Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 28. Back Together
Hari demi hari Ayana lalu tak terasa kehamilannya sudah menginjak tujuh bulan jalan tanpa kehadiran Aston di sisinya. Sebenarnya Ayana begitu merindukan kehadiran Aston di sisinya namun jika mengingat kejadian itu hati Ayana begitu sakit. Walaupun tuan Grayson sudah memberitahukan kebenarannya namun Ayana belum siap bertemu dengan Aston.
Saat Ayana memberitahu jika ia hamil kedua orangtua Aston begitu bahagia mendengarnya. Membuat mereka semakin posesif menjaga Ayana. Hingga tuan Grayson khusus memanggil dokter spesialis kandungan yang terbaik untuk mengecek kondisi kandungan Ayana.
Dan yang lebih membuat kedua orangtua Aston bahagia adalah ternyata Ayana mengandung bayi kembar. Awalnya Ayana pun tidak menyangka jika ia tengah mengandung bayi kembar namun Ayana bersyukur jika di beri bayi kembar.
Sekarang Ayana berada di gazebo bersama dengan Grizella yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya yang sebentar lagi ia akan wisuda.
"Kakak Ayana." Panggil Grizella tiba-tiba.
"Iya, kenapa?" sahut Ayana.
"Apa kakak tidak rindu dengan kakak Aston?" tanya Grizella.
"Sebenarnya aku merindukan namun aku belum siap jika melihat Aston bersama dengan Xaquila lagi."
"Tapikan kakak Aston selama ini mencari keberadaan kakak Ayana tiada hentinya. Dan apa kakak Ayana tau kakak Aston menyewa orang untuk mencari orang hilang. Namun karena tidak ada petunjuk mereka masih kesusahan. Karena papa lebih pandai menyembunyikan kakak Ayana."
Ayana terdiam sejenak memikirkan Aston yang begitu sangat keras berjuang untuk mencari keberadaannya namun Aston tidak mengetahuinya selama ini jika di sinilah Ayana sekarang bersembunyi.
Sangat ingat di benak Ayana di mana Aston menangis meminta bantuan kepada papa nya untuk mencari keberadaan Ayana namun tuan Grayson menolaknya. Ingin rasanya saat itu Ayana muncul di hadapan Aston namun nyonya Rosvelina menahannya agar Ayana tidak goyah untuk memberi Aston pelajaran.
Sampai saat ini hingga kandungan Ayana menginjak usia tujuh bulan jalan ia belum pernah bertemu Aston lagi. Karena saat itu Aston fokus dengan perusahaannya dan juga dirinya.
"Ayana ayo makan sayang." ajak nyonya Rosvelina kepada Ayana.
Grizella membantu kakak iparnya untuk berdiri karena Ayana sedikit kesusahan bergerak sekarang apa lagi ia mengandung bayi kembar. Ayana benar-benar beruntung memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.
Nyonya Rosvelina membuatkan susu ibu hamil untuk Ayana karena siapapun tidak boleh memberikan makanan maupun minuman kepada Ayana sembarang maka dari itu jika bukan dari tangan nyonya Rosvelina maka Ayana tidak di perbolehkan makan.
Nyonya Rosvelina begitu takut kejadian yang dulu akan menimpa Ayana lagi. Namun selama usia kandungan Ayana menginjak usia tujuh bulan nyonya Rosvelina berhasil menjaga kandungan Ayana. Sekarang mereka makan bersama.
"Ayana, apa kamu tidak ingin membeli baju lagi?" tanya nyonya Rosvelina.
"Tidak, Ma. Baju yang Mama belikan untuk Ayana itu lebih dari cukup." Jawab Ayana.
"Benarkah? Bukankah kamu juga harus membeli baju bayi?"
Ayana baru teringat akan hal itu namun di hati kecilnya Ayana ingin membeli baju bayi bersama dengan Aston.
Melihat menantunya yang termenung diam tuan Grayson paham dengan kondisi Ayana sekarang.
"Kamu boleh bertemu dengan Aston dan kamu bisa berbelanja perlengkapan bayi bersama Aston." Ucap tuan Grayson.
"Tapi Pa, Ayana belum siap untuk bertemu dengan Aston." Balas Ayana.
Nyonya Rosvelina mengenggam tangan Ayana. "Jangan di paksakan jika belum ingin bertemu tidak masalah."
Ayana mengangguk kepalanya bertanda setuju.
Setelah sarapan pagi Ayana kembali kamarnya yang berada di lantai dua dengan hati-hati Ayana menaiki anak tangga. Ayana duduk di kursi khusus ibu hamil yang di belikan oleh tuan Grayson saat beliau pergi keluar negeri. Semua kenyamanan yang Ayana dapatkan itu untuk kenyamanan bayi yang di kandung Ayana juga.
...•••...
Seperti hari-hari sebelumnya Aston menjalani kehidupannya selama ini dengan sendiri tanpa kehadiran Ayana di sisinya seperti biasanya. Semenjak Ayana pergi Aston lebih menyukai berada di kantor karena jika ia berada di rumah ia terus mengingat Ayana dan itu membuat Aston merindukan Ayana.
Aston sudah bisa membayangkan perut Ayana yang sudah membesar di mana ada calon bayi mereka yang sangat mereka nanti. Namun Aston begitu menyesali perbuatannya di mana sekarang ia tidak bisa menemani di saat kehamilan Ayana.
Kopi yang Aston pesan sudah jadi dan Aston memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Namun saat hendak masuk ke ruangannya Fany memanggil Aston.
"Tuan Aston ada yang menunggu anda di dalam ruangan." Ucap Fany.
"Siapa?" tanya Aston.
"Mungkin anda bisa melihat sendiri." Jawab Fany.
Karena penasaran Aston masuk ke ruangannya untuk mengecek siapa yang sedang menunggunya. Hal pertama yang Aston lihat adalah wanita berambut panjang yang di ikat kuncir kuda dengan setelan baju yang cukup sederhana namun elegan.
"Maaf apa anda ingin bertemu dengan saya?" tanya Aston.
Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Aston membuat Aston mengerutkan keningnya.
Wanita itu berbalik dan tersenyum manis kearah Aston yang membuat Aston menatap wanita itu tidak percaya.
Ayana Yovanka Matthew.
Wanita yang sangat Aston rindukan selama ini. Aston hampir tidak mengenai istrinya yang memang ada beberapa perubahan di tubuhnya namun tubuh Ayana tidak terlihat gendut. Kopi yang Aston bawa sebelum terjatuh karena begitu terkejut dengan kehadiran Ayana.
Tanpa menunggu lama Aston memeluk tubuh Ayana yang begitu ia rindukan. Pelukan erat yang Aston berikan hampir membuat Ayana kehabisan nafas namun Ayana juga begitu merindukan Aston.
Aston mencium aroma tubuh Ayana yang benar-benar membuatnya tidak ingin melepaskan Ayana.
"Aston lepaskan aku anakku bisa mati karena tertekan olehmu," ucap Ayana.
Mendengar kata anak Aston langsung melepaskan pelukannya dan menatap Ayana yang ternyata benar bayangan Aston di mana Aston membayangkan perut Ayana yang mulai membesar. Aston berlutut dihadapan perut Ayana.
"Hai Nak, maafkan Ayah tidak menemani tumbuh kembang mu di dalam perut Bunda, namun Ayah berjanji mulai sekarang ayah akan menjagamu." Aston meneteskan air mata membuat Ayana ikut menangis melihat Aston.
Aston memeluk tubuh Ayana lagi. "Maafkan aku. Maaf kesalahan yang sudah aku perbuat kepadamu. Maafkan aku sayang." Aston berkali-kali meminta maaf kepada Ayana yang sebenarnya sudah Ayana maafkan.
Aston membawa Ayana untuk duduk di sofa karena melihatnya begitu kelelahan membawa bayi di dalam perutnya.
Ayana memutuskan untuk bertemu dengan Aston karena ia pun sudah begitu merindukan Aston. Pada saat Ayana datang kemari ia meminta bantuan Hadwin untuk memasukkannya tanpa ketahuan oleh siapapun. Jadilah di sini sekarang Ayana sudah bersama dengan Aston.
"Jadi ke mana kamu selama ini? Kenapa kamu menghilang tanpa jejak?" tanya Ayana membawa Ayana duduk di sofa.
"Aku ada di rumah papa," jawab Ayana.
"Papa? Jadi selama ini kamu berada di sana?"
Ayana mengangguk kepalanya.
"Maka dari itu papa tidak membantuku mencari keberadaan mu, kenapa aku baru ngeh sekarang, ya."
"Jadi selama ini kamu tau jika aku sering ke rumah papa?" Tambah Aston.
"Iya, aku tau dan aku tau juga ketika kamu memberi bukti cctv itu kepada papa,"
"Lalu kenapa kamu tidak menemui ku?"
"Karena aku belum siap untuk bertemu denganmu. Jika aku bertemu dengan aku selalu teringat kembali ketika kamu berciuman dengan Xaquila, itu membuatku sakit hati."
Aston membawa Ayana kedalam pelukannya mencoba menenangkan Ayana yang sedang sensitif.
"Maafkan semua yang telah aku lakukan, aku berjanji akan memperbaiki semuanya."
Aston memeluk Ayana lagi dan lagi. Karena ia begitu merindukan Ayana dalam hidupnya. Semenjak Ayana pergi kehidupan Aston benar-benar berubah, namun sekarang Ayana telah kembali dan saatnya Aston memberikan waktunya kepada Ayana.
"Kita makan siang dulu, yuk." Ajak Ayana.
"Ayo." Aston antusias saat Ayana mengajaknya makan siang bersama.
Aston membantu istrinya bangun dari duduknya dan tak lupa Aston mencium punggung tangan Ayana.
Mereka berdua keluar dari ruangan Aston dan Ayana tak sengaja melihat Fany yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Ayana menghampiri Fany yang sedang menatap dirinya.
"Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu," ucap Ayana memeluk tubuh Fany.
"Nyonya anda dari mana saja?" Tanya Fany.
"Nyonya anda hamil!!" Tambah Fany yang terkejut melihat perut buncit Ayana.
"Iya aku tengah mengandung,"
"Nyonya selamat!!!" Tak terasa air mata Fany terjatuh karena mendengar kabar kehamilan Ayana.
Ayana bukan malah ikut menangis ia malah tertawa melihat wajah Fany.
"Kalau begitu aku pergi makan siang dulu," pamit Ayana sambil menghapus air mata Fany.
Aston merangkul pundak sang istri dan sesekali Aston mencium kening Ayana. Senyum Aston telah kembali saat Ayana telah kembali bersamanya. Aston berjanji akan selalu menemani Ayana di masa kehamilannya.
Karyawan yang melihat kemesraan keduanya berjalan berdua membuat mereka sedikit iri kepada Ayana. Dan yang membuat mereka terkejut lagi adalah perut buncit Ayana di mana mereka juga baru mengetahui jika istri CEO nya tengah mengandung.
"Setelah ini kamu sibuk tidak?" tanya Ayana di sela-sela makannya.
"Tidak, apa kamu perlu sesuatu sayang?"
"Kamu ikut aku belanja keperluan anak kita, ya."
"Siap nyonya." Jawab Aston dengan antusias.
...•••...
"Apa ini muat untuk dua bayi?" tanya Ayana kepada pegawai toko perlengkapan bayi.
"Ini memang untuk dua bayi, Bu." Jawab Ayana.
"Kalau begitu saya ambil yang ini," ucap Ayana.
Ayana melanjutkan berbelanja keperluan calon bayinya seperti baju bayi, peralatan mandi dan juga berbagai macam kebutuhan bayinya. Aston yang belum mengerti dengan keperluan bayi ia hanya mengikuti Ayana dari belakang sambil membawa troli belanjaan yang sudah Ayana beli.
Setelah semua kebutuhan bayi selesai Ayana sekarang pergi ke toko baju untuk ibu hamil karena ada beberapa baju yang sudah tidak muat di tubuh Ayana. Jika di bagian ini barulah Aston turun tangan untuk memilihkan baju untuk Ayana.
Ayana yang melihat antusiasnya Aston hanya tersenyum melihat sikap suaminya. Ayana tidak bisa berlama-lama berjalan karena perutnya begitu berat apa lagi ia membawa dua bayi di dalam perutnya.
Mobil mereka tiba di rumahnya dan bodyguard Aston membantu membawakan hasil belanjaan ke dalam rumah.
Ayana bernafas lega saat ia berhasil duduk dengan nyaman di sofa. Aston membuka semua belanja yang Ayana pilih tadi. Namun yang membuat Aston bertanya-tanya kenapa Ayana membeli baju berpasangan dan juga semua barang yang Ayana beli adalah untuk dua bayi.
"Sayang, kenapa kamu membeli dua pasang?" tanya Aston yang memperlihatkan baju bayinya.
"Oh, iya aku lupa memberitahukan mu," jawab Ayana.
"Apa itu?"
Ayana mengambil hasil USG kandungannya dan memberikannya ke Aston.
"Kamu mengandung bayi kembar sayang?" tanya Aston yang tidak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya.
Ayana menganggukkan kepalanya.
Bukan menjawab pertanyaan Ayana barusan Aston malah memeluk tubuh Ayana dan mencium pipi istrinya bertubi-tubi membuat tiga wanita yang berdiri di ambang pintu tercengang.
"Sudahlah cukup itu sangat menjijikan," ucap Grizella.
Ayana dan juga Aston melihat sumber suara yang ternyata adalah ketiga teman Ayana.
"Fany, kenapa kamu kemari? Bukankah aku menyuruhmu untuk memeriksa berkas yang aku berikan?"
Mendengar ucapan Aston tubuh Fany langsung panas dingin. "Tap--tapi tuan Aston perkejaan yang anda berikan sudah saya selesaikan, jika anda tidak percaya anda bisa bertanya dengan. Hadwin." Jelas Fany dengan ketakutan.
Aston tertawa di mana Fany baru melihat Aston tertawa lepas di hadapannya.
"Aku hanya bercanda,"
Plak
Ayana memukul bahu Aston yang membuat Fany ketakutan karena ulahnya. "Ayo sini Fany kamu masuk, biar saja pekerjaan yang Aston beri kamu tinggalkan dulu." Ayana menjulurkan lidahnya kearah Aston.
Akhirnya mereka berempat berkumpul lagi setelah Ayana telah kembali.