NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Muda

Tangisan Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Erna BM

Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.

Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.

Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Tanpa membuang waktu lagi, Arya segera menelepon orang tua Alice. Setelah beberapa saat berdering, suara perempuan paruh baya terdengar di seberang.

"Ma, Alice di sana?" tanyanya langsung, suaranya penuh kecemasan.

Hening sejenak sebelum ibunda Alice menjawab dengan suara lembut, "Arya, Alice sudah melahirkan."

Arya tertegun. "Apa?"

"Dia sudah melahirkan anakmu baru saja," lanjut ibunda Alice.

Jantung Arya berdegup kencang. Alice sudah melahirkan? Dan dia bahkan tidak ada di sisinya saat itu?

"Alice baik-baik saja kan ma?" tanyanya dengan suara serak.

"Alice kelelahan, tapi dia dan bayinya dalam keadaan sehat," jawab ibunda Alice.

Arya mengusap wajahnya dengan kasar. Ia merasa bersalah. Seharusnya dia ada di sana. Seharusnya dia tidak membuang waktu untuk makan bersama Ranti.

"Terima kasih, Aku akan segera ke sana, Ma," katanya tegas.

Setelah menutup telepon, Arya menatap Ranti yang masih santai di sofa.

"Alice sudah melahirkan," katanya tajam.

Ranti mengangkat alis. "Oh, selamat."

Arya menggertakkan giginya. "Kamu tahu sesuatu, kan? Kamu sengaja diam soal ini?"

Ranti tersenyum miring. "Kalau pun iya, lalu kenapa? Bukankah Alice baik-baik saja sekarang? Lalu, urusannya apa denganku?"

Darah Arya mendidih. Ia tidak menyangka Ranti bisa sekejam ini. Bukankah dia sudah janji untuk tidak buat keributan lagi dengan Alice? Ia tidak ingin berdebat lebih lama. Dengan cepat, ia mengambil kunci mobil dan bergegas pergi, meninggalkan Ranti yang masih dengan sikap acuh tak acuhnya.

Hatinya dipenuhi kekhawatiran saat melajukan mobil ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung menuju kamar tempat Alice dirawat.

Ketika ia membuka pintu, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Alice yang terbaring lemah di tempat tidur, wajahnya pucat namun penuh ketenangan. Di sisinya, seorang bayi mungil tertidur dalam dekapan ibunya.

Hatinya mencair melihat pemandangan itu.

"Alice," panggilnya pelan.

Alice membuka matanya perlahan dan menatap Arya. Ada sorot kecewa di matanya, tetapi juga kebahagiaan. "Kamu datang..."

Arya mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. "Maaf aku terlambat. Aku seharusnya ada di sini sejak tadi"

Alice menggeleng lemah. "Yang penting, kamu sudah di sini sekarang."

Arya menatap bayi mungil yang ada di pelukan Alice. Hatinya penuh dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

"Ini anak kita?" tanyanya dengan suara bergetar.

Alice tersenyum lemah dan mengangguk. "Ya. Anak kita, Arya."

Dengan hati-hati, Arya menyentuh tangan kecil bayinya. Air matanya hampir jatuh.

"Aku berjanji akan selalu ada untuk kalian," bisiknya.

Ia menatap Alice, kemudian bayinya, dan saat itu ia tahu satu hal, Alice dan anak mereka adalah rumahnya yang sebenarnya.

"Aku menamakan anak ini Devan Mas... Bagaimana? Bagus kan?"

"Hmmm.. Devan... Devan yah.. Devan Mahendra. Bagus. Aku setuju" Arya mengecup kening Alice. "Terima kasih yah sayang... "

________

                    ~ 𝟓 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 ~

Alice menunduk menatap bayinya yang terlelap dalam dekapan. Ia tahu bahwa kepulangannya bersama bayi ke rumahnya tidak akan berjalan mulus. Sejak awal, Ranti tidak pernah menerima kehadirannya mau pun bayinya. Walau pun sebenarnya di rumah ini Ranti hanya menumpang. Tapi Ranti sudah menaruh kebencian yang begitu dalam padanya.

Namun, Alice tidak ingin menunjukkan ketakutannya. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum menjawab.

"Jaga ucapanmu mbak. Jangan menyangkutpautkan anak yang tak bersalah dalam kebencianmu padaku."

Ranti mendengus, matanya menyipit penuh ejekan. "Memangnya aku salah? Kamu merebut suamiku, dan sekarang kembali dengan bayi hasil perbuatanmu entah sama siapa. Aku bahkan tak tahu bagaimana Arya bisa sebodoh itu mencintai perempuan seperti kamu."

Alice menggigit bibirnya, menahan amarah yang mulai membakar dadanya. Ia ingin membalas kata-kata Ranti, tapi memilih untuk tidak memperkeruh suasana. Kondisinya masih lemah sehabis melahirkan.

Arya yang baru saja keluar dari kamar langsung menatap keduanya dengan tajam. "Ranti, sudah cukup."

Ranti memutar bola matanya, lalu mendekati Arya dengan wajah manis yang dipaksakan. "Aku cuma bercanda, Mas. Tidak bisakah aku sedikit bersenang-senang melihat istri barumu yang sok suci ini?"

Arya menggeleng pelan, lalu berjalan mendekati Alice. "Kamu pasti lelah, ayo istirahat."

Alice mengangguk dan mengikuti Arya ke kamar. Begitu pintu tertutup, ia langsung duduk di tepi ranjang, mengusap pelan dahi bayinya.

"Maaf," kata Arya tiba-tiba.

Alice menoleh. "Untuk apa?"

"Untuk semua hal yang membuatmu tidak nyaman di rumah ini," ucap Arya, suaranya penuh penyesalan. "Aku tahu Ranti akan sulit menerima keadaan ini, karena sejak awal dia ingin sekali mempunyai anak laki-laki. Tapi tidak kesampaian. Tapi aku janji, aku akan selalu melindungimu dan anak kita."

Alice tersenyum tipis. "Aku tahu, Arya. Aku hanya ingin menjalani hidup dengan tenang bersamamu dan anak kita."

Arya mendekat dan mengecup kening Alice. "Aku akan selalu ada untuk kalian."

Namun, di luar kamar, Ranti berdiri di depan pintu, mendengar percakapan mereka. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras. Ia tidak akan tinggal diam. Alice mungkin bisa tinggal di rumah ini, tapi itu tidak berarti ia akan dibiarkan hidup bahagia.

Ranti berbalik, melangkah menuju dapur dengan pikiran penuh rencana. Ia tidak akan membiarkan Alice merebut segalanya. Tidak akan. Sebaiknya aku ke rumah orang tua dulu. Pastinya berisik dengar suara tangis bayi. Biar aku tinggal di rumah mama beberapa bulan, Pikirnya.

               𝟔 𝐁𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧

Devan berusia 6 bulan. Bayi pria mungil menjadi nafasnya Alice. Hanya Devan yang dapat memberi semangat hidupnya. Walau pun penuh luka. Beberapa bulan terasa tenang tanpa adanya Ranti.

Namun pagi itu Ranti pulang bersama anak-anaknya, dan langsung masuk kamar. Namun saat berpapasan dengan Alice, ia mencodongkan kepalanya sambil berbisik. "Aku jadi mau makan gado-gado kalau lihat anakmu ini," ucap Ranti sambil melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.

Sedangkan Alice hanya berdiri di dapur sambil memasak menggendong Devan. Rasanya kepalaku mau pecah dengar ucapan Ranti" Rasanya ia ingin melawan, tapi aku takut. Juga takut Arya marah. "Lebih baik aku diam saja sambil teruskan masak. Sebentar lagi Arya pulang makan," batin Alice.

Setelah masakan selesai, Alice masuk ke kamar menidurkan Devan dan menyusuinya. Namun karena merasa lelah sehabis masak, Alice pun tertidur.

Di rasanya Alice sudah tidur, Ranti melangkah ke dapur mengambil garam. dan melangkah ke ruang makan. Di bukanya tudung saji. Hidungnya mengendus aroma harum masakan Alice. Tapi tangannya menaburkan garam sebanyak-banyaknya ke sayur yang Alice masak tadi. "Kalau sudah begini kan masakanmu tambah lezat untuk kamu hidangkan ke Arya... Hahaha... Biar tahu rasa si bocah tengik sok alim" gerutunya sambil menutup kembali tudung saji.

"Mama, aku mau makan!" Ujar Shela melihat ada masakan di atas meja.

"Uiissst... Jangan. jangan makan yang itu. gak enak. kita beli aja yah!" Ranti mengajak anaknya makan di luar rumah.

Beberapa saat kemudian terdengat mobil Arya di halaman. Mobil toko yang di perbolehkan dibawa pulang Arya.

1
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
😥🤧 kasian sekali Alice
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
aku mampir, vote + Subscribe 😘
Bayangan Cinta: Terima ksih kk
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
anaknya gak bersalah, duh si Ranti gak punya hatii 😓😓
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
duh kasian Alice 😭😭 nikah malah jadi orang ketiga
Vhieendriee Qubil
ceritanya bikin penasaran ,,, btw kasian bgt si Alice disangka pelakor padahal dia tidak tau laki2 yang menikah dngannya sudah beristri
Soraya
bukannya Alice dh pergi ya, trus Arya juga bodoh masih percaya aja sm Helena mike juga kakak nya kok diem aja adiknya dijahatin
Ina Karlina
ya Alice pergilah jangan memaksa kan diri hidup dengan orang yg berhati jahat..dan s Arya juga ga jelas
Ina Karlina
Alice kenapa kamu tidak pergi saja
Soraya
gak masuk akal thor masa langsung hamil lagi
Ina Karlina
huh dasar laki laki oon
Soraya
Helena menjerumuskan Arya pdhal Arya adlah adiknya walaupun cuma adik ipar
Soraya
knpa Alice gak nelpon suaminya sih
Ina Karlina
Duh kasian sekali nasibnya Alice di bohongin laki laki yang dia anggap pahlawan..ini yang salah siapa coba
Soraya
ku mampir thor
Bayangan Cinta: Terima kk sudah mampir/Pray/
total 1 replies
Khusnul Fatonah
baru kali ini Nemu cerita yg masih ori belum ada yang baca/Smile/
Bayangan Cinta: iya kak, baru hari ini update/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!