NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Mantan Istri

Mengejar Cinta Mantan Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Razi Maulidi

Arumi Yudistira seorang wanita yang penyabar. setiap ada masalah dalam rumah tangga selalu dia hadapi dengan sabar.

akan tetapi, untuk masalah kali ini tidak bisa membuat Arumi untuk lebih bersabar lagi. Hingga Arumi memilih untuk pergi meninggalkan suaminya yang tak kunjung ada perubahan.

lalu bagaimana reaksi Gibran iskandar yang mengetahui istrinya pergi meninggalkan nya?

Akankah Gibran mengejarnya? atau membiarkan nya?

yuk simak kisah ini sampai habis yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razi Maulidi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. Dua Puluh Dua

Bab. 22

Pak Alex lalu tersenyum.

"Terimakasih, ini adalah ciuman pertama kita." ujar pak Alex sambil tersenyum.

Mendengar ucapan itu, Arumi menepuk pelan dahi pak Alex.

Sontak pak Alex terkekeh geli melihat Arumi yang malu malu.

Tak lama kemudian datanglah sekelompok anggota TNI ke sana. Pak Alex pun segera mendekat ke sana, pak Alex memberi kode pada mereka bahwa ada penyusup sekitar sini. Melihat para anggota itu sudah lengkap dengan semua senjata membuat pak Alex merasa lega. Pak Alex pun meminta satu kacamata inflaret dan segera memakainya.

Sekarang ia bisa melihat jelas musuh yang berada dalam gelap. Tak berapa lama, tembakan dari musuh kembali terdengar dan untung saja tidak terkena siapapun. Mereka para anggota TNI pun segera bersiap mengambil ancangan dan bersembunyi di balik pohon-pohon yang besar. Sementara pak Alex yang terikat dengan Arumi terpaksa harus melindunginya. Mereka bersembunyi di pohon yang sama.

Arumi yang merasa sangat takut dengan suara senjata dan letusan hanya bisa menutup mata dan telinga. Seolah Arumi sudah terlalu trauma dengan semua suara itu. Entah kenapa pak Alex merasa heran melihatnya.

"Sayang, kamu baik baik saja? Kamu tidak perlu takut, ya. Kamu harus hadapi semua itu dengan mata terbuka. Kamu jangan merasa takut. Oke!" pak Alex berusaha membujuk Arumi supaya berhenti untuk takut.

Arumi hanya mengangguk dan memeluk tubuh kekar pak Alex.

Tanpa sengaja, Arumi menangkap sosok di belakang gubuk itu. Dengan jelas Arumi melihat seseorang dengan menyeret seseorang. Ia menepuk bahu pak Alex dan kemudian menunjukkan tangannya ke arah yang di lihat tadi.

Pak Alex pun melihat dengan teliti, benar saja ada seseorang di sana. Pak Alex pun memberi aba aba pada Arumi untuk tetap mengikuti langkahnya tanpa suara dan juga takut. Awalnya, Arumi ragu, tetapi kemudian dia memantapkan langkahnya. Ia berpikir pak Alex pasti melindunginya.

Mereka pun mendekati gubuk itu dengan perlahan.

"Mika...!" teriak Arumi pecah ketika mendapati sahabatnya sedang di ikat di tiang itu.

Stttt...

Dengan cepat pak Alex menutup mulut Arumi dengan tangannya.

"Pelankan suaramu.." ujar pak Alex.

"Mas, itu Mika. Berarti benar, Mika di culik mereka." jawab Arumi dengan mata berbinar.

Karena suara Arumi tadi yang kencang, akhirnya persembunyian mereka di ketahui oleh musuh.

"Akhirnya kalian datang juga.. Terimakasih karena sudah datang, ayo, duduklah." ujar Mario si bos besar mereka.

"Lepaskan Mika. Kenapa kau menculiknya?" bentak Arumi lantang.

Degh...

Mendengar suara itu membuat Mario menoleh menatapnya dalam dalam. Suara itu sangat familiar baginya.

"Dia membuat masalah denganku, tentu saja aku menculiknya. Karena ini saatnya untuk di culik, karena dia sedang sendirian. Dan siapa kau?"

"Suaramu sungguh tidak asing bagiku, sepertinya pernah aku dengar dari kecil. Siapa nama ibumu?" sambungnya lagi.

"Bukan urusanmu! Apa hakmu menanyakan ibuku!" bentak Arumi lantang.

Terlihat pak Alex menatap Mario dengan nanar tanpa ekspresi.

"Kau! Ke marilah!" ujar Mario menunjuk ke arah pak Alex.

Pak Alex pun datang mendekat, begitu juga dengan Arumi.

"Bukan kau yang aku suruh, tapi pria itu!"

"Kau tidak lihat. Tangan kami tersambung. Kami terikat, hubungan kami tersambung begitu dalam. Jika kau memanggilnya, sama saja dengan memanggilku." jawab Arumi dengan tegas.

Terlihat Mario hanya mengangguk saja tanpa menjawab apapun lagi.

Begitu setelah pak Alex berdiri di dekat Mario, begitu pula tali ikatan tangan mereka di potong begitu saja tanpa mereka sadari, begitu pula dengan Arumi dengan cepat langsung di dorong menjauh dari pak Alex.

"Awww..." pekik Arumi kesakitan sekaligus terkejut dengan tindakan yang tiba tiba itu.

"Hey, apa yang kalian lakukan?" teriak pak Alex ketika melihat Arumi di dorong begitu saja.

Pak Alex pun segera di pukul dengan senjata hingga tersungkur ke lantai. Kini posisi membungkuk dengan menahan senjata itu.

"Tenang.. Tenang saja, kekasihmu itu tidak kenapa napa asal kau tidak bertindak apa apa. Katakan padaku, siapa nama ibunya!"

"Cuih! Mana aku tau siapa nama ibunya. Dia sudah tidak punya ibu. Aku melamarnya pada bibinya. Jangan pernah kau menyakitinya, atau kau kuhabisi!"

Sejenak Mario mematung mencerna ucapan pak Alex, pria itu tidak tau nama ibu kekasihnya. Hanya bibinya saja.

"Kalau begitu katakan siapa nama bibinya?" tanya Mario sekali lagi.

"Kenapa kau ingin tau sekali latar belakang wanita ini. Apa urusanmu dengan wanita ini?" tanya pak Alex.

"Bukan urusanmu untuk tau. Apa yang aku tanya tinggal kamu jawab saja bodoh!" bentak Mario dengan tegas karena marah.

"Bibiku punya rumah kontrakan di kota ini. Kontrakan bik Nur. Nama lengkapnya Nuraini." jawab Arumi yang membantu pak Alex menjawabnya.

Mario kembali terpaku. Ia mengingat nama itu, tapi dirinya masih tidak yakin bahwa itu orangnya. Kemudian dia mengeluarkan foto bik Nur dan menunjukkan pada Arumi.

"Apakah ini orangnya?" tanya Mario pelan.

Arumi mengangguk setelah melihat foto itu.

"Dari mana kau mendapatkan foto bibi ku? Apa mau kalian?!" tanya Arumi yang kini berubah menjadi aura takut.

"Lihatlah baik baik. Apa yang di sebelahnya ini adalah ibumu?"

Kemudian Mario membuka lipatan foto sebelahnya lagi, terlihat di sana dua adik kakak sedang berfoto bersama di sana. Dua saudari itu saling berpelukan. Arumi mengambil foto itu dan merabanya.

"Dari mana kau mendapatkan foto ini? Siapa kau?" tanya Arumi gemetaran.

"Tidak perlu tau siapa aku. Jawab saja benar atau tidak!"

"Iya. Wanita yang berada di sebelah bibi adalah ibuku. Sebelum ibu meninggal, ia sempat bercerita bahwa ayahku pergi entah kemana setelah berkhianat padanya. Ibu bilang, carilah dia. Namun, aku menjawab, aku tidak akan mencarinya. Aku membencinya. Aku membenci orang yang sudah membuat ibu seperti ini." jawab Arumi dengan mata memerah.

Sesaat kemudian air matanya menetes membasahi pipinya.

Kala teringat masa masa hidupnya bersama ibunya, ada kebahagiaan di sana. Namun, ada juga rasa sedih yang terlihat di wajah ibunya. Arumi yakin ada tersimpan sebuah rasa sakit dalam diri ibunya. Walaupun di saat ia bertanya, ibunya selalu menjawab tidak apa-apa.

Mario bangkit dan berjalan mendekatinya. Dia men jongkok biar sejajar dengan Arumi. Dia mengambil dan menampung air mata Arumi yang jatuh begitu saja tanpa terdengar suara isakan.

Arumi mendongakkan kepalanya menatap Mario, kemudian dia tersenyum sinis bercampur simrk.

Tanpa ada yang sadari, dengan cepat tangan Arumi di ayunkan ke arah leher Mario dan di tusukkan dengan tusukan rambut miliknya.

"Awwhhh..." teriak Mario yang kesakitan.

"Dasar sialan..!" umpatnya lagi.

Belum sempat anak buahnya itu beraksi, sudah lebih dulu di pukul oleh pak Alex dari belakang.

Sekarang, semua anak buah Mario sudah berhasil di lumpuhkan oleh pak Alex.

"Kau yang sialan. Kau ayah yang sialan! Aku bersumpah demi ibuku yang kau sakiti, akan aku balas semua dendam ibuku!" teriak Arumi pecah dan ingin menusuknya sekali lagi, namun, kali ini Mario bisa mengelak.

"Kau, kau Arumi? Putriku,," pekik Mario.

"Jangan pernah memanggilku putrimu. Aku tidak sudi menjadi putri seorang penjahat seperti mu!"

Arumi segera melangkah untuk melepaskan ikatan tangan Mika yang terikat. Setelah itu, Arumi pun kembali mendekati pak Alex dan segera menarik tangannya untuk berlalu dari sana.

Para anggota TNI itupun datang segera meringkus mereka semua. Mario terlihat tidak bisa lagi melawan dan memberontak.

Bersambung...

Yuk lanjut bab 23...

Simak terus ya...

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Radya Arynda
udah thor buat arumi dan pak alex menikah saja,,,jangan bodoh arumi,,masih mengharap kan mantan gila mu....
Radya Arynda
lebih baik kamu terima aja arumi,,dari pada kembali sama mantan mu yang ngak ber guna,,,bodoh kalau kamu menyia2,kan pak alex
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Radya Arynda
sudah terima saja arumy,,jangan kembali pada sampah seperti mantan suami mu....
Radya Arynda
cepet nikah sama pak alex aja
Radya Arynda
alhamdulillah,,,,semogah kamu selalu baik2,saja arumy
Eriani Eriani
kok nggantung lagi
Razi Maulidi: gantung gimana sih bund...
total 1 replies
Maryati
kyk'a bakalan bucin tuh pak Alex....
Razi Maulidi: sepertinya.. yuk simak kelanjutannya..
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
Arumi kan masih sah istri orang ko ,di biarkan di peluk lelaki lain
Razi Maulidi: mungkin terbawa suasana kali kk🤣🤣
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
lihat tu ,kelakuan tunangan mu itu
Razi Maulidi: heheh. iya tuh kk..
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
salam thoor
Radya Arynda: semangaaat arumy semogah kamu mendapat kan yang lebih baik dari suami yang doyan selingkuh
Razi Maulidi: salam kembali kkak 🥰🥰.. terimakasih sudah mampir baca. semoga betah kkak. yuk di lanjut baca.. 🥰🥰😘
total 2 replies
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Farida@hidayu🇵🇸
lanjut.. menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!