NovelToon NovelToon
Heal Me

Heal Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hilnaarifa

Kesalahannya dalam mengkritik sebuah novel membawanya ke dalam dunia aneh ini.

Dunia fiksi!

Sialnya bukan menjadi tokoh utama protagonis yang akan happy ending atau menjadi tokoh antagonis yang bervibes badasss yang keren, dia justru masuk menjadi tokoh figuran yang akan mati sebentar lagi.

Apakah dia harus pasrah dan bersiap menunggu kematiannya?

Tentu saja tidak!!!

Dia tidak ingin mati begitu saja, apalagi dengan cara yang terbilang konyol.

Dia bertekad untuk memporak porandakan alur dari Novel 'Jelek' ini!

Dia akan merubahnya menjadi dunia fiksi versi dirinya, yang tentu saja harus mendatangkan keuntungan baginya.

Namun dia terhalang oleh fakta fakta yang
disembunyikan oleh penulis asli Novel ini.

Hingga pada akhirnya dia merasa terjebak dengan apa yang sudah dia lakukan.

Bisakah dia memperbaiki keadaan dunia fiksi ini? Ataukah memang dia harus mengikuti alur dari sang penulis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilnaarifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Kakak ada alergi makanan tertentu ga?"Tanya Alexa secara tiba-tiba.

"Aku alergi kacang, kamu mau masakin makanan buat aku ya?"

"Iya!"

Jawaban Alexa membuat Axelio semakin didera rasa gembira. Hey, bukankah ini

sebuah kemajuan? Baru tadi dia mendapat tonjokan dan kini Alexa mau memasak untuknya.

"Tapi gak gratis!"Lanjut Alexa.

"Kakak berikan video Emily dan penipu itu sekarang, dan nanti malam aku bakalan

masakin makan malam buat kakak!"

Gadis cerdik!

"Okey! Aku setuju!"Tangan kanannya merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sebuah flashdisk.

"Semua data ada di sini. Video, foto, dan dokumen nya."Ucap Axelio.

Alexa menerima flashdisk itu sebuah rencana di kepalanya. Dia akan mencoba menghancurkan kebahagian Emily, yang mungkin mengguncang kebahagiaan

seluruh keluarga besarnya.

"Pulang dari sini bisa anter ke Mansion Kakek? Sebentar aja, setelah itu pulang ke apartemen!"

Axelio menyanggupi permintaan Alexa. Apapun untuk gadisnya itu.

Pukul 17.00 ketika Emily sampai di Mansion kakeknya. Kedatangan nya bersama dengan Axelio disambut ramah oleh Kakeknya, tapi tidak dengan neneknya.

Di luar dugaan ternyata kakeknya ini mengenal Axelio.

"Kamu Cucu si brengsek Brahmana kan? Muka kamu sangat mirip dengan dia waktu muda!"

Axelio hanya mengangguk. Dia kembali ke setelan pabrik nya. Menjadi manusia dingin.

"Bahkan sikap mu juga sama saja, huh membuatku kesal saja!"Ucap kakeknya.

Tapi Alexa dapat merasakan semua itu hanya sebuah candaan.

"Kamu berani kabur dari Mansion apakah karena bocah ini? Dia merayu kamu untuk

tinggal bersama dia?"Tanya kakeknya pada Alexa.

Alexa mendengus kesal, "Berhenti bercanda kakek. Aku ke sini karena ada keperluan penting dengan kakek!"

"Apa? Mau minta uang?"

Alexa menatap Kakeknya jengah.

"Aku bakalan pulang kalau kakek terus kayak gini!"Kakeknya tertawa.

Sebuah kebahagiaan bagi dirinya jika

menjahili cucunya itu.

"Ayo kita ke ruang kerja Kakek!"

Alexa menoleh kepada Axelio seolah meminta ijin untuk pergi, Axelio merespon dengan anggukan kecil.

Ruang kerja Kakeknya di desain kedap udara. Dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Hanya bisa dimasuki menggunakan pendeteksi sidik jari.

"Apa yang mau kamu bicarakan Alexa?"

Alexa memberikan flashdisk, dan juga dokumen yang didapatnya dari Arsenio

dan Axelio kepada Kakeknya.

"Aku harap Kakek bersikap bijak sekaligus kritik untuk masalah ini. Silahkan periksa dengan teliti. Aku berharap bisa mendapatkan kabar bagus dari Kakek!"Ucapnya.

Alexa berharap kakeknya tidak terkena serangan jantung mendadak setelah mengetahui semuanya.

Setelah urusannya selesai, Alexa keluar dari ruang kerja Kakeknya. Dia ingin segera

pulang dan membayar Axelio dengan membuatkan cowok itu hidangan yang nikmat.

Namun Axelio tidak ada di ruang tamu. Apakah dia pulang duluan? Sepertinya mustahil! Kamu tau dimana temanku? Laki-laki yang memakai seragam sekolah seperti yang aku kenakan?"Tanya Alexa pada salah satu pelayan.

"Tuan Arsenio tadi datang dan mengajak teman Nona ke luar. Mungkin mereka ada di teras depan Nona!"Jawab pelayan itu.

Arsenio?

Alexa bergegas keluar dari Mansion, dia merasakan firasat buruk. Arsenio pasti sedang menggila saat ini.

"Anjing!!! Bangsat!!! Jauhin Alexa!!!"

Suara teriakan Arsenio terdengar semakin nyaring. Alexa terus berlari menuju sumber suara.

Di teras Mansion dia melihat keduanya tengah berkelahi. Baik Arsenio maupun Axelio mendapatkan luka di beberapa bagian tubuh, terutama di bagian wajah.

"STOP!!"

Alexa mengobati luka di wajah Axelio dengan telaten. Sesekali dia mengeryit menahan ngilu ketika mengobati luka Axelio yang cukup besar.

Perkelahian antara Axelio dan Arsenio cukup parah. Mereka berdua sama-sama terluka, yah walaupun terlihat kondisi Arsenio jauh lebih parah.

Untungnya mereka berdua dapat dipisahkan oleh para ajudan kakeknya. Saat itu Arsenio benar benar menggila.

Dia mengamuk memanggil nama Alexa. Dan semakin menjadi ketika melihat gadis itu justru lebih memilih menolong Axelio dibandingkan dirinya.

"Kalian pergilah! Biar kakek yang tangani Arsenio."Ucap Kakeknya dengan tegas.

Tak ada lagi raut jenaka yang tadi diperlihatkan nya pada Alexa.

Alexa mengangguk lalu memapah Axelio. Sebelumnya dia melihat ke arah kakaknya

itu karena dia terus menerus memanggil namanya.

"Please Alexa, jangan pergi lagi. Jangan pergi sama bocah itu. Kamu harus terus bersama dengan kakak!"Ucapnya dengan nada memohon.

Bugh....

Kakek memukul kepala Arsenio keras. Membuat pria itu terkulai pingsan.

"Dasar cucu gila! Aku tidak akan membiarkan kamu semakin larut dalam obsesi gilamu itu!"Bentak kakeknya.

Tindakan yang sia sia karena Arsenio kan sudah pingsan. Tapi mendengar ucapan kakeknya itu, Alexa sadar bahwa obsesi

menyimpang kakaknya itu sudah diketahui oleh kakeknya.

"Pergi Alexa. Jangan sampai Arsenio mengetahui dimana kamu tinggal!"Ucap

Kakek.

"Dan kamu cucu Brahmana! Saya titip Alexa pada kamu, jangan sampai dia terluka di luar sana!"Lanjutnya.

Dan disinilah dia berada saat ini, apartemen Axelio untuk mengobati luka cowok itu karena dia menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

Setidaknya dia masih punya hati. Dia merasa bersalah karena cowok ini jadi terlibat jauh dengan urusan keluarga nya.

Dan mungkin saja akan menjadi incaran Arsenio nanti.

"Kakak gak kesakitan? Dari tadi ekspresi kakak datar banget!"Ucap Alexa. Kini tangannya mengobati luka di sudut bibir Axelio.

"I'm ok!"Singkat dan dingin.

Jawaban Axelio membuat Alexa merasa jika cowok itu sedang marah padanya.

"Maaf, seharusnya aku gak ngajak kakak ke Mansion Kakek. Semua ini terjadi karena aku!"

Alexa mulai berkaca kaca. Ya, dia merasa sangat amat bersalah sekarang.

Axelio mendengus kesal, "Dan membiarkan kamu menghadapi pria gila itu sendirian? Kamu sudah sadar kan seberapa besar obsesi dia sama kamu? Itu juga kan yang menjadi salah satu alasan kamu kabur dari Mansion?"Ucapnya ketus.

Axelio selalu berbicara ramah padanya, ini pertama kalinya Alexa mendengar ucapan ketus cowok itu.

Ternyata tidak menyenangkan. Ucapan cowok itu seolah menusuk hatinya.

"Maaf..."Ucap Alexa. Hanya itu yang bisa dia sampaikan.

"Apa saja yang sudah dia lakukan sama kamu hah?"

Alexa hanya diam. Bahkan gerakan tangannya yang semula mengobati luka pun terhenti.

Ini terlalu memalukan untuk diketahui orang lain kan? Mengenai fakta bahwa Arsenio pernah menciumnya secara paksa di bibir.

"JAWAB!!"Bentak Axelio keras.

Alexa tersentak, hatinya sakit dibentak oleh cowok itu.

"Apaan sih? Lagian itu gak ada hubungan nya sama Kakak!"Ucapnya sambil menangis.

Ah...

Dirinya ternyata sangat cengeng. Baru seperti ini saja sudah menangis. Axelio mencengkram kedua tangan Alexa, dan menariknya hingga tubuh gadis itu tersentak ke arahnya. Meniadakan jarak diantara keduanya.

"Jawab Alexa!"Desis Axelio tepat di depan bibir gadisnya.

Tubuh Alexa menggigil, Posisi dan sikap Axelio mengingatkan dirinya pada Arsenio. Dia ketakutan saat ini.

"Ayo jawab aku...!"Ucap Axelio lagi. Kini suaranya semakin memberat. Deruan nafas nya terasa bersahutan dengan nafas Alexa.

"Ci... Cium, dia cium aku!"Ucap Alexa lirih.

Dia mencoba mengalihkan tatapannya ke

arah lain, namun Axelio menahan tengkuknya. Membuat nya kembali bertatap dengan cowok itu dalam jarak yang sangat dekat.

"Dimana dia cium kamu?"

Alexa menimang sejenak apakah dia harus jujur atau tidak. Tapi situasi nya tidak

memungkinkan dirinya untuk berbohong. Dia tidak mau membuat Axelio semakin marah.

"Bibir!"Jawabnya dengan ragu.

Alexa memejamkan kedua matanya karena dia yakin bahwa Axelio akan merasa jijik pada dirinya. Dia tidak berani menatap mata penuh sorot penghakiman.

Tindakan Arsenio pada dirinya memang sangat menjijikan. Dan itu akan menjadi aib yang seharusnya Alexa tutup rapat.

Karena tidak akan ada orang yang menoleransi hal tersebut.

Cup...

Sebuah benda lembut dan basah menempel pada bibir Alexa. Gadis itu tidak bodoh, dia tahu Axelio sedang mengecup bibirnya.

Tubuh Alexa seolah melemas, kecupan dari Axelio kini berubah menjadi sebuah

lumatan dan semakin lama semakin liar.

Bahkan lidahnya sudah memaksa untuk masuk ke dalam mulut Alexa.

Tengkuk Alexa ditahan dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya merengkuh pinggang gadis itu.

Semakin erat, seolah tidak mengijinkan gadis itu untuk meloloskan diri. Alexa mulai merasa sesak.

Tangannya yang lemas menepuk dada Axelio, meminta untuk dilepaskan. Axelio melepaskan pagutannya, dan membiarkan Alexa menghirup nafas dengan rakus.

Namun dia kembali mencium gadis itu di leher jenjangnya yang sangat putih menggoda.

Memberikan beberapa hisapan yang

membuat kulit leher gadis itu memerah.

Alexa sangat lemas, namun dia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara desahan.

Dia tidak mau membuat Axelio semakin menggila.

Dia menggigit bibirnya keras untuk menahan desahan. Namun Axelio tidak suka bibir yang sudah membuat nya kecanduan terluka karena gadis itu menggigit nya. Dia kembali mencium bibir gadis itu.

Memberikan sebuah ciuman dalam yang tulus tanpa disertai nafsu. Ciuman yang berasal dari lubuk hatinya.

Dia sudah jatuh ke tahap mencintai gadis ini. Mencintai Alexa!

***

Axelio merapihkan rambut Alexa yang menutupi wajah cantik gadis itu. Mereka masih ada di apartemen miliknya, hanya saja kini mereka berada di dalam kamar.

Setelah mereka berciuman tadi malam, Alexa pingsan di dalam pelukannya. Gadis itu rupanya demam.

Dengan sigap Axelio membopong Alexa ke

kamarnya, lalu memberikan perawatan agar demam gadis itu cepat turun.

"Pasti berat ya jadi kamu!?"Ucap Axelio lirih.

Semalaman dia sama sekali tidak tidur. Dia

berbaring di samping Alexa dan menatap gadis nya itu.

***

1
Anonymous
.
Ibuk'e Denia
semoga ceritanya bagus
Simehate Peanut
Luar biasa, seruuu
Alfatih Cell
lanjut....
Simehate Peanut
lanjut thour
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!