gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Papa Rian menyalahkan Raka atas kepergian dan gugatan cerai dari Mama Rani, itu sebab nya Papa Rian tidak begitu peduli dengan kehidupan Raka, Papa Rian hanya mementingkan Arga anak dari istri pertama nya yaitu Mama Sintya.
Setelah lama mengobrol Raka pun pamit pergi, dan juga Arga akan menemui Pap di rumah.
"Gw pergi dulu Bang! ". Ucap Raka.
"Gw harap lo mau berkumpul bersama keluarga lagi! ". Harapan Arga pada Raka, mendengar perkataan Arga, Raka hanya membalas nya dengan tersenyum, lalu ia pun berlalu pergi.
Setelah kepergian Raka, Arga pun hendak berdiri dan membayar makan mereka tadi, tetapi lagi...lagi Arga bertemu dengan Puji.
Wah kayak nya Bang Arga sama Puji jodoh deh, ketemu terus soal nya🤭.
Udah deh Thor, jangan ngadi-ngadi gw belum mau membuka hati. 😒
Alah nanti lama-lama juga jatuh cintai☺.
Lanjut lagi ya guys.
Saat Puji sudah masuk dan sedang menutup telpon, Puji pun melihat-lihat ke sekeliling untuk mencari meja yang akan ia duduk'i.
" Puji! ". Sapa Arga.
" Hey".Jawab Puji tersenyum ramah ke pada Arga.
"Wahh baru datang, gw udah mau pulang! ". Arga berbasa basi pada Puji.
" Iya ni soal nya tadi masih ada kerjaan". Jelas Puji.
"Ya udah gw duluan ya, pesan aja makan yang banyak, biar gw yang bayar". Kata Arga tersenyum manis.
" Makasih ya" Ucap Puji.
Arga pun berlalu pergi setelah membayar pesanan nya, dan sekalian membayar pesanan yang akan di pesan Puji nanti.
Setelah kepergian Arga yang terus di lihat Puji sampai tak terlihat lagi, kini Puji duduk di meja yang sudah di pilih nya dan tinggal menunggu teman nya Widia, Puji sangat bahagia karna komunikasi nya dengan Arga semakin dekat saja.
Terbesit dalam fikiran nya, apa mungkin Arga menyukainya?.
"Ahh sudah lah tidak mungkin itu! ". Gumam Puji.
Yang ternyata di dengar Widia dari belakang yang baru saja sampai.
" Apa nya yang tidak mungkin? ". Tanya Widia lalu ia pun duduk di depan Widia.
Puji pun kaget karna tiba-tiba saja Widia sudah datang, Puji menggelengkan kepala nya tanda tidak ada apa-apa.
Widia hanya ber'oh saja tidak memperdulikan nya.
"Gw males di rumah, apa lagi kalau udah malam gini berasa kayak lama kali pagi nya! ". Kata Widia.
" Lo nikah lagi, dan ikhlasin Raka". Saran Puji sepontan yang membuat Widia melotot kan mata nya ke depan menatap Puji.
"Kenapa? ". Tanya Puji yang tidak paham dengan perkataan yang memberi saran pada Widia.
" Ahh sudah lah, gw keluar niat nya cuma mau melelahkan kan mata supaya kalau pulang bisa tidur nyeyak di rumah! ". Jelas Widia.
Puji hanya mengendalikan bahu nya, tanda ia mengerti dengan problematikan rumah tangga sahabat nya itu.
Walaupun Puji belum menikah ia tidak akan menghakimi Widia atau pun Raka, mungkin itu jalan takdir mereka berdua yang harus melewati fase seperti itu.
Puji berharap ia bisa lebih sabar dan ikhlas untuk menerima takdir nya nanti, jika pun tak sesuai dengan ke inginan nya.
Widia dan Puji mengobrol panjang lebar dari masalah rumah tangga yang di bahas lagi sampai membahas tentang pekerjaan yang sebentar lagi buka.
Raka pov.
Selama di perjalanan pulang Raka berfikir, iya dia akan memberitahu keluarga nya tapi tidak sekarang, sebelum itu ia akan menceritakan semua nya terlebih dulu tentang status Ayu.
Tapi sebelum itu Raka akan berkata jujur pada Atu.
Tepat pukul 20.30 WIB.
Raja sampai di rumah, ia turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah.
" Seperti nya Mas Raka! ". Gumam ku, lalu aku pun berdiri dari sofa berjalan untuk membuka pintu.
Saat pintu sudah di buka dan benar saja Mas Raka baru saja pulang, aku menyalami punggu tangan nya, mengambil tas kerja nya sambil tersenyum ke arah nya.
Mas Raka juga membalas senyum ku, kami pun berjalan masuk ke dalam menuju kamar kami.
Aku meninggal kan Ibu yang masih duduk menonton acara TV. Terlihat dari raut wajah Mas Raka seperti nya ia banyak fikiran.
Aku belum membuka suara masih ku biarkan ia yang juga diam, Mas Raka masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Sedangkan aku duduk menunggu ia selesai.
Tak berselang lama Mas Raka pun keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih fres dari sebelum nya.
Mas Raka pun memakai baju tidur yang sudah ku siapkan, setelah itu ia menyusul ku di atas ranjang.
" Sayang". Pangggilan Mas Raka pada ku.
Aku hanya berdehem saja sambil melihat ke arah nya.
"Mas mau cerita! ". Ujar nya lagi.
Lagi, lagi aku diam dan menganggukkan kepala tanda akan mendengarkan nya.
" Mas ada saudara tapi kami satu Papa namun beda Mama, Mama kandung Mas pergi dan menggugat cerai saat Mas baru saja lahir. Ia pergi entah kemana, terakhir informasi yang di dapat Mama Rani sudah menikah lagi dan tinggal di kore, namun itu belum pasti. Mama Sintya menyangi Mas layak nya anak kandung, sedangkan Papa tak begitu peduli terhadap Mas. Sehingga membuat Mas sejak sekolah SMA sudah tinggal sendiri! ". Jelas Mas Raka panjangan lebar.
Aku terharu mendengar cerita nya, ku fikir Mas Raka tidak punya keluarga lagi ternyata semua nya masih hidup.
" Maaf kan Mas yang hanya mengaku punya kk saja! ". Lirih Raka.
" Tidak apa Mas, mungkin kamu punya alasan tersendiri untuk itu, sehingga membuat mu hanay mengaku punya saudara saja. Tapi bukan kah Mama sayang dengan mu Mas? ". Kata ku.
" Mengapa kamu tidak menganggap nya Mas? ". Tanya lirih pada Mas Raka.
Raka diam, tidak tau harus menjawab apa?.
" Entah lah, namun Mas sangat menyayangi Mama Sintya walau pun ia bukan Mama kandung Mas! ". Jelas nya.
Lama mereka berdua mengobrol tentang keluarga Mas Raka, semua cerita nya ia buka pada ku, aku mendengarkan semua keluh kesah nya.
Aku tak menyangka ternyata Mas Raka sangat lah rapuh, walau pun yang menyayangi nya ibu tiri dan juga kk nya, tetapi tetap saja ia ingin mendapatkan kasih sayang dari Papa dan juga Mama kandung nya sendiri.
Mas Raka pun mulai mengantuk karna bercerita, di tambah lagi hari sudah semakin larut malam.
Mata ku masih terjaga, ku pandangi wajah tidur Mas Raka di samping ku, ku fikir kehidupan Mas Raka itu sangat bahagia, tapi ternyata begitu banyak keluh kesah nya.
Tapi aku bersyukur karna Mas Raka tidak dendam dengan keadaan nya, walapun sedikit ada rasa benci pada Papa nya ia tetap berusaha untuk di benci dengan Papa kandung nya itu.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘