Bukan terlahir dari keluarga miskin, tidak juga terlilit hutang atau berada dalam situasi yang terdesak. Hanya saja alasan yang masuk akal bagi Alexandra menjadi simpanan bosnya karena dia telah jatuh hati pada karisma seorang Damian.
Pertentangan selalu ada dalam pikirannya. Akan tetapi logikanya selalu kalah dengan hatinya yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan terlarang itu. Bagaimana tidak, bosnya sudah memiliki istri dan seorang anak.
Di sisi lain ada Leo, pria baik hati yang selalu mencintainya tanpa batas.
Bisakah Alexandra bahagia? Bersama siapa dia akan hidup bahagia?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexandra (Simpanan Bos) 24
Menjelang beberapa jam pernikahannya bersama Leo, Sandra dilanda gelisah yang cukup luar biasa sehingga menganggu waktu tidurnya. Dia terus terjaga dengan mata yang enggan terpejam, rasa kantuk sangat jauh darinya.
Sebuah benda kecil sudah ada di tangannya. Tubuhnya di banjiri keringat dingin sebesar biji jagung. Kemudian dia membangunkan Mama Reni yang sudah terlelap tidur sebab tidak sanggup menanggung semuanya seorang diri. Perempuan itu langsung bangun dan menatap putrinya.
"Kau tidak bisa tidur?."
Sandra hanya mengangguk.
"Hal yang wajar, karena kau sangat tegang untuk menyambut esok hari. Tapi kau harus tetap tidur walau hanya beberapa jam."
Sandra menggeleng. "Aku tidak bisa."
"Ada apa?."
Hening, untuk beberapa lama Sandra terdiam. Hanya mampu menatap sang Mama penuh kekhawatiran.
"Jangan membuat Mama takut, Sandra. Katakan, ada apa?."
Sandra menujukkan benda kecil dari balik tangannya, Mama Reni menatapnya tajam benda kecil tersebut dengan perasaan campur aduk.
"Kau hamil?."
Sandra mulai menangis. "Iya, Mama."
Mama Reni langsung memeluk putrinya. Mengusap punggungnya, menenangkan Sandra yang menangis semakin kencang dalam pelukannya. Dia tidak pernah membayangkan hal buruk ini akan terjadi dalam hidup mereka. Tapi kenyataan ini tidak bisa lagi dihindarinya.
"Kau tenang saja, Leo akan bertanggung jawab dengan menikahimu besok pagi."
Sandra menggeleng lemah. "Aku tidak pernah tidur dengan Leo, Ma."
Mama Rita terdiam sembari memejamkan mata. Rasanya sangat marah tapi dia tidak bisa menyakiti putrinya yang sedang sedih.
"Tapi Pak Damian juga tidak mungkin karena dia..."
Sandra melepaskan pelukannya lalu menatap sang Mama. Kemudian dia mengambil ponselnya, mencari pesan yang Damian kirim.
Deg
"Setelah percintaan terakhir kita, mungkin saja kau akan hamil anakku karena aku sudah melepasnya saat mengurus perceraian dengan Juwita."
Sandra berteriak histeris. "Tidak!."
"Apa bayi itu milik itu Damian?."
Sandra mengangguk sembari menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Sampai pagi datang menyapa Sandra belum siap apa-apa. Shasa dan Widya yang datang ke apartemen merasa heran dengan keadaan Sandra. Tapi mereka tidak ada yang berani bertanya, hanya melihat setiap gerak Sandra, Leo dan Mama Reni yang terlihat sangat khawatir.
Leo sudah berada di sana beberapa menit lalu dan sudah mengetahui kehamilan Sandra setelah Mama Reni menceritakan semuanya. Dan Sandra mengakuinya disertai permohonan maaf.
"Pernikahan ini tetap akan berlangsung dan apapun nanti ke depannya Sandra dan bayinya akan menjadi tanggung jawabku."
Mama Reni merasa lega atas kesiapan Leo bertanggung jawab terhadap Sandra dan bayinya. Mama Reni tidak meragukan ketulusan dan kebaikan Leo terhadap putrinya. Sandra sudah bisa menebak kalau Leo pasti mau menerimanya tetapi dia tidak menginginkannya. Dia tidak mau membebani Leo seumur hidupnya.
"Bayi?."
Shasa dan Widya saling pandang dengan raut wajah penuh tanda tanya.
"Bayi siapa?."
Tanya mereka tanpa suara, hanya menggunakan gerak bibir saja. Tapi mereka kembali diam tanpa mampu melontarkan pertanyaan. Kemudian Mama Reni meminta Sandra untuk segera bersiap di bantu tukang rias yang sudah datang. Sedangkan Shasa dan Widya membantu Mama Reni.
Leo mendatangi Sandra yang sudah selesai make up. Perempuan itu semakin terlihat sangat cantik. Cintanya tidak hilang begitu saja walau Sandra sudah membuatnya sangat kecewa, bahkan dengan bodohnya dia mau menerimanya. Sandra menatap Leo dari pantulan cermin.
"Kau tidak harus melakukan pengorbanan ini."
"Aku tidak berkorban apapun, Sandra. Ini semaunya hanya karena rasa cintaku padamu."
Sandra menatap haru pria yang sudah sering disakitinya. "Maafkan aku, Leo."
Kemudian Leo memeluknya dari belakang. "Tidak apa-apa. Tapi aku minta sesuatu darimu."
"Apa?."
"Tetap rahasiakan kehamilan ini dari Pak Damian. Apa bisa?."
Karena Leo sangat takut kalau Damian akan mengambil Sandra darinya. Hal yang tidak akan pernah dibiarkannya. Walau dia harus terluka karena kehadiran bayi milik Damian. Tapi dia yakin lambat laun bisa menerima anak yang lahir dari rahim Sandra. Perempuan yang teramat sangat dicintainya.
Sandra mengangguk lalu memegangi tangan Leo.
Kini, sekarang Leo dan Sandra sudah menjadi pasangan suami istri. Tidak ada yang tidak bahagia atas pernikahan itu. Semua yang hadir di sana sangat mendoakan untuk kebahagiaan Leo dan Sandra.
Kedua orang tua Leo berbincang santai dengan Mama Reni setelah acara sederhana pernikahan selesai.
"Aku tidak bisa lama-lama di sini, jadi mungkin besok sudah pulang."
"Baik, besan. Sandra akan aman bersama Leo. Tenang saja ada aku dan suamiku yang akan menemai Sandra."
"Terima kasih, Sandra sangat beruntung memiliki kalian."
"Kami juga sangat beruntung memiliki Sandra, Leo sangat bahagia."
Setelah berbincang kedua orang tua Leo pun pamit pulang. Karena setelah ini anak dan menantunya akan bulan madu di hotel yang telah disiapkan mereka sebagai hadiah pernikahan.
Shasa dan Widya juga hendak pulang, tapi mereka mengajak Leo bicara lebih dulu guna memastikan apa yang ingin mereka ketahui.
"Ada apa?."
Tanpa pendahuluan langsung saja Shasa menuduh Leo. "Kau sudah menghamili Sandra?."
"Kalau iya memangnya kenapa? Kan tetap aku nikahi?."
Kini Widya yang ikut bicara. "Jadi benar Sandra hamil?."
Leo segera memenuhi rasa keingintahuan mereka. "Iya, Sandra sedang hamil anakku."
"Oke."
Kemudian Shasa dan Widya pamit sembari menatap perut Sandra yang masih datar.
"Kami pulang, Sandra."
"Iya, terima kasih."
"Hmmm."
Sandra dan Leo sudah siap untuk ke hotel, merayakan bulan madu mereka yang sebenarnya tidak diperlukan. Tapi Leo tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dia pun tetap mengajak Sandra untuk menginap di sana.
Tepat pukul tujuh malam mereka tiba di kamar hotel. Sandra dan Leo duduk di sofa, mereka saling tatap namun dengan suasana yang cukup canggung.
Sandra memecah kecanggungan dengan meminta Leo untuk membersihkan diri. "Lebih baik kau mandi."
"Iya kau benar, semua tubuhku terasa lengket."
Leo menghilang dibalik pintu kamar mandi. Sandra mulai menyiapkan pakaian Leo. Kemudian dia diam mematung di depan cermin. Dia tahu dia tidak sempurna untuk Leo tapi dia harus menjalankan kewajibannya dengan cara yang lain.
Pintu kamar mandi terbuka dan Leo tertegun di depannya. Sandra begitu menggoda dengan pakaian seksi yang super menerawang. Andai saja tidak ada bayi dalam perut Sandra, sudah pasti Sandra menjadi miliknya seutuhnya. Pun dengan Sandra yang pertama kali melihat tubuh Leo yang tidak kalah bagus dengan tubuh Damian. Sandra segera mengusir Damian yang tiba-tiba muncul dalam benaknya.
"Ini pakaianmu"
Leo melangkah mendekatinya. "Iya."
Leo memegangi tangan Sandra sembari mengabulkan pakaiannya. "Kau sangat cantik."
Sandra tersenyum manis. "Kau juga sangat tampan."
Lalu keduanya saling berhadapan dengan degup jantung yang menggila. Pakaian ganti Leo terlepas dari tangannya karena tangan itu kini sudah berada di atas bibir Sandra. Mengusapnya lembut hingga bibir atas bawah itu terbuka dan tanpa permisi lagi Leo segera menciumnya dengan sangat lembut.
Bukan cuma damian sumber kebahagiaanmu klo ko jeli byk sumber kebahagiaan disekitarmu .
lucunya damian dngn istrinya yg dulu dicintainya bs tegas dngn menceraikannya tpi knp dngn aurora yg bkn anak kandungnya mlh lemah.
entah kalau dia tau damian - sandra 😊🤫