NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melihat Bimo

Bab24

Hari ketiga, mereka memutuskan untuk mengunjungi London Eye. Mereka naik kapsul besar yang perlahan-lahan membawa mereka ke ketinggian, memberikan pemandangan spektakuler kota London dari atas. Alya tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat melihat pemandangan yang menakjubkan itu.

“Aku tidak pernah membayangkan bisa melihat London dari atas seperti ini,” katanya dengan mata berbinar.

“Ini adalah salah satu momen terbaik dalam hidupku,” kata Mas Faris, mencium pipi Alya.

Setelah turun dari London Eye, mereka berjalan-jalan di sepanjang South Bank, menikmati suasana yang hidup dengan banyaknya penampil jalanan dan kios-kios makanan. Mereka mencoba beberapa makanan ringan khas London, seperti pie dan mash serta churros yang manis.

Hari keempat, mereka menghabiskan waktu berbelanja di Oxford Street. Alya menikmati berbelanja di butik-butik terkenal dan toko-toko yang menjual barang-barang unik. Mas Faris dengan sabar menemani Alya, bahkan membantu memilihkan beberapa pakaian yang membuat Alya tersenyum senang.

“Semuanya terlihat bagus padamu,” kata Mas Faris sambil tersenyum puas melihat Alya mencoba pakaian baru.

“Kamu memang punya selera yang bagus, Mas,” balas Alya dengan gembira.

Malam harinya, mereka menikmati makan malam romantis di sebuah restoran Italia. Alya memesan pasta seafood, sementara Mas Faris memilih pizza yang renyah dan lezat. Mereka berbicara tentang masa depan mereka, rencana-rencana yang ingin mereka capai bersama, dan mengenang perjalanan mereka sejauh ini.

Di perjalanan menuju hotel, Alya berusaha meminta pada Faris ingin jalan-jalan ke kota Cambridge. Namun, dia bingung cara menyampaikannya, takut Mas Faris curiga.

"Ada apa?" tanya Faris seakan-akan paham dengan diamnya Alya.

"E-enggak Mas, cuma pengen cepat sampai hotel aja," Jawab Alya berbohong.

Faris menarik Alya lebih dekat dalam pelukannya, dia mencoba mengerti istrinya yang mungkin kelelahan.

#Esok Harinya#

Hari kelima, mereka mengunjungi Tower of London dan melihat Mahkota Permata Inggris yang legendaris. Alya merasa kagum dengan sejarah dan keindahan tempat itu. Mereka juga berjalan-jalan di sekitar kota, mengunjungi beberapa tempat ikonik lainnya seperti Piccadilly Circus dan Trafalgar Square.

Sore harinya, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di Hyde Park. Mereka menyewa perahu dayung dan menghabiskan waktu berlayar di danau, menikmati ketenangan dan keindahan taman tersebut. Alya merasa begitu damai, duduk di samping suaminya yang dengan penuh cinta mendayung perahu.

“Terima kasih, Sayang, untuk perjalanan ini. Ini benar-benar bulan madu yang sempurna,” kata Alya dengan mata berbinar.

“Aku senang bisa membuatmu bahagia. Ini adalah awal dari banyak petualangan indah kita bersama,” jawab Mas Faris sambil tersenyum penuh kasih.

Malam-malam terakhir mereka di London, mereka memutuskan untuk menikmati makan malam mewah di restoran bintang lima dengan pemandangan indah London. Alya mengenakan gaun cantik yang baru saja dibelinya, dan Mas Faris tampak gagah dengan setelan formalnya. Mereka menikmati hidangan lezat dengan wine yang berkualitas, berbicara tentang masa depan mereka dan rencana-rencana baru.

Saat makan malam usai, mereka berjalan kembali ke hotel dengan perasaan bahagia. Alya merasakan kehangatan cinta suaminya dan merasa bersyukur atas setiap momen yang mereka lalui bersama. Bulan madu mereka di Eropa menjadi kenangan yang tidak akan pernah mereka lupakan, penuh dengan kebahagiaan, petualangan, dan cinta yang semakin kuat.

Keesokan harinya, sebelum pulang ke Indonesia, Alya dan Mas Faris memutuskan untuk membeli oleh-oleh terlebih dahulu. Mereka menuju pusat perbelanjaan terkenal di London, tempat yang ramai dengan wisatawan dan penduduk lokal.

Sambil berjalan-jalan di antara deretan toko yang menjual berbagai macam makanan, barang, Alya tiba-tiba merasa melihat seseorang yang familiar. Seorang pria berdiri di dekat toko elektronik, tampak sedang memperhatikan barang-barang yang dipajang. Alya berhenti sejenak, matanya terfokus pada sosok pria tersebut. Wajahnya tampak familiar, meskipun sedikit berbeda dari yang dia ingat.

“Sayang, kamu kenapa berhenti?” tanya Mas Faris sambil menatap Alya dengan khawatir.

Alya menggeleng pelan. “Aku hanya... sepertinya aku mengenal seseorang,” jawabnya sambil tetap memandang ke arah pria tersebut.

Mas Faris mengikuti arah pandangan Alya dan melihat pria yang dimaksud. Pria itu terlihat sibuk memeriksa sesuatu di ponselnya. Wajahnya tampak serius, dengan mata yang fokus pada layar.

“Siapa dia? Teman lama?” tanya Mas Faris dengan penasaran.

Alya terdiam sejenak, berusaha menutupi perasaannya. “Mungkin... hanya seseorang yang mirip,” jawabnya dengan senyum tipis. “Ayo, kita lanjut belanja.”

Mereka melanjutkan langkah, tetapi Alya masih merasa gelisah. Rasa rindu dan penasaran tentang Bimo kembali mengusik hatinya. Ia mencoba menikmati sisa waktu mereka di pusat perbelanjaan, meskipun pikirannya terus terbayang pada sosok pria tadi.

Setelah berbelanja, mereka memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran terdekat. Alya berusaha untuk terlibat dalam percakapan dengan Mas Faris, tetapi sesekali pandangannya melayang ke arah pintu masuk restoran, berharap melihat pria itu lagi.

“Sayang, kamu terlihat tidak fokus,” kata Mas Faris sambil mengaduk minumannya. “Ada yang mengganggu pikiranmu?”

Alya tersenyum dan menggeleng. “Tidak, aku hanya sedikit lelah. Mungkin karena kita sudah berjalan cukup lama.”

Mas Faris mengangguk mengerti. “Baiklah. Setelah makan, kita bisa kembali ke hotel dan beristirahat sebelum penerbangan besok.”

Mereka menikmati makan siang dengan suasana yang tenang, tetapi dalam hati Alya masih merasakan kekosongan. Kenangan masa lalu bersama Bimo kembali membanjiri pikirannya, membuatnya merasa rindu yang dalam.

Keesokan paginya, setelah mengepak barang-barang dan bersiap untuk pulang, Alya masih memikirkan pertemuan singkat dengan sosok yang mirip Bimo. Saat mereka bersiap meninggalkan hotel, Alya berdiri di dekat jendela, memandangi pemandangan kota London yang indah.

Mas Faris mendekat dan memeluknya dari belakang. “Sayang, kamu pasti akan merindukan tempat ini.”

Alya tersenyum dan menoleh menatap suaminya. “Iya, tempat ini begitu indah. Terima kasih telah membuat perjalanan ini begitu istimewa.”

Mas Faris mencium kening Alya dengan penuh kasih. “Aku senang bisa membuatmu bahagia. Mari kita pulang dan memulai babak baru dalam hidup kita.”

Setelah menyelesaikan makan siang mereka di restoran yang nyaman, Alya dan Mas Faris berjalan-jalan sebentar di pusat perbelanjaan bandara untuk membeli oleh-oleh lagi. Sepertinya souvernir yang dijual di dekat Bandara lebih menarik dari yang kemarin dibeli. Alya juga masih merasa sedikit gelisah, pikirannya terus melayang ke sosok pria yang dilihatnya kemarin.

Saat mereka berada di pusat perbelanjaan bandara, Alya merasa de javu melihat sosok pria yang sama dari hari sebelumnya. Dia berhenti sejenak, menatap pria itu dengan lebih seksama. Pria itu sedang berbicara dengan seorang wanita yang mungkin koleganya, tampak serius membahas sesuatu.

Alya menguatkan diri, mencoba mencari tahu lebih banyak. Namun, pria itu tiba-tiba berbalik dan berjalan pergi dengan meninggalkan wanita itu di sana, dan itu membuat Alya hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh. Perasaan rindu dan penasaran bercampur dalam hatinya, tetapi ia tahu bahwa masa lalu adalah bagian dari dirinya yang telah berlalu.

Bersambung....

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!