Menikah adalah hal sakral yang tidak boleh di permainkan. Namun, pernikahan Elena terjadi karena semata-mata ingin menyelamatkan nyawa papanya yang sedang terancam. Dan tanpa diketahui, ternyata dirinya menjadi istri kedua dan bukanlah istri satu-satunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anasta_syia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Rafael" panggil Elena membuat Rafael menoleh. Ia mengangkat satu alisnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Bukankah kau masih hutang penjelasan padaku? Soal Jasmine" ucap Elena.
Rafael duduk di tepi ranjang sedangkan Elena berdiri di samping jendela kamar mereka. "Duduklah" Rafael menepuk sisi ranjang sebelahnya agar Elena duduk di sampingnya.
Wanita itu menurut dan duduk di samping suaminya seperti permintaan pria itu. "Jasmine adalah istriku" ucap Rafael namun tak membuat Elena terkejut. Hanya saja kini dugaan wanita itu memang dibenarkan dengan pernyataan Rafael.
"Jadi aku istri keduamu?" tanya Elena.
Ia tak menyangka jika dirinya akan menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang. "Jika dilihat dari sisi kedua orang tuaku, kau adalah istriku sekaligus menantu keluarga ini. Tapi jika dilihat dari sisi Jasmine, dia adalah istri pertamaku dan kau adalah istri keduaku" ucap Rafael
"Jika dilihat dari sisimu?" tanya Elena penasaran. "Jasmine adalah orang pertama yang aku nikahi sedangkan dirimu adalah wanita pertama yang menjadi menantu kedua orang tuaku. Tapi kalian berdua sama-sama berstatus istriku"
Elena mengangguk paham. Namun itu tak cukup menjawab seluruh pertanyaan di benaknya. "Kenapa Jasmine tidak bisa diterima oleh kedua orang tuamu?" tanya Elena.
"Aku dan Jasmine menikah karena dia sudah hamil anakku. Itu sebabnya dia tidak bisa menerima keberadaan Jasmine dan tidak pernah menganggap Jasmine sebagai menantunya. Hubunganku dengan Jasmine tidak diakui dimata hukum dan hanya orang-orang tertentu yang tau"
"Jadi kau melakukan hubungan diluar nikah? Tapi... apa sebelumnya kalian berdua sudah memiliki hubungan?" tanya Elena.
"Baru satu bulan kami berpacaran dan ternyata Jasmine hamil. Oleh karena itu aku menikahinya sebagai bentuk pertanggungjawaban" ucap Rafael
"Apa kau mencintainya?" tanya Elena lagi. Ini adalah hal penting yang nantinya akan mempengaruhi kehidupannya dengan Rafael kedepannya.
"Aku tidak tau apa itu arti cinta jadi aku menyebutnya kalau aku mencintainya" jawabnya dan memang begitu adanya.
"Dimana Jasmine tinggal?" Rafael terdiam sejenak kemudian menatap Elena lamat-lamat. "Dia tinggal bersamaku di salah satu rumah yang aku beli untuknya" ucap Rafael.
Elena terdiam sebentar memikirkan kondisi Jasmine dan juga dirinya serta memahami semua situasi saat ini. Ia sedikit merasa bersalah pada wanita itu karena sudah merebut suaminya dan merebut statusnya sebagai menantu keluarga William.
Elena beranjak dari duduknya dan pergi keluar kamar tanpa sepatah katapun meninggalkan Rafael seorang diri di tepi ranjang. "Elena mau kemana?" teriak Rafael namun tak mendapatkan jawaban apapun dari wanita itu. Ia sudah menyakiti hati dua wanita. Tapi jika ia tak mengungkap semuanya maka dirinya akan menyakiti Elena lebih dalam nanti.
"Dimana papa?" tanya Elena pada salah satu pelayan yang sedang membersihkan rumah. "Ada di ruang kerjanya nyonya muda" Elena mengedarkan pandangannya pada sepenjuru mansion. Di mansion sebesar ini dirinya harus mencari ruang kerja Arthur? Ia baru beberapa menit menginjakkan kaki di mansion ini. Oh ayolah!!
"Biar saya antar nyonya" Pelayan itu membawa Elena untuk sampai di ruang kerja Arthur. "Terima kasih" Elena mengetuk pintu di hadapannya ini beberapa kali hingga terdengar suara dari dalam.
"Siapa?"
"Elena pa" Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan wajah Arthur. "Masuklah" Elena melangkah masuk ke dalam dan melihat ruang kerja Arthur yang sangat elegan. Ruangan dengan kesan modern yang sangat cocok menggambarkan karakter Arthur.
"Ada keperluan apa kau kemarin?" tanya Arthur menatap Elena dari sofa. "Apa kau tidak ingin duduk?" Elena tersenyum sekilas kemudian mendudukkan tubuhnya di sofa empuk yang ada di ruang kerja Arthur.
"Bisa kita membicarakan soal Jasmine?"
"Kau sudah tau semuanya?" tanya Arthur di dibalas anggukan kepala oleh Elena. "Aku sudah bertanya semuanya pada Rafael" jawabnya.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Elena menarik nafas sejenak sebelum mengutarakan isi hatinya. "Jasmine adalah menantumu juga. Lalu kenapa dia mendapatkan perilaku tidak adil dari kalian?" tanya Elena
"Jasmine dan kamu sangat berbeda Elena" Dengan santai Arthur menjawab pertanyaan menantunya itu. "Jasmine datang di kehidupan Rafael dan menjadi istri putraku tanpa persetujuan ku dan Rachel. Sedangkan dirimu? Aku sendiri yang meminta dirimu untuk menikah dengan Rafael. Itu sudah sangat jelas membedakan dirimu dan Jasmine di mata kami"
"Tapi Jasmine mengandung calon cucu kalian"
"D-dan Rafael juga mencintainya bukan?" Arthur terkekeh mendengar pernyataan itu. "Apa yang membuatmu begitu yakin jika anak yang dikandung oleh Jasmine adalah anak Rafael? Sedangkan Rafael melakukan itu tanpa sadar dan tak ingat apapun" ucap Arthur membuat Elena terdiam. Hal ini baru ia ketahui baru saja. Rafael tak menceritakan bagian itu.
"Lalu bagaimana bisa Jasmine dinikahi Rafael jika dia sendiri tidak ingat apa yang dia lakukan pada Jasmine?"
"Wanita itu memaksa dan mengancam bunuh diri jika tidak mendapatkan tanggung jawab dari Rafael. Hal itu yang membuatku semakin tidak suka dengan Jasmine"
"Elena, kau tau bagaimana keluarga William di mata semua orang. Mungkin kami memiliki banyak musuh atau mungkin juga yang menginginkan menjadi bagian keluarga kami dan melakukan segala cara agar tujuan mereka berhasil. Dan mungkin salah satunya adalah Jasmine"
Elena mengangguk mengerti. Ia berdiri dari duduknya dengan tatapan kosong memikirkan apa sebenarnya tujuan Jasmine? Apakah benar-benar murni ataukah ada maksud lain?