NovelToon NovelToon
Hammer Of Judgment

Hammer Of Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: yersya

Hammer of Judgment yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Apakah Hammer of Judgment adalah sosok pembela keadilan? Atau mungkin hanyalah sosok pembunuh?

Nantikan kelanjutannya dan temukan siapa sebenarnya Hammer of Judgment.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yersya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Beberapa menit kemudian, aku dan kak Isabella terus berlari, hingga membuat nafas kami tersengal-sengal.

“Berhenti kalian!” Teriak orang berpakaian serba hitam yang mengejar kami.

Mereka melepaskan beberapa tembakan, tapi meleset. Sedangkan kak Isabella terus menuntunku ke tempat yang semakin sepi.

“Mau kemana kita kak?” Tanyaku dengan nada berat.

“Terus saja berlari! Jika kita pergi ke tempat yang banyak orangnya, maka orang lain akan berada dalam baha…”

“Awas kak!” Teriakku, memotong kalimat kak Isabella sambil mendorong tubuhnya, saat menyadari bahwa anak peluru mengarah ke kak Isabella, membuat tubuh kami terguling-guling di tanah.

“Apa kakak tidak apa-apa?” Tanyaku dengan ekspresi khawatir.

“Ya, aku tidak apa. Itu berkatmu, terima kasih!”

Aku kemudian membantu kak Isabella berdiri, bersiap untuk melarikan diri. Tapi, kami terlambat, mereka berhasil menyusul kami.

“Berhenti dan angkat tangan kalian!” Ujar salah seorang diantara mereka sambil menodongkan pistol mereka ke arah kami.

Aku dan kak Isabella mau tak mau harus menuruti kemauan mereka. Kami kemudian berdiri, lalu mengangkat kedua tangan kami.

“Apa kita akan langsung membunuhnya?” Tanya salah seorang diantara mereka.

“Tidak, ini belum saatnya!”

“Apa? Apa maksudmu?”

“Misi kita adalah membunuh wanita itu. Tapi, coba kalian pikirkan. Jika kita menyandera wanita itu dan meminta uang tebusan, lalu membunuhnya setelah itu, kalian pikir, berapa banyak uang yang akan kita dapatkan?” jelas salah satu diantara mereka sambil memberikan saran. Dua orang lainnya saling pandang setelah mendengar itu, memikirkan apakah mereka akan menyetujui sarannya itu.

Aku tidak dapat melihat wajah mereka karena mereka menggunakan penutup kepala. Tapi, didengar dari suaranya, sepertinya dua diantara mereka laki-laki dan satunya lagi perempuan.

“Sudah kuduga, target kalian adalah aku” ucap kak Isabella. “Siapa yang membayar kalian?” Tambah kak Isabella.

Salah seorang pria itu terkekeh. “Kau bukan berada di situasi untuk bertanya!” Ujarnya dengan nada mengejek. “Jadi, keputusan kalian?” Tambahnya, menanyakan pendapat rekannya tadi mengenai saran yang dia berikan.

Hening sejenak, lalu mereka berdua kemudian mengangguk.

“Aku rasa kita harus membunuhnya sekarang!”

“Itu benar! Kita tidak harus mengambil resiko seperti itu”

Pria yang memberikan saran tadi terdiam sejenak, lalu berkata, “2:1! Baiklah, ayo kita bunuh dia sekarang!”

Tepat ketika mereka ingin menarik pelatuknya, tiba-tiba Reno datang dari semak-semak, meninju wajah salah satu pria diantara mereka.

“Apa yang…”

Belum habis kalimatnya, Reno langsung meninju perut pria itu, membuatnya terengah-engah dan menekuk tubuhnya ke depan sebagai reaksi alami terhadap rasa sakit yang tiba-tiba muncul. Tidak berhenti disitu, Reno dengan cepat memegang bagian belakang kepala pria itu, lalu menendangnya menggunakan lututnya, membuat hidung pria itu berdarah dan tubuhnya jatuh ketanah.

Seorang wanita yang tersisa, menodongkan pistolnya ke arah Reno dengan panik. Tepat ketika dia menarik pelatuknya, Nada tiba-tiba datang dan mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur di tanah, membuat tembakannya meleset dan hanya menggores pipi Reno.

Belum genap beberapa detik, Nada mengunci tangan wanita itu dengan cekatan, membuat pistol di tangannya terlepas.

“Apa kalian tidak apa-apa?” Tanya Nada pada kami berdua dengan ekspresi khawatir.

“I-iya kami baik-baik saja. Terima kasih!” Jawabku.

“Reno, pipimu!” Ucap Nada, melihat pipi Reno yang berdarah.

“Ah, tidak apa! Hanya luka goresan!” Ujar Reno sambil tersenyum, mencoba menghilangkan kekhawatiran Nada.

“Terima kasih, Reno, Nada, karena telah menyelamatkan kami!” Ucap kak Isabella sambil mendekati mereka dengan aku yang mengikutinya.

“Sialan! Lepaskan aku!” Ujar wanita yang ditahan oleh Nada itu.

“Jangan memberontak” ucap Nada sambil memperkuat kunciannya.

Belum genap beberapa detik, kami menyadari kalau pria yang wajahnya ditinju oleh Reno tadi mulai bangkit.

“Bangsat! Akan kubunuh kalian semua!” Umpat pria itu sambil menodongkan pistolnya.

DOR! DOR!

Belum genap beberapa detik, terdengar bunyi tembakan, membuat tangan dan perut sebelah kanannya berdarah.

Kami kemudian menoleh ke arah asal tembakan suara itu dan melihat segerombolan pria berjas hitam, yang merupakan pengawal kak Isabella yang kami lihat sebelumnya, datang.

Pria itu melirik ke arah kedua rekannya, dia kemudian berdecak kesal, lalu pergi meninggalkan mereka.

“Apa nona tidak apa-apa?” Ucap salah seorang pengawal pada kak Isabella.

“Ya, aku tidak apa. Itu berkat mereka!” Ujar kak Isabella sambil menunjuk Reno dan Nada. “Yang lebih penting, cepat kejar dia!” Tambahnya.

Pengawal itu kemudian mengangguk, lalu memberikan arahan untuk mengejar pria yang melarikan diri.

“Sepertinya kalian dikhianati oleh rekanmu,” ucap kak Isabella pada wanita berpakaian serba hitam itu.

Wanita itu kemudian tertawa pelan. “Maaf jika mengecewakanmu. Namun, itu adalah kesepakatan yang kami buat. Aku tidak akan merasa kecewa atau tersakiti karena itu,” jelasnya sambil menyeringai.

Kak Isabella hanya diam, belum genap beberapa detik, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Kak Isabella tersenyum membuka pesan tersebut.

“Kalian berdua, tolong bawa mereka ke tempat yang aman!” Ujar kak Isabella pada dua pengawal yang berdiri di belakang pengawal yang memberikan perintah sebelumnya. “Sedangkan Ethan! Kamu ikut denganku!”

“Baik nona!” Balas pria yang bernama Ethan.

“Apa kakak tidak ikut bersama kami?” Tanyaku dengan ekspresi khawatir.

“Tidak! Ada hal penting yang harus aku lakukan! Jadi, tidak usah khawatir!” Jawab kak Isabella, lalu pergi bersama pengawal yang bernama Ethan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!