Bayu. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang berkuliah di Universitas ternama yang ada di Indonesia meninggal setelah kejatuhan pohon besar yang tersambar petir saat dia pulang dari kerja paruh waktunya.
Dia kira dirinya sudah benar-benar mati. namun alangkah terkejutnya dirinya saat menyadari jika dia belum mati dan kembali terlahir di tubuh seorang bocah berusia 10 tahun yang namanya sama dengan dirinya yaitu Bayu. parahnya lagi dia terlempar sangat jauh di tahun 198. Anehnya Dia memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya di tahun 2025. berdasarkan ingatan Itu Bayu mulai menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat. jika di kehidupan sebelumnya dirinya sangat kesulitan mencari uang di kehidupan ini dia bersumpah akan berusaha menjadi orang kaya dan berdiri di puncak.
Hanya dengan menjadi kaya baru bisa berkecukupan!
Hanya dengan menjadi kaya batu bisa membeli apapun yang diinginkan!
Hanya dengan menjadi kaya aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Balas Dendam.
Bab 18. Balas Dendam.
Seorang anak berusia 13 tahun memakai jaket hitam saat ini tengah berdiri di depan sebuah rumah yang di depan rumah itu ada sebuah papan yang bertuliskan Bimbingan Belajar Tunas Bangsa.
Ya, ini adalah rumah yang biasa dijadikan sebuah tempat les bagi anak-anak. Khusunya untuk anak anak yang bersekolah di bangku SD dan SMP. Tempatnya terkenal cukup nyaman. Ada guru yang sudah diajak berdiskusi, dan juga biaya yang terjangkau. Menjadikan tempat les ini menjadi pilihan bagi kebanyakan siswa dan siswi yang bersekolah dan menimba ilmu.
Tempatnya sendiri di sekitar daerah Cilangkap. Mungkin jaraknya dari Desa Cipayung sekitar 3 km. Jadi, tidak akan terlalu melelahkan jika ditempuh dengan menggunakan sepeda onthel. Bahkan, untuk berjalan pun akan biasa-biasa saja karena anak tahun 1980-an memiliki fisik yang lebih kuat.
Dan tentu saja, yang membuat mereka kuat adalah keadaan yang memaksa mereka memang harus begitu.
Tempat les ini biasanya buka sekitar jam 19.00 sampai jam 20.00. Hanya satu jam akan tetapi dengan guru yang profesional. Satu jam itu benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempelajari banyak hal.
Kembali Ke Cerita.
Seorang anak berusia 13 tahun saat ini dengan sabar, duduk di sebuah bangku yang memang disediakan untuk umum. Memandang lalu lalang kendaraan yang silih berganti.
Kemudian matanya mendongak ke atas menatap langit yang dihiasi bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya.
Anak berusia 13 tahun itu tidak lain adalah Bayu. Ya, seperti yang ia rencanakan, ia akan membereskan semuanya malam ini. Yang artinya, ia akan membuat perhitungan dengan Rio atas apa yang telah dia lakukan terhadap kakaknya.
Bayu sendiri sangat menyadari jika apa yang ia lakukan setelah ini akan jadi titik balik yang merubah jalan hidupnya. Ia jauh lebih memahami dari siapapun. Apa artinya membunuh orang dan memiliki pilar sebagai pembunuh?
Namun, dia tidak peduli, karena bajingan itu memang layak mati. Dengan berbagai macam perbuatan buruknya, memandang rendah orang lain menyiksa mereka dengan memanfaatkan kekuasaan dan kekayaan keluarganya Jika orang seperti ini muncul, apalagi menjadi pegawai pemerintah, ya pastinya negara ini akan hancur.Semuanya akan berantakan.
Masih mending jika hanya ada satu, bagaimana jika ada sepuluh, seratus, seribu, bahkan lebih banyak lagi orang-orang yang memiliki sifat seperti ini. Bisa dipastikan, fondasi negara akan runtuh. Tak berapa banyak generasi-generasi penerus bangsa yang memiliki masa depan cerah dan gemilang akan dihancurkan dan dipekan sedemikian rupa hingga mereka tak terlihat.
Banyak hal yang Bayu pikirkan saat itu. Mau bagaimana lagi? Meskipun anak-anak tapi Jiwanya adalah jiwa orang dewasa dengan ingatan tahun 2025, di mana ia banyak sekali membaca dan mengetahui banyak hal. Bahkan, sampai di 2025 pun, sistem hukum di negara ini bisa dibilang tidak adil, suap menyuap, manipulasi fakta. Semuanya masih sering terjadi.
Yang benar bisa jadi salah, yang salah bisa jadi benar. Itulah realita. Jika di tahun 2025 saja sudah rusak, apalagi di tahun 1980 ini, bukan hanya rusak, tapi akarnya juga sudah busuk.
Mencoba mengejamkan mata, Bayu mencoba melupakan semuanya, dan menyelesaikan segalanya satu demi satu. Dan itu dimulai dari membereskan Rio malam ini. Ya, bahkan ia sudah membawa uang sebesar 1 juta rupiah untuk pelariannya setelah melakukan hal ini.
Dia menunggu dengan sabar sambil melihat-lihat tempat yang mungkin hanya akan menjadi kenangan setelah ini. Tempat yang Entah kapan akan ia kunjungi lagi. Dan dia pasti akan berkunjung. Karena alasannya adalah, keluarganya ada di sini. Itu saja.
Waktu demi waktu terus berjalan. Tak terasa, Waktu menunjukkan. Pukul 20.00.
Berdiri dari duduknya. Kemudian, memasang penutup kepala pada jaketnya. Ia pun mulai berjalan dengan santai.
Bukan benar saja, perusahaan yang melangkah matanya menatap sosok yang familiar tadi siang. Namun, sosok itu saat ini sedang bersama dengan seorang gadis, yang dimana wajah gadis itu terlihat begitu ketakutan. Melihat itu, Bayu menyipitkan matanya. Raut wajahnya menjadi sedingin es.
Melihat bajingan ini menindas orang lain dengan mata kelapa sendiri, ternyata lebih memuakkan daripada membayangkannya.
Ya, sosok itu adalah Rio, dan yang mengikutinya adalah seorang gadis yang entah siapa, Bayu juga tidak tahu. Mereka berjalan di sebuah gang yang sepi, yang agak jauh dari keramaian. Melihat itu, Bayu tersenyum menyeringai. Ekspresi mengerikan langsung terlihat di wajahnya.
Saat Bayu terus memperhatikan ternyata ada 3 sampai 4 orang anak yang berjalan di belakang anak perempuan itu. Tanpa perlu dijelaskan lagi, Bayu langsung paham jika sepertinya mereka adalah anjing-anjing Rio yang diperintahkan untuk berjaga.
Singkat cerita akhirnya Bayu pun berjalan mendekat ke gang itu. Secara otomatis empat orang anak melihat ke arahnya dan berteriak dengan kasar bahkan ada bentakan yang sangat keras yang dibuat untuk menakut-nakuti Bayu.
"Hei bocah! Siapa kamu? cepat pergi dari sini, kalau tidak kami semua akan mengajarimu." kata salah satu dari mereka.
Namun bagi Bayu ceritakan seperti itu tidak lebih hanyalah gertakan sambal yang tidak berarti.
Tanpa banyak bicara dengan gerakan gesit dari teknik beladiri karate. Bayu melesat seperti binatang buas. Lalu melakukan beberapa gerakan mematikan pada titik vital yang membuat lawannya langsung pingsan dalam sekejap.
"WUSH! BUGH! BUGH! BUGH!"
Dengan sekali hantam keempatnya langsung terkapar tak berdaya. Bayu dengan sikap menyerap tubuh keduanya ke samping dengan posisi duduk dan kaki terlentang.
Dengan santai Bayu berjalan ke dalam gang.
Dari dalam gang itu, Saya mendengar sebuah tamparan yang sangat keras dan suara tangisan dari seorang gadis.
"Dasar gadis tidak tahu diri! Beraninya kau menolakku dengan mempermalukanku di depan banyak orang di tempat les."
"PLAK!"
Aku tertarik padamu itu adalah keuntungan bagimu sialan!
"PLAK!"
"Kak Rio..Ma-maafkan aku! Tolong berhenti! " ucapnya di sela-sela isak tangis. Bahkan suaranya sampai bergetar saking takutnya dirinya.
Gadis itu bernama Vania.
Dia adalah seorang gadis yang cantik, manis ramah, dan ceria. Seorang gadis yang penuh semangat dan selalu memberikan aura positif bagi anak-anak yang ada di sekitarnya.
Rio tertarik padanya kemudian menyatakan cintanya di depan banyak orang dan ingin membuat semua orang mengaguminya. Namun tidak disangka, Vania justru menolaknya dan mempermalukan kehidupan banyak orang. Jadi tertawakan dan diejek. Meskipun ejekan itu hanya candaan namun bagi Rio itu adalah penghinaan yang luar biasa.
Akhirnya di sinilah dia. Memberi pelajaran pada gadis tidak tahu diri yang berani menolaknya. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya.
Mendengar apa yang dikatakan Vania bukannya kasihan, Rio justru tertawa terbahak-bahak sambil menatapnya dengan tajam.
"Hahaha! Apa kau bilang? Berhenti?
"Jangan harap aku belum puas menyiksamu!" ucapnya dengan ekspresi menjijikan dimatanya.
Kemudian tatapan matanya mulai mengamati tubuh Vania dari atas ke bawah dengan tatapan cabul yang menjijikkan. Tentu saja, tatapan mata itu membuat Vania semakin yang menjadi semakin ketakutan.
Karena diselimuti oleh keputusasaan kemarahan dan juga kesedihan.
Tanpa sadar Vania berteriak.
"Pergi! pergi menjauh dasar binatang! Kemu adalah manusia yang lebih rendah dari seekor anjing! Cuih!" ucapnya berteriak sambil meludahi wajah Rio.
Merasakan ludah di wajahnya, Rio meradang, wajahnya segera merah madam, dan tangannya langsung terangkat untuk kembali menampar Vania lagi.
Melihat hal itu, Vania hanya bisa pasrah sambil memejamkan matanya.
Namun titik berikutnya yang terdengar adalah teriakan memilukan dari Rio.
Melihat itu Vania sangat terkejut
Dengan reflek ia membuka mata, ternyata ada orang lain disana. Orang itu memakai jaket hitam. Wajahnya tidak jelas karena memakai kain hitam yang menutupi separuh wajahnya.
Tidak lama kemudian, terdengar suara "KRAK"
Itu adalah bunyi tulang yang dipatahkan dengan paksa. Dan benar saja saat ini Rio berteriak dengan suara yang mengeluhkan karena tangan kanannya telah patah dengan sudut yang aneh.
Suara teriakannya terendam karena mulutnya dengan cepat segera dibungkam.
Dan sosok itu tidak lain adalah Bayu. Ya, Bayu telah mengambil tindakan. Apa yang dilakukan oleh Rio benar-benar tidak bermoral dan ia sudah tidak tahan lagi.