Dua Garis Biru

Malam harinya, Zea sengaja tidak mau buru buru masuk ke dalam kamarnya karena di sana ada Davin yang pasti akan selalu mengganggunya.

Zea membaringkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tengah dengan tv masih menyala .

Tak lama kemudian bukannya dia yang melihat tv tapi tv yang melihatnya tertidur pulas .

Davin yang dari tadi menunggu Zea pun keluar dari kamar untuk mencarinya. Matanya berkeliaran ke sana ke mari untuk mencari keberadaan sosok istri cantiknya itu.

" aduh, di mana sih Zea , mana gelap lagi ach kok aku jadi penakut gini ya " gumamnya sendiri sambil menyalakan flash ponselnya.

Dan matanya seketika berbinar mendapatkan Zea tertidur pulas di sofa . Davin mendekati Zea dan menggoyang goyangkan pipinya agar bangun dan pindah ke kamar , tapi karena pulsanya Zea tidak mau dibangunkan.

Davin pun meletakkan ponselnya di atas meja dan meraih tubuh istrinya itu untuk dibopong masuk ke dalam kamarnya.

Perlahan membaringkan tubuh Zea di ranjang king size yang bercorak pink dan bergambar hello Kitty.

Davin masih terus melihat wajah Zea dan menatapnya tak berkedip , perlahan dia sentuh pipi mulus istrinya dan mencoba mengusapkan perlahan " Zea, andai kamu tahu perasaanku yang sesungguhnya"

Davin terus saja mengusap wajah cantik di depannya yang sedang terlelap itu dan memberanikan diri mencium keningnya.

Dan di saat itu Zea membuka matanya.

" hahhh Davin ! Apa yang kamu lakukan ! kamu mau memperkosaku lagi !" Zea mendorong tubuh Davin hingga terjatuh ke lantai .

Davin memegangi pinggangnya dan meringis kesakitan " aduh Zea, kasar amat sih ? Sakit nih pinggangku , lagi pula sebagai suamimu masa gak boleh sih cium istrinya sendiri?"

Zea masih tidak terima dan beranjak sambil berkacak pinggang di depan Davin " memangnya sejak kapan kamu menganggapku istrimu ?"

" sejak hari ini " jawab Davin enteng . Tapi Zea semakin geram " jadi kemarin kemarin itu kamu menganggapku apa Davin Maulana Alfarest !"

" salah ya ?" jawab Davin sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal .

" pikir saja sendiri !" Zea beranjak sambil melemparkan bantal ke muka Davin .

Davin tersenyum miring kemudian merebahkan tubuhnya di kasur dan menutupinya dengan selimut namun matanya tetap tidak mau terpejam , karena terus saja kepikiran wajah cantik Zea yang tidak mau hilang dan tetap menari nari di pelupuk matanya.

#

Keesokan harinya, Davin dan Zea bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Mereka berangkat bersama dan terlihat akur seperti pasangan suami istri lainnya cuma bedanya mereka masih memakai seragam putih abu-abu.

Davin melajukan mobilnya dengan hati hati dan tidak seperti biasanya, Zea nampak heran dan sesekali menatap Davin dengan kesal

 " Vin ! Kamu kenapa sih , sudah jam berapa sekarang! Kamu mau kita kena skors lagi ! "

" kamu kan lagi hamil sayang takut terjadi apa apa sama anak kita , makanya aku bawa mobilnya pelan pelan " jawab Davin dengan santainya dan tetap perlahan melajukan mobilnya.

Zea nampak semakin kesal dan minta berhenti di depan .

" berhenti Vin , aku turun saja di sini , aku gak mau kena skors lagi gara gara kamu "

Davin pun menghentikan laju mobilnya dan tersenyum untuk menahan emosinya menghadapi sifat manja istrinya itu, karena menurut teori yang dia dapat dari ponselnya wanita hamil itu harus terjaga moodnya dan tidak boleh stress, karena itu Davin tidak mau membuat Zea stress .

Zea pun segera turun dari mobilnya dan berdiri dengan cemberut di pinggir jalan , Davin segera berlari untuk menghampirinya

" kamu kenapa sih Zea , ayo masuk mobil lagi , aku tuh bermaksud baik Lo , tidak mau terjadi apa apa dengan anak kita "

Zea mendengus perlahan dan memalingkan wajahnya.

" sabar Davin sabar " gumam Davin sambil mengelus dadanya .

Dan dari kejauhan terlihat ada taksi melaju ke arahnya , Zea berbinar dan berlari ke tengah tengah jalan untuk menghentikannya.

"Zea berbahaya !" teriak Davin yang panik dan sangat takut terjadi sesuatu dengan Zea.

Tapi Zea tidak perduli dan tetap merentangkan kedua tangannya " stop , pak tolong aku , aku harus segera sampai di sekolah atau gagal lagi mengikuti ujian ?"

Sopir taksi itu pun terdiam dan Zea nerobos masuk begitu saja kemudian duduk di samping pak sopir .

" ayo pak cepat pak, gak usah pedulikan dia , sekarang sudah siang aku tidak mau terlambat " ucap Zea .

Davin pun sangat kesal dan mencoba berteriak untuk menghentikan taksinya tapi tetap saja taksi yang ditumpangi Zea melaju kencang .

" sialan , aku harus mengikuti Zea aku tidak mau terjadi sesuatu dengan dia " gumam Davin kemudian bergegas menaiki mobilnya dan melajukannya untuk mengikuti taksi itu.

Di dalam taksi , Zea mendengus lega dan merebahkan tubuhnya di sandaran kursi .

Tiba tiba ada sebuah suara yang mengejutkannya .

" kamu berani menghentikan taksiku apa kamu sudah berpikir dua kali sebelumnya nona muda " ucap seseorang dengan suara barinton dari belakang kursi Zea.

Zea melotot tajam dan perlahan menoleh ke belakang.

Deg " hahhh ganteng banget " gumam Zea saat menoleh ke belakang.

" apa anda mengatakan sesuatu ? " tanya pemuda tersebut.

" ah tidak tuan, m-maafkan aku tuan a-aku buru buru dan tidak sengaja masuk taksi tuan , sekali lagi saya minta maaf tuan " jawab Zea kemudian berbalik menatap ke depan.

"aduhhh , sungguh sial benar pagi ini, hahhh ini pasti gara gara Davin yang selalu menyusahkan hidupku " gumam Zea sambil meringis menahan malu.

...🌿🌿🌿...

Davin melajukan mobilnya di belakang taksi yang Zea tumpangi, namun di persimpangan Davin memilih jalan pintas " hahh mending aku pilih jalan ini saja , aku harus bisa lebih dulu sampai di sekolah"

Davin menatap ke arah depan dengan konsentrasi pada padatnya jalanan, namun matanya terkesiap melihat seseorang berdiri dengan lusuh dan pucat di pertigaan lampu merah dekat sekolahnya .

" Ayu , kenapa dia di sini ?" gumamnya sendiri kemudian mulai menepikan mobilnya.

Setelah mobil berhenti, Davin segera keluar untuk menemui Ayu.

" Ayu , ada apa denganmu , apa yang terjadi , terus kenapa kamu di sini?"

Ayu hanya terdiam dan menatap dalam dalam pemuda yang sangat dicintainya itu " Davin, aku ke sini untuk mencarimu , ada yang ingin aku katakan kepadamu Davin ?"

Davin pun mengangguk dan meminta Ayu naik ke mobilnya " baiklah Ayu, kita bicara di dalam mobil saja "

Setelah mereka berdua duduk di dalam mobil , Ayu memulai pembicaraan dengan menanyakan keadaan Zea yang dijawab dengan sebuah senyuman oleh Davin.

" kamu sendiri bagaimana Ayu ? Pemuda yang menghamili kamu apa dia mau bertanggungjawab yu ?" pertanyaan Davin seketika membuat luka hati Ayu semakin perih hingga ke jantungnya.

Ayu menunduk dan mulai menitikkan airmatanya " Vin, bahkan aku tidak tahu siapa bapaknya Vin, karena setelah kejadian itu aku tidak perduli dengan diriku sendiri , aku sudah kotor dan sekalian saja kotor aku tidur dengan banyak laki laki, entah sudah berapa laki laki yang menjamahku aku lupa bahkan kenikmatannya aku sudah tidak bisa merasakannya lagi Vin "

Davin menarik nafas panjangnya dan menyandarkan kepalanya di jok mobilnya

" kamu harus bisa menghargai dirimu sendiri Ayu "

" tapi hidupku sudah tidak berharga Vin dan satu hal lagi Vin , aku sudah berusaha melupakan cinta kita tapi aku tetap tidak bisa Vin, semakin aku berusaha melupakanmu aku semakin mencintaimu Vin " ucap Ayu sambil menunduk dan mengusap air matanya yang mengalir deras membasahi pipinya.

Davin merasa sangat iba melihat penderitaan Ayu " Ayu , apa yang bisa aku lakukan untukmu yu ?"

Ayu menatap lembut mata Davin dengan mata sembabnya " berikan aku tanda perpisahan Vin , setelah ini aku akan pergi ke kampung dan memulai hidupku di sana , aku akan membesarkan anakku di kampung tempat bibiku tinggal "

Davin menatap nanar di depannya dan mulai mengusap air mata Ayu yang menetes di pipinya.

" maafkan aku Ayu, aku telah memberimu banyak sekali penderitaan , semoga di kampung hidupmu bahagia dan sejahtera, ini bawalah untuk biaya hidupmu dan anakmu di sana " Davin memberikan sebuah ATM berisi 1 M yang tadinya mau dia hadiahkan untuk Zea tapi Davin merasa Ayu lebih membutuhkannya.

Ayu semakin menangis .

Davin pun meraih dagu Ayu dan mencium lembut bibir merahnya.

Ayu merasakan getaran hebat di dadanya .

Davin ingin menyudahi ciumannya tapi tangan Ayu menahannya dan melingkarkannya di leher Davin sehingga ciuman mereka semakin dalam .

Di saat yang bersamaan sepasang mata melihat dari mobil yang berbeda .