NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Washing The Buffalo

Selesai membantu orang tua Delima. Mereka berangkat menuju sawah milik salah seorang tetangga mereka. Pak Harja.

Tampak dari kejauhan pak Harja sedang membajak sawah dengan menggunakan alat bajak yang ditarik oleh kerbaunya.

Melihat kehadiran anak-anak tersebut. Menunjuk ke arah saung di pinggir sawah. Meminta mereka menunggunya di sana.

"Dari hasil memandikan sawah, jangan semua kau tabung ya!" Ujar Hasan mengingatkan Delima.

"Seperti biasa kita akan berpatungan membeli makanan untuk kita makan bersama." Ujar Fahmi mengingatkan.

"Mengapa kita tidak membakar ubi atau singkong? Atau mengambil buah-buahan seperti biasa?" Ujar Delima bersungut.

"Mengapa kau selalu keberatan jika ingin membeli makanan berpatungan?" Tanya Karim.

"Dia ingin menyimpan uangnya." Chandra membuka mulutnya.

"Tapi kan perlu juga kita menikmati uang yang kita kumpulkan?" Ujar Bani.

Pak Harja menuntun kerbaunya ke arah mereka berkumpul. Sepertinya sudah selesai membajak sawah.

"Sore sekali kalian datang."Ujarnya pada mereka.

"Kami harus membantu memanen di ladang terlebih dahulu." Terang Ahsan.

"Ada 20 ekor kerbau yang harus kalian mandikan." Terang pak Harja.

"Milik bapak bukannya cuma 10?" Tanya Hasan.

"Titipan dari para tetangga yang ingin kerbaunya dimandikan seperti kerbau-kerbauku."

"Baiklah, pak!" Ujar Bani bersemangat.

"Satu ekor 20 ribu kan?" Tanya Pak Harja memastikan.

"Iya pak!" Jawab Karim.

"Mungkin sore ini kami memandikan 2-3 ekor ." Terang Chandra.

"Terserah kalian. Uangnya akan kuberikan jika sudah selesai semua pekerjaan kalian." Ujar pak Harja.

"Baik pak!"

Dengan semangat mereka mengambil kerbau milik pak Harja yang baru selesai digunakan untuk membajak. Membawa kerbau tersebut ke sungai dan mulai memandikannya.

Karim dan Ahsan mengambil dua ekor kerbau lainnya. Dua ekor kerbau dikerjakan oleh dua orang kecuali satu kerbau sisanya dikerjakan oleh tiga orang.

Karim dan Ahsan membersihkan satu ekor kerbau milik pak Harja yang baru saja selesai digunakan untuk membajak.

Hasan dan Bani membersihkan satu ekor kerbau milik pak Harja yang mereka ambil dari kandang.

Sedangkan Chandra, Delima dan Fahmi mengerjakan kerbau milik pak Harja yang lain.

Mereka mengeluarkan peralatan yang mereka miliki untuk membersihkan kerbau-kerbau tersebut. Sikat, sabun detergent cair, kain lap, busa, sikat gigi dan odol.

"Jangan lupa menyisihkan uang untuk membeli perlengkapan memandikan kerbau jika dibutuhkan." Delima mengingatkan teman-temannya.

"Iya, tenang saja!" Sahut Hasan.

"Delima, kudengar kau akan masuk sekolah?" Tanya Chandra.

"Ibuku ingin memasukkan ku ke taman kanak-kanak tapi aku ingin nanti saja saat usiaku 7 tahun. Aku masuk SD."

"Ya! Lebih enak seperti ini! Kalau kita sekolah. Kita akan kehilangan kesempatan bermain bersama dan mengumpulkan uang." Sambung Karim setuju.

Mereka semakin semangat membersihkan kerbau-kerbau tersebut. Selain mendapatkan sejumlah uang. Mereka juga merasa senang karena bisa menghabiskan waktu bersama.

"Jika tiba saatnya kita nanti masuk sekolah dasar. Kita daftar sekolah yang sama ya?" Ujar Ahsan. Disetujui yang lainnya.

Hari semakin sore. Mereka semakin bersemangat memandikan kerbau-kerbau tersebut apalagi sesekali mereka menyelanya dengan bercanda dan saling menyiramkan air satu sama lain.

"Sini ku gosok dakimu!"Ujar Delima pada Ahsan.

"Kau menghina ya? Mentang-mentang kulitku gelap."

Meledak tawa mereka semua.

"Pantat panci itu kan hitam. Kalau tidak digosok kan bisa berkerak!" Timpal Delima.

Tawa mereka kembali pecah.

Ahsan melempar busa ke arah Delima. Delima membalas melempar kain lap ke arah muka Ahsan hingga menutupi wajahnya.

Kontan semua tergelak. Ahsan membalas dengan menyiramkan air ke arah Delima menggunakan kaleng bekas yang dibawanya.

Delima membalas dengan menyiramkan air sungai ke arah Ahsan dengan menggunakan kaleng bekas miliknya.

Suasana berubah menjadi saling siram dan saling lempar busa dan kain yang dipenuhi busa sabun.

"Apakah kalian sudah selesai?" Teriak Bu Harja pemilik kerbau.

Seketika mereka berhenti dan saling pandang. Delima berinisiatif untuk menjawab.

"Sebentar lagi Bu!"

"Aku sudah menyiapkan ketan serundeng untuk kalian semua dan susu kerbau."

Terbit air liur mereka semua. membayangkan kelezatan makanan dan minuman yang dihidangkan tuan rumah.

"Baik Bu, terima kasih. Begitu selesai, kami akan segera ke sana!" Jawab Delima lagi.

Mereka menghentikan candaan di antara mereka dan serius menyelesaikan pekerjaan mereka. Menyabuni dengan busa. Melapnya dengan kain untuk menghilangkan busa di tubuh kerbau yang sedang mereka mandikan. Menyiram dengan kaleng berisi air sungai yang mereka ciduk. Membilasnya sampai bersih. Menyikat gigi kerbau tersebut dengan menggunakan sikat gigi dan odol.

Setelah semua kerbau tersebut bersih. Mereka membawa dan menuntunnya ke dalam kandang.

Selesai mengantar kerbau-kerbau tersebut ke kandang. Mereka mendatangi teras rumah Bu Harja.

Terhidang tujuh gelas susu kerbau yang masih hangat dan sepiring ketan serundeng. Mereka mengambil ketan serundeng satu orang satu serta menghabiskan susu kerbau yang ada di dalam gelas masing-masing.

"Besok kalian ke sini lagi kan?" Tanya Bu Harja.

Mereka menganggukkan kepalanya nyaris berbarengan.

"Ada tambahan 10 ekor kerbau dari biasanya. Apakah tidak apa-apa?" Tanya Bu Harja kepada mereka semua.

"Tentu saja tidak apa-apa, Bu! Kami malah senang!" Ujar Karim.

"Aku khawatir kalian kelelahan."

"Hari ini, kami membantu orang tua Delima di ladang mereka. Memanen kentang dari pukul tujuh pagi sampai dengan tiga sore. Setelah itu kami langsung ke sini. Dan kami baik-baik saja!"

"Kalian tidak lelah?" Tanya Bu Harja takjub.

"Kami senang bisa bekerja sambil bermain sekaligus mendapatkan uang." Ujar Hasan.

" Uangnya akan diberikan begitu kalian menyelesaikan pekerjaan kalian!" Ujar Bu Harja.

"Tentu saja! Tenang saja Bu!" Ujar Delima.

Setelah menghabiskan ketan serundeng dan susu. Sebelum pulang mereka menunaikan sholat ashar karena hari semakin sore.

Mereka sampai di rumah masing-masing sesaat setelah Maghrib.

"Kau sudah pulang, Delima?" Sapa ibunya.

Delima menganggukkan kepalanya. Dia baru merasakan lelah setelah sampai di rumah.

"Mandilah!" Pinta ibunya.

"Aku sangat lelah Bu!"

"Tapi kau seharian di ladang dan habis memandikan kerbau."

Delima merasa tubuhnya tidak bertulang. Terasa lemas. Dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur anyaman bambunya.

"Delima! Mandi dulu!"

"Iya Bu..."Sahutnya dengan nada lemah dan tidak lama tertidur pulas.

"Anak itu! Susah sekali disuruh mandi!" Omel ibu.

"Dia kelelahan. Kau tidak lihat dia tertidur sangat lelap?" Ujar suaminya.

"Kau tidak lihat tubuhnya kotor dan basah?"

"Lap saja pelan-pelan. Ganti pakaiannya sementara dia tertidur. Usianya belum genap enam tahun. Bersabarlah! Energinya memang sangat melimpah. Kau tahu anak-anak seumur itu. Baterainya selalu terisi penuh. Mungkin setelah seharian dia bermain dan bekerja baru terasa sangat lelah. Tidak seharusnya dia bekerja membantu kita dan memandikan kerbau."

"Tapi kan itu dia dan teman-temannya yang mau. Kita tidak pernah meminta mereka melakukan itu semua!" Tukas Gayathi.

"Tadi kan sudah kukatakan energi anak seusia mereka memang sangat luar biasa. Kita tidak perlu melarang sesuatu yang dampaknya positif dan baik pada mereka. Dan kau harus mengerti bahwa dia tidak bisa menurutimu karena energinya yang sangat melimpah tersebut sudah habis."

"Baiklah! Kau selalu membelanya!" Ujar Gayathi mengambil sebaskom air berisi air panas dicampur air biasa.

Dengan hati-hati dia membuka pakaian Delima dan mulai melap tubuh putrinya yang sedang tertidur nyenyak.

Setelah melap bersih tubuh putrinya. Mengeringkannya dengan handuk serta mengenakan pakaian dalam dan luar yang bersih. Menyelimuti putranya yang tertidur pulas.

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!