NovelToon NovelToon
Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: alya aziz

Warning! Area 21+ yang masih di bawah umur harap tidak membaca novel ini. 🙏😁


Seorang gadis bernama Elisa yang punya segalanya dalam hidup, ia cantik, populer dan kaya raya. Hidupnya begitu sempurna, namun tak banyak yang tahu jika ia mempunyai trauma masa kecil karena penghianatan sang ayah yang menyebabkan ibunya meninggal bunuh diri.


Lima belas tahun berlalu. Sebelum sang ayah meninggal, beliau menulis sebuah surat wasiat yang bertuliskan bahwa seluruh harta kekayaannya akan jatuh ke tangan sang putri tunggalnya. Dengan syarat Elisa harus menikah dan melahirkan keturunan penerus keluarga.


Elisa yang tak percaya dengan adanya cinta sejati mulai mencari cara agar ia mendapatkan warisan tersebut. Dan saat itulah seorang pria sederhana muncul di hadapannya karena meminta Elisa membatalkan penggusuran pemukiman tempat pria itu tinggal.



"Aku akan membatalkan penggusuran itu dengan satu syarat, menikahlah denganku, setelah aku hamil dan melahirkan kamu akan aku bebaskan." Elisa Eduardo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.14 (Berbagilah dengan ku)

Elisa yang tadinya terbaring di lantai, sekarang mulai berdiri dari posisinya. Ia berdiri seraya terus menatap Reynald yang saat ini sedang tersenyum kepadanya, entah kenapa senyuman itu membuatnya kesal. "Jangan terseyum padaku, itu menyebalkan."

Langsung saja Reynald mengubah ekspresi wajahnya. Ia menyentuh bagian wajahnya karena menduga ada yang salah di dari bibir atau senyumnya. "Apa ada yang salah dari senyuman ku , sepertinya semua orang menyukainya kecuali kamu."

"What? ... Semua orang, senyuman kamu itu menyebalkan sekali." Elisa melangkah mendekati Reynald dan langsung menyentuh bagian dada bidang yang terbungkus kaos polos berwarna hitam itu. "Sepertinya dada kamu cukup kokoh."

"Ya tentu saja, memangnya kenapa?" Reynald kembali tersenyum tanpa sadar. Hal itu membuat Elisa tambah kesal.

Bug.

Dengan tangan terbungkus sarung tinju, Elisa mendaratkan satu pukulan kebagian dada Reynald. Pukulan itu cukup kuat hingga membuat Reynald meringis. "Hey, kenapa tiba-tiba? Aku kan tidak siap."

"Wah menyenangkan juga, sepertinya dada mu lebih kuat dari samsak itu." Elisa hendak mendaratkan satu pukulan lagi di dada bidang itu, namun kali ini sepertinya tidak berhasil karena lengannya langsung di tahan oleh Reynald.

"Kamu benar-benar ingin mencoba melawan ku?" Reynald menatap mata Elisa dengan tajam. Mereka saling menatap dengan jarak beberapa centimeter saja. "Apa kamu sedang kesal padaku, katakan apa aku melakukan kesalahan?"

Elisa menarik paksa lengannya dari genggaman tangan Reynald, ia mundur perlahan hingga sedikit menjauh. Tiba-tiba saja ia sadar jika semua yang ia lakukan adalah kesalahan. Ya, ia merasa salah karena sudah melampaui batas aman yang ia buat sendiri.

...Apa sekarang rasa itu mulai hadir?...

Mungkin saja, namun masih terlalu kecil hingga logikanya belum bisa mendeteksi apakah rasa nyaman itu hanya sebatas kebutuhan atau mulai menginginkan. Perbedaan cinta dan hasrat begitu tipis, namun semua berawal dari hal yang sama yaitu, rasa nyaman.

"Aku mau kembali ke kamar." Elisa berbalik dan hendak melangkah pergi namun langsung di cegah oleh Reynald.

"Kita ke kamar bersama, ayo." Reynald menggadeng tangan Elisa keluar dari ruangan itu.

Elisa tak berkata apapun. Ia hanya mengikuti langkah Reynald seraya memperhatikan tangan mereka yang saling menggenggam erat. Saat ini, detik ini apakah tidak terlalu manis untuk sebuah hubungan palsu yang kapan saja bisa berakhir?

...**...

Sekitar pukul sembilan malam, di lantai dua ruko. Jack sedang duduk di sofa seraya memperhatikan dua stel jas yang ada ditangan Melvin. "Dua-duanya bagus, aku bingung. Lagian kenapa harus sewa Jas sih, mana langsung nyewa dua lagi."

"Aish, kak Jack payah. Acaranya besok malam, aku harus tampil sempurna di pesta itu." Melvin mengantung dua jas itu di sebuah paku yang tertancap di dinding.

"Ya ampun anak ABG mulai jatuh cinta nih ceritanya?"

"Apasih kak, nggak lah. Yang ulang tahun ini adalah selebritis kampus, sepupunya Nona Elisa, namanya Tasya." Melvin tersenyum-senyum sendiri saat mengucapkan nama Tasya.

"Nah tu kan, senyum-senyum sendiri. Apa coba kalau bukan jatuh cinta. Gini aja deh kamu tanya Rey aja, kirim foto kedua jas itu ke dia."

"Ide bagus juga."

~

Setengah jam kemudian.

Reynald menatap layar ponselnya dengan serius. Ia menggaruk kepala yang tidak gatal saat melihat dua foto yang di kirimkan sang adik. "Kenapa harus ke pesta sih, aku mana tau soal beginian."

Karena takut memberi saran yang salah. Reynald memutuskan untuk menunjukkan foto itu kepada Elisa yang sedang keluar dari kamar dan tidak kembali sejak tadi. Ia pikir Elisa pasti tahu banyak hal tentang hal seperti itu. "Lebih baik aku tanya dia saja."

Karena tidak mau menunggu lama, akhirnya Reynald memutuskan untuk keluar dan mencarinya. Saat akan turun dari tangga, ia tidak sengaja berpapasan dengan kepala pelayan Nini. "Bi, Elisa dimana ya?"

"Oh itu, tadi saya lihat Nona pergi ke kamar Nyonya besar. Sepertinya Nona sedang merindukan Mamanya."

Yang ia tahu Mama Elisa sudah lama meninggal. Sepertinya hubungan Elisa dan Mamanya sangat dekat, batin Elisa. "Mama Elisa meninggal saat dia kecil kan?" tanya Reynald memastikan.

"Ada banyak hal yang tidak bisa saya ceritakan langsung, tapi ... semua bermula saat Mamanya meninggal. Sebenarnya Nona Elisa tidak sekeras yang terlihat, Nona hanya menyembunyikan kesedihannya lewat sikap itu. Saat ini pun saya yakin Nona sedang sedih maka dari itu dia pergi ke kamar Mamanya."

Reynald tertegun sesaat. Lagi-lagi ia mengetahui satu hal lain tentang Elisa. "Kamar itu letaknya di mana Bi?"

~

Saat ini Reynald sudah sampai di depan pintu kamar di mana Elisa berada. Ia nampak ragu saat akan masuk kedalam. Tangannya sudah memegang handel pintu namun keberaniannya untuk membuka pintu itu masih belum cukup, ia takut mengganggu Elisa yang sepertinya sedang ingin menyendiri.

"Lebih baik aku tidak mengganggunya, dia pasti sedang ingin sendiri." Reynald berbalik dan hendak melangkah pergi, tapi langkahnya tiba-tiba saja terhenti saat mendengar suara tangisan dari dalam kamar.

Karena penasaran akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk kedalam. Sesampainya di dalam, ia mempercepat langkahnya saat melihat Elisa sedang tertidur di atas ranjang sambil mengigau histeris.

"Ma jangan loncat Ma, aku mohon jangan loncat." Elisa terus mengigau seraya memanggil sang Mama. Air matanya pun tak henti mengalir meski matanya terpejam.

Reynald duduk di tepi ranjang, ia terlihat panik saat melihat wajah pucat dan berkeringat sang istri. "Hey, Elisa ayo bangun, kamu tidak apa-apa?" Ia menepuk pipi Elisa perlahan.

Akhirnya Elisa membuka mata, ia bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Reynald. Tak ada kata yang terucap kecuali tangis yang kian pecah. Mimpi buruk yang baru saja menghantui selama belasan tahun kini kembali, rasanya begitu nyata hingga ketakutan itu terasa begitu nyata.

Reynald menepuk pelan pundak Elisa, ia tidak tahu hal buruk apa yang ada di mimpi istrinya itu, tetapi saat melihatnya sampai menangis seperti sekarang, ia tahu ada luka yang di sembunyikan dari semua orang, namun hari ini ia bisa melihat jelas luka itu dari dalam diri Elisa.

"Jangan pernah tinggalkan aku sendiri, aku takut, aku sangat takut." Elisa mencengkram erat pundak Reynald dengan tangan yang semakin bergetar.

"Tenanglah, aku ada disini. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu sendirian, kapan pun aku akan selalu di sisi mu." Entah apa yang membuat Reynald sampai begitu lancar mengucapkan hal yang berlawanan dari perjanjian yang sudah ia tanda tangani.

Setelah beberapa saat cengkraman tangan Elisa di pundak Reynald mulai merenggang dan juga suara napasnya mulai teratur. "Elisa kamu tidur?"

Karena tak ada jawaban, Reynald melepaskan pelukannya dan membaringkan kembali tubuh Elisa secara perlahan. Ia kembali menatap wajah cantik yang kembali terlelap.

Reynald menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Elisa. "Pasti beban itu sangat berat ya? Sekarang kamu bisa membaginya dengan ku, menyimpannya sendiri hanya akan menyiksa diri mu." Ia membungkukkan tubuhnya, dan langsung mendaratkan satu kecupan di kening Elisa.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote+hadiahnya ya readers 🙏😊

1
Ismalinda
Luar biasa
Tyaz Wahyu
selamat Nik loe mlm ni unboxing atau justru jd yg ke-....loe Nik
Tyaz Wahyu
sofia² kalo neror tuh yg berkelas gt lo jngn pakai ide org lain ,misal ngirim kepala loe sendiri kek pst keren n jd trending tuh
Tyaz Wahyu
hamil lg nih kyk e si EL
Tyaz Wahyu
awas lo sop rencanamu ini adalah akhir dari kehidupan loe entah loe mati or tdr di penjara .. Boomerang bagi loe sop
Tyaz Wahyu
hbs menangis tersedu sedu endingnya pst senyum devil y Sop2an basi (sofia)
Tyaz Wahyu
wuaduh kesempatan tuk si ulat bulu sopia nih hmmz adzab eva sdh keluar tinggal nunggu adzabnya si sopia nih apa n kapan
Tyaz Wahyu
wuaduh pst sofia akan mnjebak rey nih trs pisah deh si el n rey
Tyaz Wahyu
sofia tdk tahu kalo diki itu sibuk sm ceweknya,kasihan loe krn obsesi seorang ibu tp dirimu ngenes wuakkkkkkkk apa mngkin lg da main sm ibumu sendiri sof #nebakAJA
Tyaz Wahyu
love at the first sight 🤭
Desi Belitong
😊😊pelakor kembali
Lilik Juhariah
bagus ceritanya suka sekali, reynald orang yg bijaksana , dia tau hak dan kewajiban suami istri ,
Lilik Juhariah
kl gini mah Gimana GK jatuh cinta coba
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
Luar biasa
Fajar Mulia Fitri Maharani
keren thorr... semangat
ALFU NAUFAL Rohmana
lanjutannya viona mana Thor udah di tunggu nih
Edy Sulaiman
gak di ajak sekalian Viola nya.
DG s
Luar biasa
Edy Sulaiman
Lucu si Elisa sdh di embatt masih takut dan malu meluhat si JONI...hhhh. .mntap
Edy Sulaiman
Reynald bagaikan dpt durian runtuh sebenarnya bila tdk terlalu gengsi...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!