikram meraih pundak Ramiah. "Kamu tenang saja sayang, mas jamin enggak bakalan ada yang tau, mas akan usahakan kamu dan bayi kita baik-baik saja. Jadi kamu nurut ya sayang." Ucap Gus Ikram sambil mengelus pipi mulus Ramiah.

"Terus alasan mas masukin aku kesana gimana?"

Gus Ikram tampak berpikir, hingga beberapa saat kemudian, ponselnya berdering, dan nama Zahra terpampang di sana.

Karena sedari tadi mengabaikan ponselnya, baru kali ini Gus Ikram mengangkat panggilan itu.

"Wa'alaikum salam, ya ada apa Ra?"

"---"

"Iya baik, nanti abang cari ya. Iya, wa'alaikum salam" Gus Ikram mematikan panggilan itu, lalu menatap ke arah Ramiah.

"Siapa mas?"

"Adik-nya mas, sayang"

"Dia bilang apa? Ibu mas baik-baik saja kan?"

Gus Ikram menganggukkan kepalanya. "Ummi baik-baik saja sayang. Dia cuman bilang kalau mas suruh cari seorang perawat untuk merawat ummi mas."

Mata Ramiah mengerjap, lalu setelahnya sebuah ide muncul di dalam kepalanya.

"Mas. Kalau begitu, biar aku saja yang menjadi perawat ibu nya mas!"

Mata Gus Ikram melotot, kepalanya menggeleng,  jelas tentu menolak perkataan dari istrinya itu, sebab istrinya sedang dalam keadaan hamil.

Bibir Ramiah mencebik, "kenapa sih, aku juga kan bisa."

"Kamu lagi hamil sayang, enggak mungkin kamu ngurusin ummi mas. Mas enggak mau, kamu tetap tinggal di pondok pesantren, tapi enggak ngurusin ummi mas." Kata Gus Ikram menolak usulan dari istri rahasianya itu.

"CK, mas ini gimana sih?! Aku enggak bakalan kenapa-kenapa mas.  Cuman ngurusin ibunya mas kenapa di larang sih? Lagian aku enggak ada kegiatan apapun.  Di rasa ngurus ibu kamu juga enggak capek-capek banget mas." Kata Ramiah.

"Jadi ada hal juga yang bisa jadi alasan agar aku tinggal di pondok pesantren mas. Kamu juga enggak punya alasan kan masukin aku ke pondok pesantren? Padahal tadi mas sendiri yang bilang, katanya pulang kerja mau langsung lihat aku. Ya walaupun lihatnya dari jarak jauh."

Gus Ikram terdiam sesaat, apa yang dikatakan oleh istrinya itu benar juga. Ia tidak punya alasan apapun membuat istri nya masuk ke dalam pondok pesantren. Terlalu aneh jika ia tiba-tiba datang dengan membawa Ramiah pasti semua orang yang ada di sana bertanya-tanya ada hubungan apa antara ia dengan Ramiah.

"Iya ya mas. Kita masih bisa merahasiakan pernikahan kita, kamu juga bisa lihat aku dengan tenang. Enggak kayak gini, kamu bahkan udah mengabaikan pekerjaan kamu" Kata Ramiah.

Gus Ikram menghembuskan nafasnya kasar. "Tapi gimana, mas enggak bisa peluk kamu kayak begini" bibir Gus Ikram cemberut, melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping istri rahasianya itu.

Ramiah terkekeh. Mengelus wajah suaminya yang tampan itu. "Iya, masih bisa, tapi jangan sampai ketahuan."

"Andai saja ummi enggak punya penyakit jantung, mungkin mas udah jujur dari awal. Rasanya mas pengen banget ngenalin kamu sama keluarga mas."

Ramiah menghela nafasnya, tersenyum getir. "Mas, kamu masih punya istri yang lain, ingat, mas." Ramiah berusaha mengingatkan suaminya itu, bagaimana pun hati suaminya terbagi, bukan untuknya saja.

"Maaf ya sayang."

"Maaf untuk apa?"

"Maaf karena baru bertemu dengan kamu, andai mas bertemu dengan kamu terlebih dahulu, mungkin mas enggak akan menduakan kamu seperti ini. Mas akan menjadikan kamu satu-satunya istri mas."

Ramiah tertegun mendengar perkataan suaminya itu.

1
hasatsk
jangan mau kembali sama Gus ikram,Gus sudah ngata" an ramiah.seorang Gus dan kyai tapi tidak bisa bijak menyikapi persoalan ..
Herman Lim
jgn di kira ramiah hamil anak saizar loh oma
N_ariya
menyesal itu di belakang...
klo di depan....mendaftar....
itu yg saat ini dirasakan oleh kyai Arham dan gus e... 😏
Ray Aza
aq sih ngeship ramiah sm saizar, ikram terlalu dangkal sebagai ustad maupun suami, plinplan bin lemot
Ma Em
Alhamdulillah Ramiah sdh sampai dirumah omanya Saizar semoga Gus Ikram tdk bisa menemukan Ramiah sebel banget sama Gus Ikram yg sdh menghina Ramiah habis2an begitu juga dgn Kyai Arham bener kata Zahra seorang Kyai tdk punya rasa kasih dan pemikiran yg matang biarkan mereka menyesal .
Erna Fadhilah
aku kasih vote nih thor biar authornya semangat 💪💪💪dan upnya yang panjang dan banyak 😁😁
xia~xiaoling
alurnya bagus..semoga dpt hikmahnya dr novel ini
xia~xiaoling
aq kasih sesajen nih thor..up yg bnyk ya...
tiap bab aq tambahin deh sesajinya...wkwkwk
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Ma Em
Pergilah Ramiah ikut dgn Saizar jgn menengok kebelakang jgn pikirkan Gus Ikram lagi, semoga Ramiah dan anak yg dikandungnya dlm keadaan sehat dan selalu bahagia dan mungkin teman Saizar yg sdg mencari adiknya pasti itu kakaknya Ramiah yg sdh lama pergi semoga Ramiah dan kakaknya bisa segera bertemu.
Ripah Ajha
semangat Thor upnya
sudarti darti
lanjut Thor
tapi jangan cuma 1 episode 3 apa 2 biar gak nanggung bacanya
Herman Lim
nah nah Bani abang ramiah
Erna Fadhilah
kayaknya temennya saizar itu kakaknya mia yang pergi dulu
Yoruno Kasen
double up thor/Smile/
Yoruno Kasen
double up thor/Smile/
N_ariya
apa jangan " Saizar abangnya Ramiah yg terpisah...
hasatsk
kena karma Gus ikram.
Ana Umi N
ramiah sama saizar aja thor
Eva Karmita
semoga via lumpuh selamanya aamiin 🤲🤲😅
Ripah Ajha
syukurin kau via🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!