Jika suka baca, jika tidak silahkan tinggalkan tak perlu berkomentar negatif!.
Kisah ini season 2 dari judul Kristal Hati Egi ( KHE)
Sinopsis: Cinta tak harus bersatu, itulah yg aku rasakan, diriku mencintai gadis yg tak lain keturunan dari orang yg telah membuat daddy ku terluka, walau kini mereka sudah saling memaafkan tetapi mommy tak merestui hubungan kami, jujur aku sangat ingin memilikinya namun apalah daya ku mereka tak mengizinkan nya, aku tak ingin mengecewakan karna mereka lah aku bisa lahir ke dunia ini.
Aku tak tau apakah bisa bahagia tanpa dirinya karna aku sangat mencintai nya.
Ikuti kisah ku ini . cinta memang tak harus memiliki dan bersatu .
Tinggalkan komen yg positif tak perlu merendahkan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 25" CTHB(KHE 2)25
Hari raya telah tiba, semua keluarga datang memakai motor dan mobil mereka. Tetapi setelah aku lihat banyak jumlah motor di banding mobil. Sampai parkirnya tidak muat, alhasil daddy ikut numpang di rumah sebelah yg kebetulan pemilik nya baik.
Gema takbir mengiringi perjalanan kami untuk ke Alun -Alun kota melaksanakan shalat Id.
Aku bahagia karna tahun ini semua keluarga kumpul.tetapi tidak untuk Evelyn dan Anrez. Kecelakaan itu membuat semua rencana terpaksa di tunda.
Aku dan keluarga ku telah sampai di Alun - Alun kota. para perempuan memakai gamis yg senada . Sementara aku dan para keluarga lelaki memakai koko panjang senada juga.
" Mom aku seneng deh karna lebaran tahun ini semua nya kumpul" Aku membuka topik sambil jalan sebelum sampai di Alun.
" Mommy juga,tapi tahun ini ada kejadian yg nggak bisa mommy lupain gitu aja, walau mommy tau ini momen yg tepat buat bermaaf - maafan tapi rasa nya mommy sulit" Mommy membawa tas berisi mukena dan sajadah nya.
" Iya sih, tapi kita harus berusaha buat nerima meski susah, semoga aja nanti Tante Arin mau minta maaf ke kita begitu pula om Arga nya" Aku dengan hati tak karuan saat menyebut nama kedua nya.
Mommy hanya diam tanpa menjawab lagi, dari arah belakang daddy dan abang mendengarkan tanpa membuka sedikit pun suara.
Sementara di rumah sakit, nenek nya Anrez menunggu nya dengan sedih.
" Hari ini hasil tes DNA itu akan keluar , nenek seneng kalo kamu akan kembali ke pelukan bunda dan keluarga kamu" gumam nenek sambil mengecup punggung tangan Anrez yg masih belum sadar.
Waktu terus berjalan hingga pukul 16.00 sore, tante Dyah dan Evelyn tancap gas menuju rumah sakit untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu.
Mobil mereka telah masuk ke area parkiran lalu turun dan menuju ruangan Anrez yg ada nenek nya saja sambil duduk di kursi .
" Assalamualaikum, maaf bu, kami ke sini pengen tau akan hasil itu" Tante Dyah masuk lalu mencium tangan nenek .
" Waalaikum salam, ini hasil nya" Nenek memberikan hasil nya . Tante Dyah membuka nya lalu membaca nya dengan hati tak karuan, hingga tertulis 99%
Tante Dyah menangis haru lalu memeluk Anrez yg masih terbaring di penuhi alat medis terpasang.
" Sayang bangun , ini bunda, kamu putra bunda yg ilang" Tangis tante Dyah pecah ketika semua nya sudah jelas.
" Sabar bun, abang pasti denger, kita tunggu abang sadar, nanti kita bawa abang ke rumah ya, aku seneng karna abang ku masih hidup bahkan dia melindungi aku dari para preman jahat sampe kek gini" Tangis Evelyn pecah sambil memeluk tante Dyah yg bahagia campur sedih akhirnya waktu yg mereka tunggu - tunggu datang juga .
Tante Dyah hanya diam sambil memeluk Anrez yg masih kaku, air mata bahagia masih membasahi pipi mereka termasuk nenek juga.
Di rumah, aku dan keluarga ku sudah beres keliling dan menjamu tamu, kini aku duduk di kursi panjang sambil meluruskan kaki.
Dari arah pintu kamar abang, abang menghampiri ku dengan langkah pelan . Daddy dan mommy sedang duduk di kursi deket ku , yg lain nya tiduran di permadani empuk deket kursi.
" Thel ...." ucapan abang belum selesai tapi dia tiba - tiba pingsan, membuat mommy dan daddy panik termasuk aku dan mereka juga.
" El bangun!" Mommy menepuk - nepuk pipi abang, tanpa banyak bicara lagi daddy dan mereka membawa abang ke kamar.
" Abang kenapa mom?" aku dengan tatapan takut, air mata mommy jatuh ketika abang belum sadar juga meski sudah di beri minyak angin.
" Nggak tau, tapi kata hati mommy ginjal abang bermasalah" Mommy menunduk di penuhi air mata.
" Tenang, daddy coba hubungin dokter pribadi dulu" Daddy dengan sangat berharap dokter pribadi itu berkenan untuk ke rumah di tengah lebaran ini.
Singkat,dokter pun sampai dan segera memeriksa abang, kami menunggu sambil berdiri di dekat pintu.
" Dok gimana kondisi abang?" aku mendekati dokter. Abang masih terpejam rapat memakai nasal cannula yg di pasang oleh dokter.
" Kondisi ginjal nya nggak baik - baik aja, maka dari itu sering kambuh, lebih baik di rawat saja dulu di rumah sakit, nanti liat perkembangan nya, kalau masih sama atau semakin buruk maka harus segera mendapatkan ginjal baru" Dokter membuka masker nya.
" Oke kami akan bawa ke rumah sakit, tapi mohon lakukan apa pun itu dok biar bisa pulih lagi dan kembali seperti dulu" daddy dengan berusaha tenang.
"Saya permisi ya, masih banyak tamu" Dokter melangkah keluar, lalu daddy mengantar nya keluar.
Mommy duduk di tepi ranjang sambil menatap wajah abang .
" Semua karna aku" Aku menunduk , mommy pun langsung bangkit mendekati ku.
" Ini bukan salah kamu , jangan menyalahkan diri, mommy ,daddy dan yg berdiri di sini nggak ada yg menyalahkan kamu, jadi kamu nggak boleh menyalahkan diri, sekarang kamu harus jaga kesehatan biar nggak sakit nanti abang sedih, kasian abang Thel, dia udah rela ngasih satu ginjal nya buat kamu dengan cuma - cuma dan tanpa minta imbalan apa pun dari kamu, kamu harus menyayangi dia dengan segenap hati dan jiwa mu karna abang sangat menyayangi kamu jauh lebih dari menyayangi nyawa nya sendiri" Mommy merengkuh pundak ku tatapan nya berbinar.
" Iya mom, aku janji, akan membalas kebaikan abang dengan segenap hati ku, aku nggak mau kalau sampe abang nggak bahagia" Aku tersenyum tipis sambil melirik abang.
" Thel, abang kamu ini sama kek paman Alvin, yg rela ngelakuin apa pun buat kebahagiaan mommy selaku adik satu - satu nya, mommy masih inget betul perjuangan nya sebagai anak lelaki satu- satu nya selepas kedua orang tua kami meninggalkan dunia ini untuk selamanya" Mommy dengan air mata jatuh sembari mengingat semua itu.
" Betul" Daddy merangkul paman Alvin sambil jalan mendekati kami.
" Thel,sayangin abang ya, karna kamu udah tau sendiri kan soal kasih sayang nya, terlepas dari tragedi itu, paman mohon kamu jangan pernah nyakitin hati nya dan hati mommy walau pun soal rasa cinta yg jadi persoalan nya, karna cinta belum tentu ngasih kamu kebahagiaan meski orang nya tepat, tapi kasih sayang mommy dan abang kamu lebih bisa bikin bahagia selamanya, jika mereka nggak merestui hubungan kamu sama Vi maka kamu jangan menentang nya, karna sejujurnya paman juga nggak setuju kalau harus menjalin hubungan lagi dengan keluarga Fahreza itu" paman Alvin nepuk pundak ku, kata - kata nya sangat menampar hati ini.
Karna aku sangat berharap kalau Viona bisa jadi kekasih ku bahkan lebih dari itu tapi setelah kata - kata itu terucap aku jadi sedih sendiri kalau sampai abang atau mommy yg sakit hati, atau pun daddy, karna mereka lah aku bisa hidup dan melihat dunia ini.
" Iya paman, aku nggak mau kehilangan mereka, karna aku sangat menyayangi mereka, aku bisa hidup kembali karna abang, kalau bukan karna kebaikan nya dan kerelaan nya mungkin aku udah di kubur" Aku tersenyum, bibir mereka mengulas senyuman.
Mereka hanya diam sambil memeluk ku, abang masih belum bangun.
anrez mau nyanyi apa ya kira2?