NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25 - hamil?

"Aku memberimu waktu bicara 10 menit, katakan apa yang kau tau dan alasan kau bekerja dengan Dominic!"

Gio memerintahkan Maxime untuk membawa Damar duduk di kursi yang sudah di sediakan. menariknya hingga bangkit meksipun dalam keadaan terikat dengan rantai, dorongan kasar hampir saja membuat pria tua itu terjerembab.

Cahaya temaram menerangi ruang interogasi, tidak ada udara yang masuk, oksigen terasa mencekik jika terlalu lama di dalam. pada meja kecil, Gio meletakkan alat perekam suara. disana juga terdapat alat berupa pedang kecil, pistol dan beberapa alat setrum.

Damar yang sudah berdarah-darah kian tersiksa bilamana tidak menjawab dengan jujur, karena alat setrum itu akan di gunakan untuk mengungkap kejujuran. dua pengawal menjaga sisi kanan dan sisi kiri Damar hingga tak ada celah untuknya kabur.

"Apa kalian akan tetap membunuhku jika aku sudah berkata jujur?" tanya Damar dengan suara parau.

"Tergantung pada bos ku, kejujuranmu menentukan apa kau akan terbunuh atau tidak. ya, kalau tidak mau binasa, maka bicaralah yang jujur!"

"Ingat anak dan istrimu, kecuali kau sudah tidak peduli dengan mereka. bos ku bisa bergerak cepat untuk menangkap orang tersayangmu hanya dengan satu kali jeratan saja!" tekan Gio memberi ancaman.

Damar menelan ludah, Ethan bukan lawan yang sepadan, nama mafia itu sudah tersebar dimana-mana bahkan fotonya saja terpampang jelas di setiap jalan kota. siapapun tau bagaimana gerak seorang Ethan Federico, kejahatan selalu dalam kendalinya.

"Tolong jangan sakiti anak dan istriku, mereka tidak boleh menderita lebih banyak karena ulahku. biarkan aku yang menanggung semuanya, kumohon...." pinta Damar memohon.

Gio dan Marvel saling pandang, mereka menangkap kata menderita. "Mereka menderita karena ulahmu?" Gio menyipitkan matanya.

"Ya, aku yang berbuat salah, kesalahan yang sangat fatal sehingga kami masuk ke dalam jeratan tuan Dominic"

"Apa kesalahanmu?" tanya Marvel. jelas mereka sudah tau bahwa pria itu adalah ayah kandung Selena, dan itu artinya semua ada sangkut pautnya.

Damar memejamkan mata, sekelebat bayangan ia masih menjadi orang kaya, hidup bergelimang harta, di karuniai seorang anak dan istri yang rendah hati, hingga pada akhirnya nasib buruk menyeretnya ke dalam lubang malapetaka, dimana ia tertipu jutaan dollar oleh klien bisnisnya asal Kanada. dalam sehari semua berubah mengenaskan, ia jatuh miskin dan terlilit banyak hutang.

"Apa kesalahanmu sampai kau dan keluarga berurusan dengan Dominic?" Marvel mengulang, tak sabar ingin tau fakta menarik dari pria tua di hadapannya itu.

"Kau tau, bukan? bajingan itu adalah mafia kotor yang mempunyai seribu satu trik jahat?"

Damar mengangguk. "Ya, aku tau kalo tuan Dominic adalah seorang mafia"

"Kalau begitu, cepat katakan!"

Mengingat kembali kejadian tiga tahun silam, dari mulai tertipu jutaan dollar hingga terlilit hutang besar. ia mau tak mau harus berurusan dengan Dominic karena hutang yang semakin membengkak dan tak mampu membayarnya, hanya dia dan istrinya yang tau sedangkan Selena tidak. keputusan diambil karena tak mau anak semata wayangnya terseret ke dalam masalah, namun siapa sangka Selena menjalin hubungan dengan Robby Patria Darwis.

Awalnya berjalan mulus tanpa ada masalah, bekerja di bawah pengawasan Dominic tidak terlalu buruk. sampai dimana, fakta menyakitkan terungkap, Robby Patria Darwis adalah adik kandung Dominic Patino Darwis. mereka yang terlanjur mengabdikan hidupnya dan tak punya jalan keluar, mau tak mau menuruti perintah dua pria jahat itu.

Dominic selalu menekan, hidup putrinya akan terlampau bahagia jika hidup bersama adiknya. Damar dan istrinya tidak ada pilihan lain, selain mengikhlaskan anaknya berada di tangan pria itu. tiga tahun berlalu begitu menyesakkan, berawal dari Damar di angkat jadi pengawal, istrinya jadi kepala toko, hingga rencana pernikahan putrinya akan di rencanakan tahun ini.

"Jadi, kau dan istrimu bekerjasama dengan Dominic karena hutang? dan.....anakmu, dimana dia sekarang?"

"Dia bekerja sebagai dokter di pusat kota, tahun ini akan menikah dengan anak pemilik rumah sakit tempatnya bekerja" jawab Damar jujur.

"Anakmu tahu kalau kau tertangkap disini?"

"Tidak, bahkan istriku saja tidak tahu"

"Kalau soal hutang yang besar, apa hanya istrimu saja yang tau? sedangkan anakmu tidak?"

"Iya, anakku tidak tahu menahu soal hutangku kepada tuan Dominic. sisaku bekerja dengannya hanya tinggal satu tahun, aku sudah punya cukup uang untuk menebus istriku supaya tidak bekerja di bawah pengawasannya lagi"

"Lalu, anakmu?" Marvel berganti bertanya. "Kau mengatakan bahwa anakmu akan menikah tahun ini, apakah anakmu benar-benar mencintai pilihannya?"

Pertanyaan di luar kesepakatan awal, Damar mengangkat wajah saat bukan rahasia Dominic yang di tanyakan, tetapi justru kisah percintaan putrinya.

"Jawab pertanyaan rekanku!" Gio memukul meja. "Apa anakmu mencintai pilihannya?"

"Y-ya, mereka saling mencintai. aku bisa melihat dari binar mata anakku yang begitu senang menjalani hubungan dengan kekasihnya"

"Dan......tunggu, kenapa membahas anakku? bukannya hanya ingin tahu rahasia tuan Dominic?" memberanikan diri bertanya, alih-alih menjaga anaknya.

Gio mengangguk lalu Marvel memberikan amplop coklat. Damar terperanjat kaget saat melihat foto-foto anaknya berjejeran di atas meja, bahkan istri dan kekasih sang anak berada di salah satu foto tersebut.

Marvel mengambil satu, menunjukkannya di depan wajah Damar. "Ini anakmu?"

"Kenapa foto anakku ada disini? darimana kalian mendapatkannya, hah?" Damar meronta dan membuat Marvel tersenyum miring.

"Kejujuran satu terungkap" ujar Gio memasukkan foto-foto ke dalam amplop. "Sekarang kejujuran kedua!"

"Katakan, wilayah mana yang akan di kuasai Dominic? markas, pelabuhan, dan dimana pria itu menyembunyikan barang-barang ilegalnya?" ujar Gio menyerang dengan empat pertanyaan. dia menunggu sembari memencet tombol on di alat perekam suara. informasi yang penting dan harus di dengar oleh Ethan.

Pria tua itu tampak kebingungan, kejujuran pertama tidak di rekam justru yang kedua di rekam. "Kenapa tidak dari awal alat itu di nyalakan? apa sebenarnya kalian sudah tahu latar belakang keluargaku?"

"Yang di minta bosku hanyalah kejujuran, dan yang ingin ku tahu adalah jawaban!"

"Kalian licik, kejujuranku tidak ada artinya disini!" suara Damar meninggi.

BRUK

"DIAM!"

Dua pengawal memegang tangan Damar, membuatnya tidak bisa berkelit. teriakkan yang keras memekakkan telinga karena merasa tertipu oleh perjanjian awal. suara tembakan berhasil menghentikan Damar dan membuatnya kembali duduk tenang, tetapi nafasnya terdengar berat karena memikirkan anak dan istrinya. padahal Selena sudah berada di genggaman Ethan Federico.

"Aku ulangi, dimana markas, pelabuhan, dan barang-barang ilegalnya di sembunyikan?" Gio memukul meja dengan mencondongkan badan.

"JAWAB!"

"Jangan paksa dia!"

Ethan datang ke dalam ruangan. baik Gio, Marvel dan dua pengawal lainnya mengangguk segan. Ethan memberi isyarat untuk keempat anak buahnya pergi. mereka pun keluar, menutup kembali pintunya.

"Apa yang kau inginkan dari keluargaku? kenapa foto anakku ada di tanganmu?"

"Mau ku jawab jujur?" ujar Ethan mematikan alat perekam suara. ia duduk menyilangkan kaki sembari melipat tangan di depan dada.

"Aku berjanji akan berkata jujur soal rahasia terdalam tuan Dominic, tapi kenapa kau sudah lebih dulu mengintai anakku, bahkan istri dan kekasih anakku?" Damar mulai emosi.

"Anakmu? Selena Almaheera, benar?"

Damar meradang saat bos mafia itu menyebut nama lengkap anaknya.

"Kau tidak perlu kuatir, dia aman bersamaku" ucapnya santai sembari menyalakan pemantik, satu batang cerutu di hidupkan hingga aroma tembakau menguar di bawah lampu temaram.

"Biadab, apa maksudmu?" amuk Damar.

"Kau bodoh sekali, pahami kata-kataku!"

"Tidak mungkin, tidak mungkin Selena ada di tanganmu. jelas-jelas dia sedang bekerja di rumah sakit!"

Ethan tertawa melihat ekspresi calon mertuanya, yang membulatkan mata akibat terkejut. "Oh, Selena namanya......nama yang unik" Ethan tersenyum smirk.

"Jangan sentuh dia, kau boleh bunuh aku asal jangan sentuh dia!"

"Kau gagal berkata jujur, jawabanmu melenceng dari pertanyaan anak buahku. siap-siap saja anakmu-"

"TIDAK, KAU TIDAK BOLEH MENYENTUH ANAKKU!" amuk Damar sembari berusaha melepaskan rantai yang melilit tubuhnya.

"JANGAN SAKITI ANAKKU, AMBIL SAJA NYAWAKU!"

"HEI..... DENGARKAN AKU"

Gio masuk bersama Marvel, mereka mengapit tubuh Damar dan di jauhkan dari Ethan. ia tertawa puas di tempat duduk sembari melihat Damar yang meronta-ronta di hadapannya. ia mematikan cerutu, beranjak lalu melangkah pergi. teriakan Damar tak membuatnya berhenti, tetap melangkah maju tidak mempedulikan sampai pengawal membukakan pintu keluar. Ethan keluar dan berjalan masuk ke dalam mansion lewat pintu belakang.

Sampai di lorong, Maxime datang menyampaikan informasi. "Ini hasil uji klinis yang anda minta, tuan. ternyata cairan itu adalah jenis obat berdosis tinggi, dan sepertinya sengaja di suntikkan supaya tidak ketahuan menjadi pelaku"

Ethan merebut dan membacanya sekilas. "Obat yang lain, bagaimana hasilnya?"

"Ada di lembar belakang, tuan" jawab Maxime.

"Aku akan membacanya di ruang kerja" ujarnya menutup kembali map.

"Apa Selena sudah siuman?"

"Belum, tuan. aku meminta Martha menemaninya dikamar, apa anda tidak berniat memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya?"

"Tidak, biarkan dia menikmati hukumannya" jawab pria itu tanpa berpikir. "Kau datanglah ke ruang bawah tanah, bantu mereka membuka mulut pria tua itu!"

"Apa dia tidak berkata jujur?"

"Terkait bisnis Dominic, dia belum mengatakannya"

"Baiklah, aku akan bantu mereka. saranku kalau besok pagi dia belum sadarkan diri, lebih baik anda panggil dokter untuk memeriksanya, tuan"

"Selena urusanku, kau tidak perlu ikut campur!" tegasnya berlalu pergi.

"Bos memang kejam, kasihan wanita itu harus menderita lebih lama" batin Maxime dalam hati.

*****

"Ada apa kau memanggil paman pagi-pagi seperti ini, Ethan? apa salah satu pekerjamu jatuh sakit?"

Pagi ini, Ethan menuruti saran Maxime, menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Selena. wanita itu tak kunjung bangun setelah semalam terbaring lemah tak sadarkan diri.

"Tidak perlu banyak bertanya, paman. ikuti saja aku ke lantai tiga, seseorang disana membutuhkanmu" jawab Ethan masih memakai pakaian santai.

"Siapa? wanita yang kau culik itu?"

Tidak menjawab, Ethan melangkah menaiki tangga mendahuluinya karena malas banyak bicara. masih terlalu pagi, tapi sudah di serang rasa kuatir.

Sampai di lantai tiga, Ethan membuka pintu kamar lalu masuk bersama dokter Edward, sang paman. tubuh Selena terbaring pucat dengan tangan yang di rantai.

Edward membelalakkan matanya saat melihat perlakuan kejam Ethan. "A-apa yang kau lakukan padanya, Ethan?"

"Paman, cepat periksa dia dan jangan banyak bicara. aku tidak punya banyak waktu karena harus bekerja"

"Dia manusia, tapi kau memperlakukannya seperti hewan!"

"Itu urusanku, tidak perlu ikut campur!"

"Hei......kau menganggap paman orang lain? paman bahkan melihatmu telanjang semasa kecil dan berlarian sembari mengusap ingus, tapi setelah dewasa kau malah berubah menjadi seperti daddymu" keluh Edward menggelengkan kepala.

"Sudahlah, jangan membahas masa lalu" protesnya, berjalan menyalakan lampu kamar.

Dokter Edward mendekat, membuka tas medis, lalu mengeluarkan stetoskop. denyut jantung Selena berdetak lambat.

"Ada apa? apa yang terjadi dengannya?"

Dokter Edward menghela nafas, menatap Ethan. "Apa yang kau berikan padanya? apa dia makan atau minum sesuatu?"

"Suhu tubuhnya rendah, dia terserang hipotermia, yang menyebabkan jantung dan organ vitalnya gagal berfungsi. bisa jelaskan apa yang terjadi dengannya?" tuntutnya serius.

Menunggu jawaban, dokter Edward menyiapkan jarum suntik. menyuntikkannya ke dalam kulit Selena, mengambil sempel darah untuk di cek ke ruang laboratorium.

"Dimana kau menyimpan selimut?" tanyanya. "Cepat bawa kemari karena harus menambah suhu tubuhnya"

Melakukan pertolongan pertama, Ethan membuka lemari lalu mengeluarkan selimut yang paling tebal. menutupi tubuh Selena dengan lembut. ia berdiri dan mengawasi, sudah tau efek pil yang Selena minum akan menyebabkan hipotermia.

"Ah, cepat bawa dia ke rumah sakit. denyut nadinya semakin melemah" ujar dokter Edward, buru-buru merapikan alat medisnya.

"Dia membutuhkan pertolongan secepatnya, kalau tidak dia bisa meregang nyawa"

Ketegangan makin terasa saat Selena tidak merespon, Ethan berubah panik dan melepaskan rantai lalu mengangkat Selena ala bridal style. mereka keluar menuruni tangga dengan cepat.

"GIO CEPAT SIAPKAN MOBIL!" teriak Ethan menggema seluruh mansion. Gio berlari keluar di ikuti si kembar, mereka masuk ke dalam mobil pengawal, sedangkan Gio menunggu di depan teras. tak lama Ethan masuk mobil di ikuti dokter Edward.

"Selena, bertahan"

"No.....no.....no......kau harus tetap bertahan" racau Ethan mengecupnya berkali-kali.

Gio yang mendengar merasa bingung dengan sikap bosnya yang berubah-ubah.

Melaju kencang nyaris tak menginjak pedal rem, Gio mengerahkan keahliannya berkendara diatas kecepatan rata-rata. waktu tempuh yang seharusnya dua jam, menjadi satu jam.

Di dalam ruangan, Selena di tangani dua dokter sekaligus termasuk dokter Edward. berbagai alat medis digunakan untuk membuat detak jantung Selena kembali merespon. sampel darah di serahkan ke perawat dan di bawa ke ruang laboratorium. sekarang mereka berjuang dengan alat CPR yang berada di tangannya dan siap di gunakan.

"Positif, cepat pasang selang oksigennya"

"Jantungnya kembali merespon, ada kesempatan untuknya hidup" ujar dokter Martin, rekan dokter Edward.

"Martin, bantu aku memasang selang ini" mereka bekerjasama, selang infus dan oksigen sudah terpasang.

"Aku mengubah suhu ruangan menjadi hangat untuk membantunya mengembalikan suhu tubuh" ujar dokter Martin.

"Dia wanita tuan Ethan?" tanyanya selesai menjalankan tugas. "Kasihan sekali, terlambat sedikit saja, dia bisa tiada"

"Kau sudah selesai? mari kita keluar" sahut dokter Edward. "Jangan lupa untuk hasil sampel darah bawa segera ke ruanganku"

"Baiklah, tunggu sebentar......"

Di luar ruangan, Ethan tidak bisa tenang. tak sabar menunggu hasil diagnosa keadaan Selena. pintu terbuka, muncul dua orang dokter tapi yang satu berjalan begitu saja. Ethan segera menghampiri dokter Edward dan mendesaknya untuk cepat memberitahu.

Satu per satu hasil diucapkan, tidak menutupi ketegangan saat menangani Selena bertaruh nyawa dan nyaris meregang nyawa jika terlambat sedikit saja. jantung Ethan serasa jatuh, rasa bersalah seperti melilitnya, tidak ada yang tahu kekhawatiran pria itu karena wajahnya datar nan dingin. padahal, Ethan mati-matian untuk tidak menonjok tembok sebagai luapan rasa bersalahnya.

"Jika kau mengulangi lagi, paman tidak akan membantumu!"

"Ingat, Ethan. dia seorang dokter, ada sumpah besar yang dibawa dalam gelarnya. kau tidak bisa mematikan karir seseorang hanya karena obsesimu yang gila itu!"

"Kau bisa lihat paman, lihat dia seperti paman, kami sama-sama seorang dokter yang kapan saja bisa mati, entah karena penyakit bawaan sendiri atau bawaan dari pasien!!"

"Hal ini sangat membuat paman kecewa" tegas dokter Edward memberi nasehat.

Pria itu masih diam, memikirkan bagaimana jadinya jika Selena tidak dapat di selamatkan. hingga kedatangan dokter Martin melahap semua emosi serta memudarkan rasa bersalahnya. yang semula menyesal kini menjadi menggebu-gebu karena suatu hasil yang tak ia inginkan.

"Selena hamil?" Ethan membelalakkan mata, Gio dan si kembar pun sama.

"Tidak, dia tidak boleh hamil!" tekannya dengan emosi kembali meluap. "Hasilnya pasti salah, dia tidak mungkin hamil!"

"Ada apa denganmu, Ethan? kau tidak senang wanita itu mengandung anakmu? bahkan kau sendiri yang sudah menyentuhnya, tapi kini kehamilannya tidak kau inginkan, hah?"

Ethan menggertakkan gigi, menatap tajam pada orang-orang disana. "Aku tidak menerimanya, dia tidak boleh mengandung darah dagingku!"

"Tuan, ini kesempatan bagus karena dengan kehamilannya, anda bisa memilikinya seutuhnya, seperti apa yang anda inginkan selama ini" Gio menyahut mencoba menenangkan, si kembar mengangguk setuju.

"Lancang sekali kau. aku yang berhak menentukan Selena hamil atau tidak, sekali ku bilang tidak ya tidak. gugurkan anak itu!!"

"Tapi, tuan-"

Pria itu menarik kerah baju Gio, membuatnya sulit bernafas. "Tutup mulutmu sebelum ku binasakan kau disini. sekarang berikan semua pil nya padaku, anak itu harus gugur!"

"Sadarlah, tuan...."

Tubuh Gio di banting ke dinding, tidak ada perlawanan karena takut kepada bos nya. Ethan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi. si kembar membantu Gio dan juga meyakinkan dokter Edward untuk tidak mencemaskan kejadian hari ini.

"Apa menurutmu, bos tidak menginginkan anak itu karena kegagalannya di masa lalu?" tanya Marvel.

"Tidak tahu, tapi kemungkinan besar bukan karena hal itu saja" jawab Maxime.

"Aku semakin kasihan pada dokter cantik itu, besar kemungkinan anak dalam kandungannya akan gugur karena bos tidak menginginkannya"

"Semoga saja tuhan segera meluluhkan hati tuan Ethan, mau bagaimana pun masalah di masa lalu tidak perlu di ingat-ingat, cukup di kenang dan tidak di ulang lagi" timpal Gio meringis, tulang punggungnya seperti patah.

"Bos tidak mungkin bisa lupa, itu adalah trauma terbesarnya"

"Ya, aku hanya bisa berdoa"

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!