Second Husband

Seisi tamu undangan kini tengah bergerombol untuk menyapa Ive yang sudah berhasil merebut banyak perhatian dari banyak orang. Dan itu pasti membuat si pemilik acara menatap kesal tanpa bisa melakukan apapun. Tentu saja mereka mati kutu tak bisa bertingkah gila seperti biasanya. Mereka adalah penyandang status keluarga Dargo yang terkenal ber adap meski nyatanya laknat.

Ibu Sofia sejujurnya begitu risih dengan orang-orang yang terus saja melihat Ive atau memberikan sentuhan fisik di pipi dan jemari tangannya. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun saat Elia tak mencegah orang-orang itu.

Ya ampun... cucuku kasihan sekali, setelah ini aku harus membersihkan pipi dan tangannya dengan tissue basah yang mengandung anti bakteri agar semua kuman-kumannya mati.

Jhon yang merasa istri dan Ibunya terlihat tidak nyaman, dia langsung berjalan lalu meraih Ive dari gendongan istrinya.

" Maaf, Tuan dan Nyonya. Ive anak kami sudah harus di baringkan di stroler. Takutnya dia akan merasa tidak nyaman jika terlalu lama di gendongan. "

Semua orang mengangguk berbarengan mendengar ucapan Jhon. Sebagian dari mereka juga kagum dengan sikap Jhon yang begitu protektif terhadap bayinya.

" Anda benar-benar Ayah yang sempurna ya? " Ucap salah satu ibu-ibu yang begitu terpana melihat tampannya Jhon yang melebihi aktor Holywood kesukaannya.

Jhon mengangguk tapi tak berekspresi apalagi menjawab.

" Ken, jaga anakku dengan baik. Jangan menjauh darinya selangkah pun. Kalian juga harus menajamkan mata dan jangan biarkan hal buruk terjadi pada anakku. Seekor nyamuk pun tidak boleh sampai berhasil mencuri darah anakku. Kalian paham? "

Ken dan dua pengawal itu mengangguk patuh.

Hendrick yang mendengar semua ucapan Jhon menjadi begitu marah.

Anakku? heh! dia adalah anakku. Anak yang sedari tadi dikagumi banyak orang adalah anakku. Kau pasti begitu iri padaku kan? sampai-sampai kau mengakui putriku padahal jelas-jelas wajahnya mirip denganku dan Elia.

Setelah meninggalkan Ive bersama orang-orang kepercayaannya, kini Jhon bisa dengan tenang melakukan langkah selanjutnya bersama Elia.

" Jhon, kau dari mana saja? " Tanya Ibu Sofia sebal karena sedari tadi Jhon tidak terlihat.

" Tapi aku memperhatikan semua yang terjadi, Ibu. Jangan marah, aku hanya tidak terlalu menyukai keramaian seperti ini. " Jhon meraih tangan Ibunya dan menggenggamnya dengan hangat. Tentu saja Ibu luluh dan enggan melanjutkan aksi marahnya. Jhon memang paling bisa membujuk ibunya dengan wajah manis yang hampir tidak bisa di lihat oleh hal layak ramai.

" Ibu, duduklah di samping Ive dan orang-oranh yang menjaganya. Ibu pasti lelah kan? "

Ibu mengangguk dan mengikuti apa yang diminta oleh anak laki-lakinya itu.

" Kau tidak memintaku duduk seperti Ibumu? "Ledek Elia.

" Tentu saja kita akan duduk. Tapi ditempat yang mudah diperhatikan banyak orang dan mudah untuk memperhatikan orang. "

Elia tersenyum karena sangat paham dengan apa yang di maksud Jhon. Tak lama kemudian, Jhon dan Elia memutuskan untuk duduk di tengah-tengah ruangan yang telah di susun dengan meja-meja.

" Satu, dua, tiga. " Ucap Jhon sembari menatap ke pintu masuk. Seorang pria datang dan melemparkan senyum lalu mengangkat telapak tangannya untuk menyapa Jhon dari kejauhan. Jhon tersenyum tipis dan mengangguk.

Pria itu berjalan ke arah keluarga Dargo yang terlihat kurang semangat hati ini.

" Selamat atas lahirnya bayi dari keluarga Dargo. " Ucap pria itu yang membuat Zila mendongak karena merasa familiar dengan suaranya.

Zila terkejut dengan tatapan mata yang membulat dan bibir sedikit terbuka. Kedatangan pria itu benar-benar mengoyak hatinya yang merasa tenang saat ini. Zila yang panik secepat mungkin menguasai dirinya. Dia tersenyum dan mengangguk tanpa ingin mengatakan apapun.

" Selamat datang, Tuan Rendra. " Sapa Hendrick ramah sembari mengulurkan tangan karena Rendra adalah partner bisnis barunya.

Rendra mengangguk lalu menjabat ukuran tangan dari Hendrick. Zila semakin terkejut karena ternyata, Hendrick mengenal Rendra.

Ini benar-benar buruk! seharusnya tidak begini. Kenapa dia harus datang kesini? Gumam Zila di dalan hati.

Sementara Jhon dan Elia terus menyaksikan dari kejauhan.

" Siapa pria itu? " Tanya Elia.

" Salah satu pria yang tidur dengan Zila setelah menikahi Hendrick. "

Elia menutup bibirnya menggunakan telapak tangan.

" Salah satu? jadi ada beberapa begitu? "

Jhon mengelus rambut Elia mengangguk dan tersenyum bersamaan.

" Gila! berarti dia telanjang di depan banyak pria? "

Jhon menghela nafasnya. " Apa mungkin melakukan itu dengan pakaian lengkap? "

Elia kini menggeleng heran dengan sifat Zila yang tidak pernah berubah. Meski dulu dia dan Keila sering memergoki Zila berganti pasangan dan keluar dari hotel, dia masih tidak menyangka kalau Zila benar-benar wanita yang seperti itu. Keadian ini mengingatkan Elia dengan ucapan Keila yang mengatakan jika Zila itu penyandang hyper ****. Dia tidak akan mudah puas hanya dengan satu pasangan saja.

" Apa ini rencana mu? " Tanya Elia.

" Iya. Dari sekian banyak lelaki yang tidur dengan Zila, Rendra adalah satu-satunya pria yang bisa memberikan perangkap tanpa disadari. oleh Dargo. "

" kenapa pria tampan dan hebat seperti itu mau tidur dengan Zila? "

Jhon menatap Elia tajam. Entahlah, mendengar kekaguman yang ditunjukkan Elia untuk pria lain membuatnya merasa tak nyaman.

" Jhon, kenapa tiba-tiba diam? " Elia menatap Jhon yang juga menatapnya. Elia sempat mengeryit mengartikan tatapan itu, tapi entah apa Elia tidak bisa menebaknya.

" Mulai hari ini kau di larang mengagumi pria lain. "

Elia mengeryit bingung tapi bahagia setelah paham apa yang di maksud Jhon.

" Apa kau cemburu? " Goda Elia sembari mendekatkan wajahnya.

" Tidak. " Jhon mengalihkan pandangan karena merasa hawa panas tiba-tiba terasa di wajahnya.

Elia tersenyum lalu kembali menjauhkan wajahnya.

Sementara di tempat yang tak jauh dari mereka, Hendrick kini tengah menatap kesal Jhon dan Elia. Tak bisa di pungkiri, rasa cinta terhadap Elia tidaklah mudah untuk di musnahkan. Terlebih lagi secara fisik Elia jauh lebih unggul di banding Zila. Dan yang membuatnya semakin tak bisa melupakan Elia adalah putri mereka yang begitu cantik sehingga membuat Hendrick merasa rugi karena bercerai dari Elia.

Jhon tersenyum saat menyadari tatapan Hendrick begitu tajam ke arah mereka.

" Elia.."

" Em? "

" Ayo kita berciuman. "

Elia mengeryit menatap wajah Jhon yang tak memiliki ekspresi saat mengajaknya berciuman. Elia tak menjawab dan justru diam kebingungan. Kenapa? di takut salah dengar dan dengan tidak tahu malunya mencium dengan tiba-tiba.

Tak kunjung mendapat jawaban, Jhon akhirnya bertindak lebih dulu dengan merangkul Elia lalu membuat tatapan mereka bertemu.

" Tersenyumlah, Elia. "

Elia tersenyum mengikuti titah suaminya. Jhon mengelus pipi Elia lalu menciumnya disana.

Hendrick semakin kesal dengan kepalan tangan yang menguat.

Tak berhenti disitu, Jhon kembali mengedarkan ciumannya di beberapa area, seperti dahi, hidung, kedua mata, dan terakhir bibir.

Dasar brengsek kau Jhon! kau benar-benar telah merampok anak dan istriku. Aku tidak akan membiarkan mu hidup dengan damai. Aku bersumpah!

TBC