NovelToon NovelToon
Cinta di Badai Musim Semi

Cinta di Badai Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dwi-chan

Amira Nimra, seorang gadis yang mengidap DID atau biasa disebut dengan penyakit kepribadian ganda. Begitu banyak liku-liku yang ia jalani, di jauhi oleh orang-orang karena di anggap aneh, lalu musuh kakak-nya yang terus mengincar dirinya.

Namun, seseorang datang kepadanya. Memberikan uluran tangan untuknya, memberikan semangat, dan mengisi rasa kesepiannya setiap saat.

"Jangan bodoh, mati tidak akan menyelesaikan semuanya!" ~

***

"Amira, kau bisa mengandalkan aku kapan pun kau mau."


Don't Copy My Story
Warning Typo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Eliza

Tatapan Eliza menajam seketika, gadis itu mengeluarkan senjatanya, tangannya benar-benar mengepal.

Gadis itu hendak beranjak, namun terhenti kala seseorang datang kembali.

"Kau harus membunuh kakak beradik itu," ucap seseorang yang baru saja datang itu.

"Tepati janjimu, tidak mungkin kau tidak bisa membunuh bocah tengik itu?! Bagaimana pun juga perusahaan itu harus menjadi milikku!"

Klik

Eliza mematikan rekaman suara yang sedari tadi ia nyalakan. Diam-diam ia mulai pergi dari sana tanpa ada satu pun yang menyadarinya.

Flashback Off'

Brak!

Rio sontak mencekik gadis itu, "Kau wanita sialan! Kau menggunakan tubuh adikku dan menyusup ke tempat yang berbahaya, apa maumu hah!"

Eliza tidak bereaksi sama sekali, gadis itu tersenyum meremehkan, "Lantas? Bukankah aku berhasil? Bagaimana denganmu yang selama bertahun-tahun tidak menyadarinya?"

"Kau harus mewaspadai sesuatu Rio, seseorang telah mengkhianatimu, dia menusuk dari belakangmu tanpa kau menyadarinya sama sekali.. "

"Seseorang yang begitu sangat dekat denganmu..." Eliza menyeringai melihat Rio yang mengendurkan cekikan pada lehernya.

"Katakan.. Dan kau bisa melakukan apa pun yang kau mau," tawar Rio membuat Eliza tersenyum kemenangan.

"Baiklah, dia adalah.. "

Rio terbelalak seketika, "Itu tidak mungkin, jangan bermain-main Eliza."

Eliza terkekeh, "Apakah aku memiliki banyak waktu untuk bermain-main? Hm?"

Eliza beranjak, "Begini saja, aku akan membuat rencana... Aku bisa membuktikannya."

~Acara Perpisahan pukul 19.00~

Tap

Rio perlahan keluar dari mobilnya, lalu ia mengulurkan tangannya kepada seorang gadis yang ada di dalamnya. Banyak pasang mata melihatnya, apalagi Rio yang terkenal sebagai pengusaha muda.

Lalu seorang gadis keluar dari mobilnya dengan anggunnya. Gadis itu mengenakan dress berwarna cream selutut, surainya yang dikuncir kuda membuatnya menjadi lebih elegan.

"I-itu Amira?"

"Dia sangat cantik malam ini."

"Jadi dia membawa kekasihnya ya?".

"Dia hanya sebatang kara."

Rio mendengus mendengarnya, namun setelahnya ia menyeringai tipis. Mungkin beberapa waktu lagi akan ada kejutan yang besar.

"Cukup sulit menunggumu tersadar, aku dan Amira sudah berdiskusi cukup lama, dan dia menyetujuinya," jelas Rio dengan nada sedikit kesal, sejujurnya ia sedikit berharap bisa berdampingan bersama adik perempuannya itu.

Eliza melingkarkan tangannya pada tangan Rio dan tersenyum, "Sayang sekali, maaf merusak acaramu."

Rio memutar bola matanya malas, ucapan yang keluar dari mulut gadis itu benar-benar tidak ada ketulusan sama sekali.

"Gerald, kau bisa berjaga di sekitar.. " titah Rio, Gerald mengangguk patuh dan pergi.

"Lalu apa?" tanya Rio menunggu.

"Bersabarlah, kita bisa menikmati pesta ini dulu," ujar Eliza melepaskan pelukannya. Gadis itu menatap sekelilingnya, lalu ia tersenyum kala mendapati Setia yang tengah berbincang ria dengan orang tuanya.

Rio mengikuti arah pandang Eliza, "Kenapa kau melihat Setia? Kau menyukainya?"

Eliza mendengus, "Itu tidak mungkin. Aku hanya berpikir anak muda sepertinya memiliki tekad yang besar, aku tahu dia menyukai Amira."

Rio terdiam mendengar perkataan Eliza, ia memandang Setia dari kejauhan, "Yah.. Tapi sayang sekali, mereka harus berpisah setelah ini selesai."

Acara perpisahan itu pun dimulai. Berawal dari sambutan-sambutan dari pihak sekolah dan nyanyian perpisahan. Eliza mencoba menikmati acara yang berlangsung, meskipun ia merasa kesal karena acara itu berlangsung sangat lama.

"Lalu! Kami juga kedatangan tamu istimewa, seorang pengusaha muda yaitu Rio Anggara! Jika berkenan, dipersilahkan untuk ke depan dan memberikan kata-kata motivasi untuk para siswa-siswi di sini," pinta MC dengan nada sopannya.

Rio membetulkan jasnya dan berjalan ke depan dengan wajah wibawanya. Banyak pasang mata yang menatapnya dengan kagum.

"Terimakasih karena sudah mempersilahkan saya agar bisa berdiri di depan kalian semua, terimakasih banyak," kata Rio dengan wajah ramahnya.

"Tidak banyak yang akan saya sampaikan. Selamat untuk semua siswa-siswa yang lulus, saya harap ke depannya kalian bisa terus menjadi yang terbaik."

"Kata-kata dari saya adalah, tidak ada yang mustahil untuk kita gapai. Kejarlah, jika lelah istirahatlah dan lanjutkan mengejar tujuan itu. Pasti berhasil, jika tidak? Mungkin akan di gantikan dengan yang terbaik."

Prok

Prok

Tepuk tangan bergema di dalam aula. Rio membungkukkan tubuhnya dan tersenyum, "Saya juga bisa berada di sini karena adik saya, dia menjadi alasan saya untuk tetap terus bertahan sampai sekarang. Dia adalah Amira Nimra Anggara.. "

Sontak semua yang hadir di sana hening. Eliza menatap Rio terkejut, ini bahkan tidak termasuk dengan rencana yang ia buat. Apa yang pemuda itu rencanakan sebenarnya?

"Bukankah Rio anak tunggal? Adiknya meninggal karena kecelakaan kan?"

"Jadi itu benar-benar adiknya?"

"Apa yang terjadi?"

Rio meletakkan memberikan Mic-nya pada MC dan melangkah mendekat ke arah adiknya itu. Rio dengan tiba-tiba memeluk gadis itu hingga Eliza bingung dibuatnya.

"Arah jam 3.. Bersiaplah," bisik Rio membuat Eliza tertegun, gadis itu melirik arah yang di tunjukkan Rio dengan ekor matanya.

Eliza menarik Rio kesamping dan..

Dor!

Brak!

Keduanya tersungkur ke lantai. Keributan pun tidak terelakkan. Eliza menatap tajam seseorang di lantai atas yang hendak pergi dari sana, ia menggapai pisau buah yang ada di atas meja dan melemparnya secepat kilat.

Jleb!

Pisau itu tertancap sempurna di punggung orang itu.

"Di atas!" teriak Rio membuat para anak buahnya berlari.

Eliza pun turut berlari naik ke lantai atas aula. Saat tiba, ia mendapati seseorang yang terbaring dengan pisau yang masih menancap di punggungnya.

"Aku mendapatkanmu, Tuan Gerald.. "

Bersambung..

1
Yoo Stefanno
kurang
Dwi-chan: makasih kak masukannya/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!