"Mulai sekarang, kamu adalah pelayan pribadiku! Kamu hanya boleh mendengar dan patuh pada perintahku!"
*****
Akibat peperangan yang terjadi antara kaum vampir dan manusia. Aurora, gadis yang masih berusia 18 tahun itu menjadi tawanan di Istana Vampir. Dan sialnya, Putra Mahkota Istana malah menjadikan Aurora sebagai pelayan pribadi atau sering disebut dengan 'Pelayan Darah'
Apakah Aurora bisa terlepas dari jerat Panggeran Felix? Atau ia akan menjadi Pelayan Darah Tuan Vampir itu seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum Perjanjian Darah
...Flashback....
"Jelaskan padaku, apa maksud dari acara pertunangan yang terjadi di kaum manusia!" ucap Pangeran Felix pada salah seorang penasihat istana.
"Acara pertunangan biasanya terjadi sebagai bentuk ikatan antara seorang wanita dan pria, sebelum keduanya melangkah kejenjang yang lebih serius lagi, sama seperti kaum kita, mereka juga akan melakukan pernikahan. Tapi, tidak semua acara pertunangan akan selalu berakhir dengan pernikahan, ada beberapa kasus juga yang akan membatalkan ikatan pertunangan karena beberapa alasan."
"Apakah setelah acara pertunangan, wanita itu bisa disebut sebagai calon istri sang pria?" tanya Pangeran Felix serius.
"Bisa saja, Tuan. Selama tidak ada yang membatalkan ikatan pertunangan tersebut, maka keduanya akan terus terikat satu sama lain."
Pangeran Felix diam sejenak, seolah sedang mencerna kata demi kata yang baru saja ia dengar.
"Hal semacam apa yang kita miliki dan sama status dengan pertunangan di kaum manusia?"
Penasihat istana itu kini diam sejenak. Ia tidak langsung menjawab. Hingga beberapa saat kemudian.
"Kita juga memiliki tradisi pertunangan, Tuan. Tapi, jika Anda menanyakan hal yang sama nilainya, mungkin perjanjian darah adalah jawabannya."
"Perjanjian darah?"
"Iya, Tuan. Perjanjian darah biasanya sering dilakukan oleh orang-orang pendahulu kita untuk mengikat seseorang, dalam hal ini, bukan ikatan antara seorang wanita dan perempuan saja, seperti pertunangan, tapi bisa juga ikatan antara seorang Tuan dan Pengabdinya."
"Apakah tidak ada batasan untuk melakukan perjanjian itu?" tanya Pangeran Felix, kali ini wajahnya terlihat lebih serius lagi.
"Tidak ada, perjanjian darah bisa dilakukan dengan siapapun, baik itu dengan kaum vampir, atau dengan kaum manusia, kaum serigala, bahkan dengan kaum penyihir."
Pangeran Felix tersenyum puas mendengar jawaban tersebut.
"Keluarlah, aku akan memanggilmu lagi nanti!"
"Baik, Tuan. Kalau begitu saya undur diri terlebih dahulu."
"Hmm."
Pangeran Felix menatap langit-langit ruang rapat khususnya, sebuah senyuman penuh kemenangan menghiasi wajah dingin vampir itu.
"Sekarang, aku juga bisa melakukan hal sama padamu, Aurora."
Berawal dari rasa kesal setelah mengetahui kalau Aurora ternyata sudah bertunangan dengan pria lain dari kalangan kaum manusia, membuat Pangeran Felix berambisi untuk melakukan hal yang sama.
Namun, karena perbedaan di antara mereka, Pangeran Felix tentu saja tidak bisa asal menjadi Aurora sebagai tunangannya, terlebih lagi ia tidak yakin untuk melakukan hal itu. Karena sejauh ini, yang Pangeran Felix rasakan tidak bisa disebut cinta atau rasa suka.
Ia hanya tidak ingin apa yang sudah ia akui sebagai miliknya akan diakui oleh orang lain juga atau akan menjadi milik orang lain. Dan pantang bagi seorang Pangeran Felix untuk kalah, apalagi karena satu orang wanita biasa.
Pangeran Felix ingin membuktikan kalau dia bisa mendapatkan apapun yang ia mau dan apa yang sudah ada di tangannya tidak akan berpindah ke tangan orang lain, kecuali Pangeran Felix sendiri yang melepasnya.
"Aku pastikan kamu akan menyetujui perjanjian ini, jikapun tidak, aku akan membuatmu menyetujuinya dengan cara apapun itu!"
Ya, dialah Pangeran Mahkota Istana Vampir yang selalu dikenal dengan sikap kejam tanpa belas kasih itu. Pangeran yang akan melakukan seribu satu cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Tanpa mengenal apa itu kendala dan penolakan.
"Selamat datang kelinci kecil, mari berjalan-jalan lebih jauh lagi denganku."